Thursday, 15 November 2018

Infoburungindo Cara Melatih Jalak Kebo Mata Putih Biar Dapat Bicara

Burung Jalak Kebo/Jalak Penyu yaitu salah satu jenis burung kicau yang cepat gacor dan sangat cerewet, bahkan bila telaten melatihnya burung ini sanggup mengucapkan beberapa kata Manusia ibarat "halo, hai, cewek" dan beberapa kata-kata pendek lainnya, terutama untuk jenis Jalak Kebo mata putih.

Pada dasarnya setiap jenis burung Jalak (Jalak Kebo, Jalak Nias, Jalak Suren, Jalak Putih dan lainnya) yaitu burung peniru yang baik dan sanggup dilatih untuk mengucapkan beberapa kata-kata pendek, hanya saja Jalak Kebo/Jalak Penyu bukanlah dari jenis burung ibarat Beo yang sanggup menghafal beberapa kata sekaligus untuk diucapkan dengan fasih. Maka dari itu untuk melatih Jalak Kebo mata putih bicara berbeda dengan cara melatih burung Beo.

Berikut ini beberapa cara untuk melatih Jalak Kebo mata putih supaya sanggup bicara:

• Pilihlah Jalak Kebo/Jalak Penyu yang usianya masih muda supaya lebih gampang jinak dan lebih gampang mengingat kata-kata yang kita ucapkan. Lebih baik lagi bila memelihara Jalak Kebo dari anakan sebab memorinya masih kosong sehingga lebih gampang mengingat kata-kata yang kita ajarkan.

• Tempatkan Jalak Kebo/Jalak Penyu diruangan yang sering dipakai untuk beraktifitas supaya secara alami sanggup menirukan kata-kata Manusia yang sering didengarnya.

• Harus sering di ajak bermain-main dengan cara mengelus-elus kepingan badan dan kepalanya.

• Biasakan untuk memberi makan Jalak Kebo/Jalak Penyu pribadi dari tangan sambil mengelus-elus kepalanya dan diajak bicara dengan kata-kata yang sama di ulang-ulang setiap hari.

• Biasakan untuk selalu mengucapkan kata-kata singkat yang gampang di ingat supaya Jalak Kebo terbiasa dengan kata-kata tersebut dan menghafalnya.

• Setiap kali kita melatih Jalak Kebo, selalu berikan pakan favoritnya berupa jangkrik atau pakan lain yang disuakainya.

Lakukan cara tersebut secara rutin dan konsisten supaya Jalak Kebo mata putih sanggup bicara menirukan kata-kata yang kita ajarkan dengan fasih.

Baca juga:

Tips sukses beternak Jalak Suren Jawa untuk pemula

Cara pemasteran Jalak Suren Jawa trotol/anakan supaya full isian

Ciri-ciri perbedaan Jalak Nias jantan dan betina yang akurat

Demikian sedikit informasi perihal "Cara melatih Jalak Kebo mata putih supaya sanggup bicara". Untuk informasi lain seputar burung Jalak, sanggup dibaca pada artikel yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Anakan Jalak Kebo mata putih

Monday, 12 November 2018

Infoburungindo Perawatan Khusus Untuk Murai Kerikil Trotol Semoga Cepat Ganti Bulu Dewasa

Pada artikel kali ini kita akan membahas ihwal perawatan khusus untuk Murai Batu (MB) trotolan usia 1,5 bulan semoga lebih cepat berganti bulu.

Memelihara Murai Batu (MB) trotolan memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam merawatnya setiap hari hingga burung menjadi remaja dan sanggup dinikmati bunyi kicauannya yang merdu.

Berikut ini rujukan perawatan harian Murai Batu (MB) trotolan hingga berganti bulu dewasa:

• Pakan

Trotolan Murai Batu (MB) memerlukan lebih banyak nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya semoga normal dan optimal, oleh alasannya ialah itu trotolan Murai Batu harus diberikan pakan berprotein tinggi mirip jangkrik dengan porsi 8-10 ekor ditambah kroto segar dengan porsi 1 sendok makan setiap pagi. Kalau tidak ada kroto porsi jangkrik ditambah menjadi 15 ekor.

Pada sore harinya berikan jangkrik sebanyak 10 ekor tanpa pelengkap kroto atau ulat kandang. Extra fooding (EF) hanya diberikan pada pagi dan sore saja, dan untuk pakan utamanya tetap diberikan voer didalam cepuknya.

• Mandi

Murai Batu (MB) ternak harus di ajari untuk mandi keramba semenjak dini semoga sesudah remaja terbiasa mandi keramba. Walaupun pada awalnya harus dipaksa dengan cara ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam keramba dan dipancing dulu dengan disemprot air semoga mau mandi, alasannya ialah kalau tidak di ajari semenjak trotolan maka sesudah remaja burung tidak akan mau masuk keramba untuk mandi. Berbeda dengan Murai Batu gampang hutan (MH), walaupun sudah remaja tapi lebih gampang untuk mandi didalam keramba.

• Penjemuran

Penjemuran bersama-sama tidak terlalu penting untuk Murai Batu (MB) trotolan, alasannya ialah tanpa dijemur-pun burung tetap sehat, lincah dan suaranya juga lebih jernih. Murai Batu trotolan cukup dijemur selama 15 menit saja pada jam 07.00 pagi untuk menghangatkan tubuhnya.

Jadi untuk merawat Murai Batu (MB) trotolan sebaiknya fokus pada pergantian bulunya dulu, alasannya ialah yang kita harapkan dari Murai Batu trotolan tentu saja semoga burung cepat berganti bulu dan terlihat gagah menjadi Murai Batu remaja. Untuk itu sebaiknya terapkan rujukan perawatan mirip rujukan perawatan Murai Batu remaja yang sedang mabung (ngurak).

• Penempatan

Penempatan juga merupakan faktor penting dalam proses tumbuh kembang Murai Batu (MB) trotolan, oleh alasannya ialah itu sebaiknya Murai Batu trotolan ditempatkan pada ruangan yang mempunyai sirkulasi udara yang baik dan jangan berpindah-pindah daerah dulu untuk beberapa waktu.

Usahakan jangan menempatkan Murai Batu (MB) trotolan diruangan yang pengap, panas, kurang cahaya dan sirkulasi udaranya jelek alasannya ialah sanggup mengakibatkan Murai Batu trotolan menjadi tidak sehat, pertumbuhannya tidak normal, suaranya menjadi serak dan bahkan sanggup terkena serangan penyakit mirip tetelo.

• Pemasteran

Proses pemasteran untuk Murai Batu (MB) ternak merupakan salah satu proses penting semoga nantinya sesudah remaja Murai Batu tersebut mempunyai bahan isian yang bervariasi, alasannya ialah bunyi kicauan Murai Batu ternak tergantung dari proses pemasteran yang dilakukan semenjak burung masih kecil. Lain halnya dengan Murai Batu muda hutan (MH) yang telah mempunyai bunyi isian alam.

Murai Batu (MB) termasuk burung yang cerdas apalagi jika usianya masih muda, menyerupai kertas putih yang masih higienis dan kosong, maka terserah kita mau digambar atau ditulisi apa sesuai selera kita.

• Proses pergantian bulu

Normalnya pada usia 3 bulan, trotolan Murai Batu (MB) akan mulai memasuki proses berganti bulu. Pada masa ini sebaiknya burung lebih banyak dikrodong (full krodong) hingga semua bulu-bulu trotolnya rontok semua.

Pada masa pergantian bulu ini, kurangi porsi derma jangkrik dan berikan pelengkap extra fooding (EF) mirip ulat hongkong (UH) atau ulat sangkar (UK) untuk membantu mempercepat proses perontokan bulu-bulunya.

Setelah bulu-bulu gres mulai tumbuh, berikan porsi jangkrik lebih banyak, tambahkan kroto sebagai sajian extra foodingnya dan stop derma ulat hongkong (UH) atau ulat kandang.

Lakukan perawatan tersebut secara rutin dan konsisten semoga Murai Batu (MB) trotolan sanggup tumbuh normal dan optimal, serta proses pergantian bulunya sanggup berlangsung lebih cepat dan normal.

Baca juga:

Tips ternak Murai Batu semoga menghasilkan anakan yang berkualitas

Usia ideal Murai Batu (MB) untuk dilombakan

Dampak jelek penjemuran yang terlalu usang pada Murai Batu

Demikian sedikit isu ihwal "Perawatan khusus untuk Murai Batu trotol semoga cepat ganti bulu dewasa". Untuk isu lain seputar Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada artikel yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Trotolan Murai Batu (MB) umur 1,5 bulan

Saturday, 10 November 2018

Tips Sukses Beternak Jalak Suren Jawa Untuk Pemula

Jalak Suren Jawa (Lokal) yaitu salah satu jenis burung favorit para Kicau Mania. Burung ini populer sangat cerewet, cepat menjadi gacor, dan termasuk burung yang cersas alasannya yaitu sanggup menirukan banyak sekali macam bunyi kicauan burung-burung lain dan juga suara-suara lain yang sering didengarnya.
Memelihara Jalak Suren Jawa (Lokal) memang tidak akan membosankan alasannya yaitu bunyi isiannya sanggup majemuk tergantung dari proses pemasteran yang kita lakukan semenjak burung tersebut masih kecil.
Populasi Jalak Suren Jawa (Lokal) di alam bebas sudah sangat langka, bahkan sanggup dikatakan nyaris punah akhir perburuan liar dan rusaknya habitat alami burung ini, sehingga stok Jalak Suren Jawa (Lokal) dipasaran hampir seluruhnya berasal dari hasil penangkaran.
Banyaknya peminat Jalak Suren Jawa (Lokal) tentunya menjadi peluang perjuangan yang cukup menjanjikan bila sanggup berhasil menangkarkan burung ini, alasannya yaitu harga jual Jalak Suren Jawa (Lokal) masih cukup tinggi hingga ketika ini.
Beternak Jalak Suren Jawa (Lokal) bergotong-royong secara garis besar hampir sama dengan cara beternak burung kicauan jenis lainnya menyerupai Kacer, Murai Batu (MB) dan burung-burung lainnya. Kunci keberhasilan dalam budidaya Jalak Suren Jawa (Lokal) yaitu niat, ketelitian, ketelatenan, kesabaran, dan tehnik budidaya yang benar.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam beternak Jalak Suren Jawa (Lokal):
Memilih calon indukan
• Burung yang ideal untuk dijadikan indukan baik jantan maupun betina yaitu yang telah berusia sekitar 1-2 tahun, alasannya yaitu pada usia tersebut Jalak Suren sudah siap kawin.
• Pilihlah calon indukan Jalak Suren Jawa (Lokal) yang sudah jinak semoga proses reproduksinya berjalan lancar.
• Pilihlah calon indukan Jalak Suren Jawa (Lokal) yang sehat, tidak mempunyai cacat fisik dan tidak sedang terkena penyakit.
• Pilihlah calon indukan Jalak Suren Jawa (Lokal) yang mempunyai postur badan ideal (Proporsional), dan mempunyai penampilan fisik yang menarik.
• Pilihlah calon indukan Jalak Suren Jawa (Lokal) yang mempunyai bunyi manis dengan volume yang keras semoga anakan yang dihasilkan juga berkualitas.
Menyiapkan sangkar penangkaran
• Sebetulnya tidak ada ukuran baku untuk sangkar penangkaran Jalak Suren Jawa (Lokal), tapi idealnya ukuran sangkar penangkaran sanggup dibentuk dengan ukuran 2x1x2,5 m. Tapi bila lokasinya tidak memungkinkan, sangkar penangkaran sanggup dibentuk dengan ukuran 1x1x1 m.
• Dinding sebelah kanan, kiri dan belakang sangkar penangkaran sanggup dibentuk dari batako atau watu bata merah, tapi jangan diplester semen semoga kelembabannya tetap terjaga.
• Untuk penggalan depan sangkar penangkaran sanggup ditutup dengan kawat ram.
• Untuk atap sangkar penangkaran sebaiknya sebagian ditutup dengan asbes dan sebagian lagi ditutup dengan kawat ram.
• Lantai sangkar penangkaran sanggup tetap memakai tanah semoga kondisi didalam sangkar tetap lembab dan lebih cepat menyerap kotoran burung.
• Tenggeran/tangkringan sebaiknya memakai ranting kayu asam semoga gampang dicengkeram.
• Kotak sarang untuk Jalak Suren Jawa (Lokal) sanggup dibentuk dari kayu atau triplek dengan bentuk persegi ukuran 25x25x35 cm. Kotak sarang diletakkan dibagian atas sangkar penangkaran alasannya yaitu Jalak Suren lebih suka bersarang/bertelur di atas/tempat yang tinggi.
• Sediakan juga daerah air yang cukup besar didalam sangkar penangkaran untuk mandi burung.
Proses perjodohan
Jika kita membeli Jalak Suren jantan dan betina yang belum berjodoh, maka kedua calon indukan Jalak Suren tersebut harus dijodohkan terlebih dulu sebelum dimasukkan ke dalam sangkar penangkaran semoga tidak terjadi perkelahian.
Berikut ini langkah-langkah untuk menjodohkan calon indukan Jalak Suren jantan dan betina:
• Tempatkan kedua calon indukan Jalak Suren Jawa dalam sangkar terpisah. Atur posisi kedua sangkar semoga letak daerah pakan dan minumnya saling berdekatan sehingga pada ketika makan dan minum kedua calon indukan Jalak Suren merasa menyerupai sedang makan dan minum bersama.
• Atur posisi tenggeran/tangkringannya searah membentuk garis lurus semoga ketika bertengger kedua calon indukan Jalak Suren saling berdekatan, tetutama pada ketika tidur semoga sanggup saling berdekatan meskipun masih terhalang jeruji kandang.
• Biarkan proses tersebut berlangsung selama beberapa hari, dan bila kedua burung sudah mulai berkicau saling bersahutan, maka keduanya sanggup mulai disatukan dalam satu kandang.
• Amati tingkah laris kedua calon indukan Jalak Suren Jawa selama beberapa saat. Jika salah satu burung bertingkah kasar dan menyerang pasangannya, segera semprot burung yang mencoba menyerang tersebut dengan air.
• Jika kedua calon indukan Jalak Suren masih saja saling menyerang, sebaiknya kedua burung dipisahkan lagi dalam sangkar terpisah menyerupai sebelumnya.
• Ulangi proses penyatuan kedua calon indukan Jalak Suren Jawa setiap 3 kali sehari hingga keduanya tidak saling menyerang lagi (akur).
• Jika sehabis disatukan dalam satu sangkar keduanya sudah benar-benar terlihat akur dan mulai berkicau sahut-sahutan, maka sudah saatnya untuk memasukkan Jalak Suren betina kedalam sangkar penangkaran terlebih dulu pada pagi hari, sedangkan Jalak Suren jantan tetap ditempatkan didalam sangkar terpisah yang didekatkan dengan sangkar penangkaran yang telah ditempati Jalak Suren betina. Selanjutnya pada sore harinya Jalak Suren jantan juga dimasukkan kedalam sangkar penangkaran dengan hati-hati semoga tidak mengagetkan Jalak Suren betina yang ada didalam sangkar penangkaran.
• Pada malam harinya amati kedua calon indukan Jalak Suren Jawa tersebut. Jika keduanya tidur saling berdekatan, kemungkinan besar telah berjodoh.
Pemberian pakan
Pakan utama Jalak Suren Jawa yaitu voer kering, tapi pada ketika ditangkarkan sebaiknya kedua indukan lebih banyak diberikan pakan alami menyerupai pisang dan pepaya, serta diberikan Extra fooding (EF) berupa jangkrik, ulat hongkong, kroto, cacing dan lainnya dengan porsi lebih banyak.
Pada ketika ditangkarkan, Jalak Suren membutuhkan lebih banyak pakan berprotein tinggi untuk mendongkrak birahinya sehingga proses perkawinan akan bejalan lancar.
Kebutuhan pakan utama dan pakan embel-embel harus tercukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kedua indukan Jalak Suren Jawa, alasannya yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan nutrisi kedua indukan, akan mempercepat proses reproduksi Jalak Suren Jawa (Lokal).
Indukan Jalak Suren betina akan mulai bertelur kurang lebih 1 ahad sehabis proses perkawinan terjadi. Selanjutnya telur akan di erami oleh induk Jalak Suren betina hingga menetas.
Perawatan anakan Jalak Suren Jawa (Lokal)
• Setelah telur menetas, biarkan dulu anakan Jalak Suren Jawa (Lokal) dirawat induknya hingga berumur 1 ahad atau 1 bulan.
• Setalah di ambil/di sapih dari induknya, anakan Jalak Suren Jawa (Lokal) dimasukkan ke dalam inkubator atau sangkar yang diberi lampu sebagai penghangat. Tempatkan anakan Jalak Suran Jawa sendiri-sendiri didalam besek atau sarang buatan.
• Anakan Jalak Suren Jawa diberikan pakan dengan cara diloloh voer halus yang dicampur ktoto atau potongan perut jangkrik dan dibasahi dengan air hangat setiap 1 jam sekali.
• Setelah agak besar anakan Jalak Suren Jawa sanggup diloloh 2 jam sekali, tapi didalam kandangnya disediakan campuran voer. Setelah semakin besar anakan Jalak Suren diloloh 3 jam sekali dan seterusnya hingga sanggup makan sendiri.
• Jika sudah sanggup makan sendiri, anakan Jalak Suren Jawa sanggup mulai diberikan jangkrik kecil yang telah dibuang kaki-kakinya sehari 3 kali masing-masing sebanyak 5 ekor.
Baca juga:
Demikian sedikit isu wacana "Tips sukses beternak Jalak Suren Jawa untuk pemula". Untuk isu lain seputar burung Jalak, sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Indukan Jalak Suren Jawa

Thursday, 8 November 2018

Cara Beternak Cucak Rowo Yang Benar Supaya Berhasil

Burung Cucak Rowo dikenal sebagai burung glamor dengan harga yang mahal dan identik sebagai burung peliharaan orang-orang kaya.
Penampilan fisik burung Cucak Rowo sesungguhnya sanggup dibilang kurang menarik. Suara kicauan Cucak Rowo juga cenderung monoton, tapi terdengar sangat merdu dan mewah.
Banyaknya peminat Cucak Rowo dan harganya yang mahal sanggup dimanfaatkan sebagai bisnis yang menguntungkan dengan cara menangkarkan burung ini, alasannya ialah populasi Cucak Rowo di alam bebas sudah sangat langka, sehingga sangat sulit untuk mendapat burung Cucak Rowo materi tangkapan hutan.
Satu-satunya kemungkinan untuk mendapat burung Cucak Rowo ialah dengan membelinya di peternakan. Oleh lantaran itulah beternak Cucak Rowo merupakan perjuangan yang cukup menjanjikan.
Berikut ini beberapa tahapan dalam beternak Cucak Rowo semoga berhasil:
• Menyiapkan calon indukan
Pilihlah calon indukan Cucak Rowo jantan yang telah berusia 1-1,5 tahun, sedangkan untuk calon indukan Cucak Rowo betina yang telah berusia 2 tahun.
Pilihlah calon indukan Cucak Rowo yang berkualitas, yaitu yang mempunyai postur badan ideal, mempunyai mental yang bagus, serta mempunyai bunyi kicauan yang manis dengan volume yang keras.
• Proses perjodohan
Pada tahap awal perjodohan, kedua calon indukan Cucak Rowo ditempatkan dalam sangkar terpisah. Cucak Rowo betina sanggup pribadi dimasukkan kedalam sangkar ternak, sedangkan Cucak Rowo jantan ditempatkan didalam sangkar harian.
Untuk sementara kedua calon indukan Cucak Rowo jangan dipertemukan dulu, cukup semoga sanggup saling mendengar suaranya saja. Biarkan kedua calon indukan tersebut saling berkicau sahut-sahutan, dan sehabis bunyi kicauan keduanya terdengar nyetel dalam waktu yang lama, maka kedua calon indukan sanggup mulai dipertemukan dengan cara memasukkan sangkar Cucak Rowo jantan kedalam sangkar ternak.
Pantau kondisi tersebut dalam beberapa hari, dan jikalau kedua calon indukan Cucak Rowo terlihat sudah mulai cocok/akur yang ditandai dengan seringnya Cucak Rowo betina mendekati Cucak Rowo jantan, terutama dikala tidur pada malam hari, maka Cucak Rowo jantan sanggup dilepaskan kedalam sangkar ternak.
Setelah disatukan didalam sangkar ternak (breeding), kedua indukan Cucak Rowo akan melaksanakan perkawinan secara alami, tapi cepat atau lambatnya proses perkawinan tergantung dari kondisi birahi dari kedua calon indukan tersebut dan juga dari faktor-faktor lain ibarat kondisi lingkungan sekitar sangkar ternak.
Biasanya para peternak akan menciptakan sangkar ternak (breeding) yang diubahsuaikan dengan habitat alami burung Cucak Rowo, yaitu dengan menambahkan tumbuhan hidup ibarat pohon palem, pohon sawo, pohon jambu, pohon belimbing dan tanaman-tanaman berukuran kecil lainnya didalam sangkar penangkaran Cucak Rowo.
Untuk mempercepat proses perkawinan indukan Cucak Rowo, berikan pakan alami berupa buah-buahan segar ibarat pisang, pepaya, sawo, dan buah-buahan lainnya. Dan yang paling penting ialah dengan menambahkan Extra fooding (EF) ibarat jangkrik, ulat hongkong, atau kroto dengan porsi yang cukup banyak untuk mendongkrak birahi kedua indukan Cucak Rowo. Selain diberikan buah-buahan dan Extra fooding (EF), sanggup juga ditambahkan voer untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Cucak Rowo sekaligus untuk mengantisipasi jikalau pakan alaminya habis.
Setelah kedua indukan Cucak Rowo melaksanakan perkawinan, maka indukan Cucak Rowo betina akan mulai menyusun sarang dan akan mulai bertelur.
Cucak Rowo betina biasanya akan bertelur sebangak 2 butir dan akan di erami selama 14 hari hingga telur-telurnya menetas. Setelah telur-telurnya menetas, biarkan piyik/anakan Cucak Rowo dirawat dulu oleh induknya selama 1 ahad gres sanggup di ambil/dipanen. Cara memanennya dengan mengambil piyik bersama sarangnya.
Setelah piyik/anakan Cucak Rowo di ambil, indukan Cucak Rowo akan segera melaksanakan perkawinan lagi dan akan bertelur kembali.
Cucak Rowo termasuk burung yang agak susah untuk diternakkan lantaran sifat alaminya yang sensitif.
Ada beberapa kasus dikala sarang burung Cucak Rowo yang sudah ada telur atau piyiknya tersentuh oleh tangan peternak, maka indukan Cucak Rowo tidak mau kembali lagi ke sarangnya untuk mengerami telurnya. Bahkan hingga menelantarkan piyik/anakannya. Tapi tidak semua Cucak Rowo mempunyai huruf ibarat itu.
Baca juga:
Demikian sedikit warta wacana "Cara beternak Cucak Rowo yang benar semoga berhasil". Untuk warta lain seputar Cucak Rowo, sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Penangkaran Cucak Rowo

Monday, 5 November 2018

Cara Beternak Burung Ciblek Yang Benar

Popularitas burung Ciblek hingga ketika ini masih tetap bertahan walaupun ketika ini sudah jarang digelar lomba untuk kelas Ciblek. Walaupun ketika ini burung Ciblek lebih banyak dipelihara sebagai burung masteran, namun harga jualnya masih tetap stabil terutama untuk burung Ciblek Kristal.
Tapi sayangnya populasi burung Ciblek di alam bebas sudah semakin langka akhir perburuan liar dan tidak ada upaya untuk membudidayakan burung fighter bertubuh mungil ini.
Padahal kalau ditangkarkan dengan benar, burung Ciblek juga sanggup berkembang biak menyerupai burung-burung lainnya, dan tentunya sanggup dijadikan sebagai bisnis sampingan untuk menambah penghasilan.
Masih banyaknya peminat burung Ciblek tentunya menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan, apalagi masih jarang peternak yang mau menangkarkan burung ini.
Agar berhasil membudidayakan burung Ciblek, kita harus memahami dulu tahapan-tahapannya dari mulai pemilihan indukan, menyiapkan sangkar ternak, proses perjodohan, perawatan, hingga pada masa panen dan pemeliharaan anakan Ciblek.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam beternak burung Ciblek:
• Pemilihan calon indukan jantan dan betina
Pemilihan calon indukan merupakan tahapan awal dalam beternak burung Ciblek. Agar sanggup menghasilkan anakan yang bagus, maka kita juga harus menentukan indukan yang bagus, baik dari segi fisik, mental dan kualitas bunyi kicauannya.
Untuk calon indukan jantan, pilihlah burung yang sehat, sudah jinak, mempunyai mental fighter tinggi, mempunyai bunyi yang keras dan nyaring (kristal) disertai bunyi tembakan panjang (ngebren), mempunyai postur badan yang ideal, tidak mempunyai cacat fisik, dan sudah berumur diatas 1 tahun.
Sedangkan untuk calon indukan betina, pilihlah burung yang sehat, sudah birahi (ngleper kalau didekatkan dengan burung jantan), dan sudah berumur minimal 8 bulan.
• Kandang ternak
Kandang ternak untuk burung Ciblek sanggup dibentuk dari kawat ram dengan ukuran minimal 60x90x90 cm. Agar burung Ciblek merasa nyaman dan sanggup lebih leluasa beraktivitas sebaiknya didalam sangkar penangkaran dilengkapi tanaman hidup untuk memberi kesan alami menyerupai di alam bebas.
Didalam sangkar penangkaran juga diberikan kotak sarang yang sanggup dibentuk dari gelas plastic bekas atau kotak kayu seukuran gelas yang di isi serat nanas, daun cemara kering atau rumput-rumput kering.
Jika kita menangkarkan lebih dari satu pasang burung Ciblek, usahakan untuk memisahkan atau memberi sekat antara satu sangkar dengan sangkar yang lain semoga burung tidak sanggup saling melihat.
• Proses perjodohan
Untuk proses perjodohan calon indukan burung Ciblek tolong-menolong tidak jauh berbeda dengan proses perjodohan burung jenis lainnya. Caranya dengan menggantung sangkar Ciblek jantan dan sangkar Ciblek betina dengan posisi saling berdekatan atau dengan memasukan keduanya ke dalam sangkar perjodohan yang diberi sekat.
Pada tahap awal perkenalan biasanya burung Ciblek jantan dan betina akan saling mengatakan emosinya masing-masing. Proses perkenalan kedua calon indukan Ciblek tersebut dilakukan selama beberapa hari semoga keduanya saling mengenal dan menyesuaikan diri terlebih dulu.
Selama masa perjodohan, berikan pakan yang mengandung protein tinggi untuk menaikkan birahi kedua calon indukan Ciblek menyerupai jangkrik dan kroto dengan porsi yang lebih banyak.
Selama masa perjodohan kita harus terus memantau perkembangannya. Jika Ciblek jantan terlihat selalu ingin menyerang Ciblek betina, maka porsi derma jangkrik dan kroto untuk burung jantan sebaiknnya dikurangi, sedangkan porsi jangkrik dan kroto untuk burung betina sebaiknya diperbanyak, begitu pula kalau terjadi sebaliknya.
Tanda-tanda Ciblek jantan dan betina sudah berjodoh antara lain:
• Burung Ciblek jantan dan betina akan selalu mengambil posisi berdekatan pada waktu tidur.
• Burung Ciblek betina lebih sering membalas bunyi kicauan burung jantan dengan bunyi khasnya.
Setelah kedua calon indukan Ciblek mengatakan gejala tersebut, maka saatnya untuk menyatukan keduanya dalam sangkar penangkaran.
Setelah kedua calon indukan Ciblek disatukan didalam sangkar penangkaran, kita harus tetap memantau sikap keduanya semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Jika keduanya masih saling menyerang, maka proses penjodohan harus diulang lagi hingga keduanya benar-benar akur (berjodoh).
• Masa pengeraman
Setelah kedua indukan Ciblek berjodoh dan melaksanakan perkawinan, maka indukan Ciblek betina akan mulai menyusun sarang (ngunjal) dan mulai bertelur.
Burung Ciblek akan mengerami telurnya selama kurang lebih 11 hari hingga telur-telurnya menetas. Pada ketika burung Ciblek mengerami telurnya, usahakan semoga suasana disekitar sangkar penangkaran hening supaya proses pengeraman tidak terganggu.
• Penyapihan anakan Ciblek
Anakan/piyik burung Ciblek sebaiknya dipanen/diambil dari sarangnya pada umur 4-5 hari untuk menghindari kemungkinan jelek menyerupai dibuang oleh induknya sendiri alasannya yaitu kondisi birahi burung Ciblek sangat labil.
• Pakan yang cocok untuk anakan Ciblek
Setelah disapih dari induknya, anakan Ciblek cukup diberikan pakan berupa kroto segar yang sudah dibersihkan dari semut-semutnya atau belahan perut jangkrik ukuran kecil hingga umur 8 hari.
Setelah anakan burung Ciblek berumur diatas 8 hari, gres mulai dikenalkan dengan pakan aksesori berupa gabungan voer halus dan kroto yang dicampur sedikit air.
Setelah berumur 22 hari, biasanya anakan burung Ciblek sudah mulai berguru makan sendiri. Pada usia ini burung diberikan kroto segar yang dicampur dengan sedikit voer halus (kering) didalam cepuk pakannya.
Baca juga:
Demikian sedikit isu perihal "Cara beternak burung Ciblek yang benar". Untuk isu lain seputar burung Ciblek, sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Indukan Ciblek jantan dan betina

Saturday, 3 November 2018

Tips Ternak Murai Watu Biar Menghasilkan Anakan Yang Berkualitas

Hal pertama yang harus dipersiapkan dalam beternak Murai Batu (MB) yaitu menentukan indukan jantan dan betina yang berkualitas.
Ukuran wacana kualitas seekor Murai Batu (MB) sanggup majemuk tergantung dari tujuan dalam menangkarkan burung tersebut. Tapi dasar utama dari pemilihan indukan yang berkualitas yaitu dengan melihat dari gen/silsilah indukan Murai Batu tersebut.
Jika tujuan dari menangkarkan Murai Batu (MB) yaitu untuk menghasilkan burung-burung dengan kualitas lomba, maka harus menentukan indukan jantan yang mempunyai trah juara.
Biasanya Murai Batu (MB) yang telah mendapat predikat juara pada perlombaan-perlombaan besar merupakan calon indukan berkualitas yang berpotensi menghasilkan anakan yang berkualitas lomba.
Tapi untuk mendapat indukan yang sudah berprestasi, tentunya harus mengeluarakan biaya yang tidak sedikit alasannya yaitu harga Murai Batu (MB) yang sudah prestasi niscaya cukup mahal.
Jika terkendala dilema biaya, kita sanggup mencari calon indukan yang mempunyai prospek cantik walaupun belum pernah juara atau dilombakan.
Umumnya indukan yang cantik mempunyai volume bunyi keras, mempunyai kecerdasan dalam menirukan bunyi burung lain, mempunyai tonjolan-tonjolan bunyi yang khas menyerupai tembakan-tembakan, ngeroll dan banyak mempunyai variasi suara, serta mempunyai performa dan penampilan yang baik.
Setelah mendapat calon indukan Murai Batu (MB) jantan, selanjutnya tinggal mencari indukan betina yang berkualitas. Ciri-ciri fisiknya kurang lebih sama dengan indukan jantan.
Untuk calon indukan betina juga harus mempunyai bunyi yang bagus, mental yang cantik dan postur yang cantik (ideal dan tidak cacat), serta mempunyai ekor yang cukup panjang untuk ukuran Murai Batu (MB) betina.
Murai Batu (MB) yang akan dijodohkan sebaiknya berasal dari sub-spesies atau dari wilayah yang sama. Ini memang lebih sulit alasannya yaitu jarang sekali diperdagangkan Murai Batu betina. Mayoritas pedagang lebih menentukan menjual Murai Batu jantan alasannya yaitu nilai ekonomisnya lebih tinggi.
Cara yang sanggup dilakukan untuk mendapat Murai Batu (MB) betina yang berkualitas yaitu dengan mendatangi daerah penangkaran Murai Batu yang sudah terpercaya.
Tapi kalau tujuannya hanya sekedar untuk menangkarkan Murai Batu (MB) saja untuk menambah penghasilan, maka kita sanggup menentukan calon indukan jantan dan betina tanpa harus mempertimbangkan trah atau silsilahnya, dan sanggup dari jenis apa saja.
Langkah-langkah dalam menjodohkan calon indukan Murai Batu (MB):
Setelah mendapat calon indukan jantan dan betina, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan memperkenalkan keduanya dengan memperdengarkan bunyi kicauan indukan jantan dan indukan betina terlebih dahulu tanpa saling melihat satu sama lain. Caranya dengan menempatkan kedua burung tersebut dalam sangkar gantung yang terpisah.
Usahakan untuk menempatkan kandangnya dalam satu area biar sanggup saling mendengar bunyi kicauannya. Usahakan biar kedua calon indukan tersebut tidak saling melihat dulu. Jika tempatnya tidak memungkinkan untuk memisahkan keduanya, kita sanggup memakai sekat atau kerodong pada kandangnya.
Setelah kedua calon indukan Murai Batu (MB) tersebut terdengar sudah saling sahut-sahutan, untuk sementara biarkan saja dulu hingga irama kicauan keduanya terdengar seirama. Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 2-3 hari, tapi tidak mutlak alasannya yaitu tergantung kondisi dilapangan.
Pada masa perjodohan, dianjurkan untuk memberian pakan hidup dan nutrisi yang cukup biar kedua calon indukan Murai Batu (MB) mencapai puncak birahi, sehingga proses pejodohan akan berlangsung lebih cepat.
Setelah terjadi keseimbangan irama kicauan dari kedua indukan Murai Batu (MB) tersebut, saatnya untuk mempertemukan keuanya dengan tahapan sebagai berikut:
• Buka kerodong atau sekat sangkar kedua indukan Murai Batu (MB) dengan jarak antara kedua sangkar tetap berjauhan sekitar 4 meter. Jangan terburu-buru untuk eksklusif menyatukan keduanya dalam satu kandang.
Karena kalau keduanya eksklusif disatukan dalam satu kandang, dikuatirkan indukan Murai Batu (MB) jantan akan menyerang bahkan membunuh indukan betina.
Tahap perjodohan kedua calon indukan Murai Batu (MB) akan berlangsung selama beberapa hari, bahkan sanggup hingga beberapa minggu. Setelah proses tersebut berjalan dengan baik dan terlihat ada kemajuan, kita sanggup menempatkan sangkar keduanya dengan jarak yang lebih bersahabat menjadi 1 atau 2 meter.
Biasanya kalau kedua calon indukan Murai Batu (MB) sudah saling cocok, maka Murai Batu jantan akan mulai mengatakan sikap yang berbeda menyerupai mengibas-ngibaskan ekornya dan bersuara merdu untuk menarik perhatian Murai Batu betina.
Jika reaksi calon indukan betina hanya membisu saja di atas tangkringan, itu menunjukan kalau Murai Batu (MB) betina tersebut belum siap untuk kawin. Tapi kalau reaksi calon indukan betina mengambil posisi membungkuk dan melebarkan kedua sayapnya (ngleper), berarti hal itu menunjukan kalau calon indukan betina tersebut sudah benar-benar siap untuk kawin.
Setelah terlihat gejala kecocokan menyerupai di atas, segera masukkan kedua calon indukan Murai Batu (MB) tersebut dalam sangkar penangkaran yang besar, tapi calon indukan jantan tetap berada didalam sangkar harian yang digantung di dalam sangkar penangkaran.
Biarkan proses penjodohan ini berlanjut hingga calon indukan Murai Batu (MB) betina benar-benar siap untuk dikawinkan yang ditandai dengan seringnya calon indukan betina hinggap disekitar sangkar calon indukan jantan.
Setelah tahap perjodohan mengatakan kemajuan yang baik, kita sanggup mengeluarkan calon indukan Murai Batu (MB) jantan dari sangkar harian biar sanggup bersatu dengan calon indukan betina didalam sangkar penangkaran.
Dalam beberapa kejadian, sehabis kedua calon indukan Murai Batu (MB) ditempatkan dalam sangkar penangkaran, maka keduanya akan cepat melaksanakan acara perkawinan. Setelah kedua indukan Murai Batu melaksanakan perkawinan, indukan betina akan mulai membangun sarangnya.
Oleh alasannya yaitu itu, dalam sangkar penangkaran juga perlu disiapkan materi penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian materi dimasukkan ke dalam kotak sarang dan sebagian lainnya diletakkan di lantai sangkar penangkaran.
Biasanya, sehabis 2 hari berlangsung sarang akan tamat dibentuk dan indukan betina akan beristirahat. Setelah kurang lebih 4 hari, indukan betina akan mulai bertelur.
Dalam sehari indukan Murai Batu (MB) betina akan bertelur sekali. Jumlah telur yang dihasilkan antara 3 hingga 4 butir. Setelah jumlah telur yang dikeluarkan ada 3 butir, indukan betina biasanya sudah mulai mengerami telur-telurnya.
Baca juga:
Demikian sedikit isu wacana "Tips ternak Murai Batu biar menghasilkan anakan yang berkualitas". Untuk isu lain seputar Murai Batu (MB), sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Proses perjodohan calon indukan Murai Batu (MB)

Tuesday, 30 October 2018

Gantang/Kerek Pleci Ditempat Yang Tinggi Semoga Cepat Gacor

Menggantang/mengerek Pleci di tiang kerekan atau pohon yang tinggi sudah banyak dilakuakan oleh para Pleci Mania dengan tujuan biar Pleci peliharaannya lebih cepat jadi.
Menggantang atau mengerek burung Pleci di ketinggian mempunyai dampak yang baik pada kondisi mental dan kesehatan Pleci alasannya yakni sanggup menghirup udara segar pagi hari dan menikmati suasana pagi dengan pemandangan yang luas menyerupai dihabitat aslinya, sehingga Pleci akan merasa nyaman, segar dan terbebas dari stress. Selain itu menggantang Pleci di ketinggian juga bermanfaat untuk meningkatkan power dan kualitas bunyi kicauannya.
Ada dua cara untuk menggantang Pleci di ketinggian, yaitu:
• Dengan menggantang kandang Pleci pada tiang kerekan menyerupai yang biasa dilakukan pada burung Perkutut.
• Dengan mnggantang kandang Pleci pada dahan pohon yang tinggi.
Jika cara ini rutin dilakukan secara konsisten maka dalam waktu yang tidak terlalu usang Pleci akan cepat jadi dan mempunyai performa yang maksimal, apalagi jikalau tujuan kita memelihara Pleci yakni untuk dilombakan.
Manfaat dari menggantang/mengerek Pleci ditempat yang tinggi:
Secara umum ada 3 manfaat yang sanggup didapatkan dari cara ini, antara lain:
• Agar Pleci cepat bersuara ngalas
Manfaaat pertama dari mengerek Pleci di ketinggian yaitu biar Pleci cepat ngalas dengan bunyi yang lantang.
Agar lebih efektif, selain dikerek ditempat tinggi, kita sanggup memancing Pleci biar rajin ngalas dengan memperdengarkan bunyi Pleci betina atau bunyi Pleci jantan lain, alasannya yakni intinya Pleci yakni jenis burung koloni yang akan berkicau sahut-sahutan saat berada dalam koloninya.
Dengan menerapkan cara-cara tersebut maka Pleci yang kita terapi akan rajin ngalas dengan bunyi yang lantang.
• Melatih mental Pleci
Ketika dikerek di ketinggian, Pleci akan lebih terperinci mendengar bunyi burung-burung lain, apalagi jikalau di lingkungan sekitar Pleci tersebut digantang masih banyak berkeliaran burung-burung liar, maka Pleci yang kita kerek akan membalas bunyi dari burung-burung lain tersebut dengan bunyi kicauan yang lantang alasannya yakni merasa menyerupai di alam bebas.
Dengan seringnya berkicau menyahuti bunyi burung lain, maka mental Pleci akan semakin terasah dan tidak takut lagi saat dilombakan.
• Agar Pleci fokus dalam berkicau
Suasana di atas ketinggian tentunya lebih hening alasannya yakni tidak ada gangguan dari lingkungan sekitar menyerupai kemudian lalang Manusia, kendaraan atau acara lainnya yang sanggup mengganggu kenyamanan Pleci. Karena jikalau banyak gangguan disekitarnya akan menciptakan Pleci tidak fokus dalam berkicau dan lebih banyak meloncat-loncat kesana kemari.
Dengan dikerek di ketinggian maka Pleci akan lebih hening dan nyaman sehingga lebih fokus pada kicauan terbaiknya alasannya yakni tidak merasa terganggu.
Suasana yang hening tersebut akan menciptakan Pleci lebih anteng dan nagen di plangkringan sambil berkicau sehingga akan menjadi kebiasaan jikalau dilakukan setiap hari.
Kebiasaan anteng sambil berkicau tersebut akan membentuk huruf anteng/nagen pada Pleci yang kita terapi kerek tersebut, sehingga saat dilombakan Pleci juga akan tampil nagen sambil berkicau dengan mengeluarkan bahan terbaiknya.
Baca juga:
Demikian sedikit gosip wacana "Gantang/kerek Pleci ditempat yang tinggi biar cepat gacor". Untuk gosip lain seputar burung Pleci, sanggup dibaca pada artikel yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Tiang kerekan untuk menggantang Pleci

Sunday, 10 June 2018

Ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau

Tledekan Gunung/Sulingan Gunung adalah salah satu burung kicauan yang banyak digemari oleh para Kicau Mania dari dulu hingga sekarang. Untuk saat ini, Tledekan Gunung banyak dipelihara sebagai klangenan dirumah saja untuk menambah koleksi burung kicauannya, karena untuk sekarang ini lomba untuk kelas Tledekan Gunung memang sudah jarang digelar.
Dengan semakin banyaknya peminat Tledekan Gunung, maka harga burung fighter ini juga semakin naik, apalagi untuk Tledekan Gunung yang sudah jadi (gacor) harganya cukup mahal, bahkan lebih mahal dari Kacer yang sudah gacor.
Hal itu menjadi peluang bisnis bagi para pedagang burung untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mendatangkan stok bahan Tledekan Gunung muda hutan sebanyak-banyaknya karena sedang diminati konsumen.
Tapi sayangnya, peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal dengan menjual Tledekan Bakau yang dikatakan sebagai Tledekan Gunung. Hal itu dikarenakan sulitnya mencari pasokan Tledekan Gunung/Sulingan Gunung bakalan muda hutan karena populasinya di alam bebas memang sudah sangat langka, dan kalaupun ada harganya juga lebih mahal dibanding Tledekan Bakau dari Kalimantan.
Populasi Tledekan Gunung lokal di alam bebas memang sudah tinggal sedikit, bahkan sudah hampir punah, sehingga susah untuk mendapatkannya. Sedangkan populasi Tledekan Bakau dari Kalimantan masih cukup banyak dan bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar.
Harga Tledekan Bakau yang lebih murah dari Tledekan Gunung lokal tentunya dapat mendatangkan keuntungan lebih besar bagi para pedagang jika dijual atau dikatakan sebagai Tledekan Gunung.
Jika dilihat secara fisik, memang antara Tledekan Gunung/Sulingan Gunung dan Tledekan Bakau/Sulingan Bakau memang tampak sangat mirip, dan bagi para Kicau Mania pemula yang belum berpengalaman tentunya akan sulit untuk membedakan keduanya.
Berikut ini beberapa ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau yang bisa dijadikan sebagai panduan sebelum kita memutuskan untuk membelinya.
▪ Ciri-ciri Tledekan Gunung:
• Pada Tledekan Gunung jantan, bulu dibagian atas tubuhnya (punggung) berwarna biru tua. Sedangkan warna bulu dibagian sekitar mata, muka bagian depan, dan bercak pada dagu berwarna hitam.
• Dahi dan alisnya terlihat pendek dengan warna bulu biru muda/biru cerah. Sedangkan pada bagian tenggorokan, dada, dan sisi tubuhnya berwarna jingga serta bagian perut bawah berwarna keputih-putihan.
• Tledekan Gunung/Sulingan Gunung betina memiliki warna bulu yang sama sekali berbeda dari Tledekan Gunung/Sulingan Gunung jantan. Bulu tubuh bagian atas berwarna coklat dengan lingkar mata berwarna kuning, sedangkan warna bulu pada bagian bawah tubuhnya mirip dengan burung jantan, tapi warnanya lebih pucat/pudar.
• Tledekan Gunung/Sulingan Gunung dikenal memiliki mental yang bagus dan bisa lebih cepat gacor. Suara kicauannya juga sangat nyaring dengan banyak variasi isian. Selain itu, Tledekan Gunung/Sulingan Gunung juga lebih cepat ngeplong dan ngeroll dengan ciri khas nyekleknya, asalkan mendapatkan perawatan yang tepat.
▪ Ciri-ciri Tledekan Bakau:
Tledekan Bakau/Sulingan Bakau yang terkadang disebut juga sebagai Tledekan Gunung sebrang, sekilas memang sangat mirip dengan Tledekan Gunung/Sulingan Gunung lokal.
• Pada Tledekan Bakau jantan, perbedaannya terletak pada warna bulu dibagian dahi yang tidak biru muda, warna dagunya lebih hitam, serta warna bulu pada tubuh bagian bawahnya keseluruhan berwarna merah bata sampai ke bagian perut.
• Untuk Tledekan Bakau betina penampilan fisiknya sangat mirip dengan burung jantan, bahkan lebih mirip dengan Tledekan Gunung jantan. Untuk membedakan jenis kelamin Tledekan Bakau, kita bisa memperhatikan warna birunya. Tledekan Bakau betina warna birunya terlihat lebih pucat/pudar, dengan ciri khas pada paruh bagian atas terdapat bercak putih yang membentuk huruf V serta dagunya berwarna agak kekuningan.
• Tledekan Bakau, termasuk burung yang paling susah berkicau, kalaupun berkicau lebih banyak ngeriwik daripada ngeplongnya, tetapi jika burung ini sudah mapan dan keluar suaranya, maka Tledekan Bakau berpotensi menjadi sangat gacor.
Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, Tledekan Bakau juga bisa berkicau dengan suara ngeplong dan juga ngeroll.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau". Untuk informasi lain seputar Tledekan Gunung, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau

Kelebihan Murai Batu Balak

Anggapan banyak orang kalau Murai Batu (MB) Balak memiliki keistimewaan/kelebihan pada volume suaranya yang tembus melengking dengan lagu bervariasi mungkin tidak berlebihan, karena Murai Batu Balak merupakan perpaduan dari dua jenis Murai Batu terbaik di Indonesia. Perpaduan tersebut tentunya akan saling melengkapi antara kualitas Murai Batu ekor putih (White tail) dan kualitas Murai Batu ekor hitam (Black tail) yang dipadukan menjadi satu.
Sebelum kita membahas tentang Murai Batu (MB) Balak, terlebih dulu kita harus mengetahui dulu seperti apa struktur dan pola ekor Murai Batu (MB).
Struktur bulu ekor Murai Batu (MB) terdiri dari dua bagian, yaitu:
• Ekor penyangga
Bentuknya kecil-kecil dengan ukuran yang lebih pendek dari ekor lainnya dan letaknya dibagian bawah/samping yang berfungsi sebagai penyangga/penahan ekor utama.
• Ekor utama
Bentuknya lebih panjang, terletak dibagian atas/tengah yang menjadi mahkota dari seekor Murai Batu (MB).
Berdasarkan warna ekornya, Murai Batu (MB) di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Murai Batu (MB) ekor putih (White rumped shama).
2. Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail shama).
Murai Batu (MB) ekor putih (White tail), memiliki struktur ekor 4 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dan 2 pasang bulu ekor utama berwarna hitam, dan ada juga yang memiliki struktur ekor 3 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dan 3 helai bulu ekor utama yang berwarna hitam.
Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail), semua bulu ekornya berwarna hitam, baik bulu ekor penyangga maupun bulu ekor utama, dengan pola struktur 4 pasang bulu ekor penyangga dan 2 pasang bulu ekor utama. Dan ada juga yang memiliki pola struktur 3 pasang bulu ekor penyangga dan 3 pasang bulu ekor utama.
Selain dua jenis Murai Batu (MB) berdasarkan warna bulu ekornya tersebut, masih ada satu lagi jenis Murai Batu yang memiliki pola ekor dengan perpaduan warna antara ekor hitam dan ekor putih pada bagian bulu ekor penyangganya, atau yang biasa disebut Murai Batu Balak.
Murai Batu (MB) Balak dibedakan lagi menjadi beberapa macam menurut jumlah ekor balaknya, antara lain:
• Murai Batu (MB) Balak dua, jika terdapat 2 helai bulu ekor yang memiliki perpaduan warna hitam dan putih pada bulu ekor penyangganya.
• Murai Batu (MB) Balak empat, jika terdapat 4 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih pada bulu ekor penyangganya.
• Murai Batu (MB) Balak enam, jika terdapat 6 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih.
• Murai Batu (MB) Balak delapan jika terdapat 8 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih.
Menurut isu yang berkembang dikalangan penghobi Murai Batu (MB), bahwa Murai Batu Balak adalah jenis Murai Batu langka yang punya keistimewaan/kelebihan pada vokalnya yang tembus melengking dengan variasi lagu yang melimpah.
Menurut pendapat dari para pakar Murai Batu (MB), bahwa terjadinya fenomena Murai Batu Balak merupakan hasil dari kawin silang alami antara Murai Batu ekor putih (White tile) dengan Murai Batu ekor hitam (Black tile), Karena kemungkinan adanya migrasi/perpindahan tempat tinggal yang terjadi dihabitat dari masing-masing kedua jenis Murai Batu tersebut.
Misalnya Murai Batu (MB) Nias raja yang memiliki ekor balak alami dan bukan merupakan hasil kawin silang yang dihasilkan dari penangkaran. Murai Batu ini berasal dari Pulau Nias yang memiliki ekor balak/ada noktah putih pada bagian ujung dari ekor penyangganya, padahal Pulau Nias merupakan pusat habitat dari Murai Batu ekor hitam.
Kemungkinan hal itu terjadi karena adanya migrasi dari Murai Batu (MB) ekor putih ke wilayah Pulau Nias yang merupakan habitat Murai Batu ekor hitam dan terjadi perkawinan antara kedua jenis Murai Batu tersebut yang menghasilkan keturunan dengan pola ekor penyangganya memiliki perpaduan warna hitam dan putih yang biasa disebut Murai Batu Nias raja.
Sebaliknya Murai Batu (MB) ekor hitam juga bisa ditemukan di beberapa wilayah di Aceh yang sebagain besar wilayahnya merupakan habitat dari Murai Batu ekor putih, namun juga banyak ditemukan Murai Batu asal Aceh yang memiliki pola ekor balak.
Jadi kesimpulannya, Murai Batu (MB) Balak adalah keturunan dari hasil kawin silang antara Murai Batu ekor putih dengan Murai Batu ekor hitam, baik yang terjadi secara alami dihabitat aslinya, maupun yang dhasilkan dari penangkaran dengan campur tangan Manusia (peternak).
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Kelebihan Murai Batu Balak". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Balak

Mengenal ciri-ciri dan kelebihan Murai Batu Lampung

Murai Batu (MB) Lampung memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan Murai Batu asal Sumatera lainnya. Hanya saja, ukuran ekor Murai Batu Lampung cenderung lebih pendek dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, walaupun ada juga Murai Batu Lampung yang memiliki ekor cukup panjang yang biasa disebut dengan istilah Murai Batu Lampung super.
Tapi berbeda dengan ekor Murai Batu (MB) Medan yang bentuknya melengkung pada ujungnya, ekor Murai Batu Lampung bentuknya lurus dari pangkal sampai ujung ekornya dan tidak mekar.
Ukuran ekor Murai Batu (MB) Lampung yang pendek tersebut justru memberikan keuntungan tersendiri karena membuat Murai Batu Lampung dapat bergerak lebih atraktif ketika sedang bertarung dan tidak membuatnya cepat lelah karena tidak terbebani oleh ekornya.
Namun ada dua pendapat tentang ukuran ekor Murai Batu (MB) Lampung yang pendek tersebut. Ada yang berpendapat kalau ukuran ekor yang lebih pendek tersebut adalah keuntungan dari Murai Batu Lampung karena akan mengurangi bebannya saat memainkan ekornya, sehingga staminanya tidak cepat terkuras, dan ada juga yang berpendapat kalau ekor yang pendek tersebut adalah kekurangan dari Murai Batu Lampung karena jika dilihat secara fisik penampilannya menjadi kurang menarik.
Murai Batu (MB) asal Sumatera memang ada beberapa jenis sesuai asal daerahnya, seperti dari Lampung, Jambi, Aceh dan dari daerah lainnya. Untuk pola ekor, masing-masing Murai Batu Sumatera rata-rata memiliki motif yang hampir sama, yaitu seluruh ekor putih bagian dalam memiliki corak hitam yang tegas dan tembus sampai batang lidinya.
Jenis pola ekornya sendiri cukup beragam, ada yang berbentuk sudut lekukan dan ada juga yang motifnya tidak beraturan, dan biasanya disebut dengan pola U, V, W dan lainnya.
Murai Batu (MB) Lampung memiliki stamina yang tangguh dan juga mental yang bagus ketika bertarung jika dirawat dan dilatih dengan tepat tentunya. Tapi Murai Batu Lampung memiliki kelemahan pada variasi lagunya yang cenderung mengulang-ulang nada yang sama/kurang variatif.
Tapi kekurangan tersebut bisa diatasi dengan pemasteran yang tepat dan konsisten tentunya, sehingga Murai Batu (MB) Lampung juga bisa memiliki materi lagu yang lebih bervariasi.
Keunggulan yang menonjol dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada staminanya yang tangguh ketika bertarung dan tidak cepat lelah walaupun terus berkicau dalam waktu yang lama. Tapi untuk gaya tarungnya memang tidak seindah Murai Batu ekor panjang yang dapat mencambuk-cambukkan ekornya. 
Ciri-ciri fisik Murai Batu (MB) Lampung:
Murai Batu (MB) Lampung memiliki postur tubuh yang sedikit lebih besar dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, tapi perbedaan dari segi fisik yang paling mudah dikenali adalah pada bagian ekornya yang pendek dan lurus. Kalau dari bentuk fisik lainnya secara keseluruhan memang agak sulit untuk membedakan Murai Batu Lampung dengan Murai Batu lainnya karena memang hampir sama.
Ciri lainnya dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada gaya tarungnya yang menaik turunkan kepalanya seperti mencangkul mirip dengan gaya tarung Murai Batu Borneo, hanya saja Murai Batu Lampung yang asli tidak menggembungkan bulu dadanya ketika bertarung.
Kelebihan Murai Batu (MB) Lampung:
Selain memiliki stamina yang tangguh, Murai Batu (MB) Lampung sebetulnya juga memiliki suara kicauan yang tidak kalah bagus dengan jenis Murai Batu asal Sumatera lainnya, asalkan rutin dilakukan pemasteran maka variasi lagunya juga dapat bersaing dengan Murai Batu jenis lainnya.
Kekurangan Murai Batu (MB) Lampung:
Selain materi lagunya yang cenderung monoton, ada satu hal lagi yang membuat Murai Batu (MB) Lampung kurang disukai para penggemar Murai Batu, yaitu Mental fighternya yang lemah, karena jika bertemu lawan yang lebih dominan, maka Murai Batu Lampung akan langsung down mentalnya.
Jadi, untuk mengikut sertakan Murai Batu (MB) Lampung ke arena lomba, maka burung harus sudah benar-benar matang secara mental, dan minimal sudah terbiasa mengikuti Latber.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Mengenal ciri-ciri dan kelebihan Murai Batu Lampung". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Lampung

Murai Batu Lampung super vs Murai Batu Lampung semi

Untuk sekarang ini, Murai Batu (MB) asli Lampung sudah sangat sulit ditemukan karena populasinya di alam bebas sudah sangat langka bahkan bisa dikatakan nyaris punah.
Tapi jika kita lihat dipasar-pasar burung di Indonesia, mudah sekali kita temui Murai Batu (MB) yang dikatakan sebagai Murai Batu Lampung, Lampung super dan Lampung semi.
Murai Batu (MB) Lampung dan Lampung super adalah dua jenis Murai Batu dari habitat yang sama di Pulau Sumatera. Istilah Murai Batu Lampung dan Lampung super tersebut adalah penyebutan dari para pedagang untuk membedakan antara Murai Batu Lampung ekor pendek dan Murai Batu Lampung ekor panjang, sekaligus untuk membedakan harga jualnya.
Harga jual Murai Batu (MB) Lampung ekor panjang/Lampung super memang lebih tinggi dari Murai Batu Lampung biasa/ekor pendek, alasannya karena para penggemar lebih menyukai Murai Batu yang memiliki ekor panjang menjuntai.
Murai Batu (MB) Lampung dan Lampung super memiliki spesifikasi yang sama, dari segi suara, mental, maupun gaya tarungnya, karena keduanya memang berasal dari jenis dan habitat yang sama. Yang membedakan dari keduanya hanya pada ukuran ekornya saja.
Murai Batu (MB) Lampung memiliki postur tubuh yang sedikit lebih besar dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, tapi perbedaan dari segi fisik yang paling mudah dikenali adalah pada bagian ekornya yang lebih pendek dan cenderung lurus dari pangkal sampai ujungnya.
Kalau dilihat dari bentuk fisik lainnya secara keseluruhan memang agak sulit untuk membedakan Murai Batu (MB) Lampung dengan Murai Batu asal Sumatera lainnya karena memang hampir serupa.
Ciri lainnya dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada gaya tarungnya yang menaik turunkan kepalanya seperti mencangkul mirip dengan gaya tarung Murai Batu Borneo/Kalimantan, hanya saja Murai Batu Lampung yang asli tidak menggembungkan bulu dadanya ketika bertarung.
Sedangkan Murai Batu (MB) Lampung semi, sebetulnya bukanlah Murai Batu yang berasal dari Lampung (Sumateta), melainkan dari Kalimantan atau lebih tepatnya Murai Batu Palangka yang memiliki ukuran ekor cukup panjang.
Ketika berkicau sendiri tanpa lawan, Murai Batu (MB) Palangka tidak akan menggembungkan bulu dadanya, tapi pada saat di track/di adu, baru kelihatan kalau Murai Batu yang disebut juga sebagai Murai Batu Lampung semi tersebut akan mengembangkan bulu-bulu dadanya (gembung).
Secara fisik, Murai Batu (MB) Palangka memang identik dengan Murai Batu (MB) Lampung, hal itulah yang dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk mencari keuntungan dari ketidak tahuan para penghobi pemula.
Hal itu dikarenakan Murai Batu (MB) asal Kalimantan memang kurang diminati, maka oleh para oknum pedagang nakal diberi label sebagai Murai Batu Lampung semi untuk menarik minat pembeli sekaligus menaikkan harga jualnya.
Jika diperhatikan dari fisiknya, Murai Batu (MB) Palangka memiliki beberapa ciri yang berbeda, baik gradasi warna bulu, warna kaki dan ukuran ekornya.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Palangka/Lampung semi:
• Postur tubuh sedang dengan bentuk agak memanjang.
• Panjang ekor antara 15-18 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat tua.
• Warna kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan, dan putih kekuningan.
Gaya tarung Murai Batu (MB) Palangka sama seperti typical Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya. Murai Batu Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung, tapi tidak seperti Murai Batu Borneo lainnya, Murai Batu Palangka hanya mengembangkan bulu bagian perut dan sedikit dibagian dadanya (semi gembung).
Hal itulah yang dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk menarik minat pembeli sekaligus menaikkan harga jual Murai Batu Palangka tersebut dengan menyebutnya sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi.
Murai Batu (MB) Lampung jelas berasal dari Pulau  Sumatera, dan typical Murai Batu asal Sumatera tidak ada yang mengembangkan bulu-bulu dadanya pada saat tarung/berkicau (tidak gembung), berbeda dengan Murai Batu dari Kalimantan/Borneo yang memiliki ciri khas mengembangkan bulu-bulu badannya (gembung) pada saat tarung, termasuk Murai Batu Palangka/Kalimantan super yang sering disebut juga sebagai Murai Batu Lampung semi.
Jadi, Murai Batu (MB) Lampung semi sebetulnya bukanlah Murai Batu yang berasal dari Lampung (Sumatera), melainkan dari Kalimantan/Borneo yang diberi label oleh para oknum pedagang nakal sebagai Murai Batu Lampung semi untuk menarik minat pembeli dan menaikkan harga jualnya.
Jika dilihat dari penampilannya, antara Murai Batu (MB) Lampung dengan Murai Batu (MB) Lampung semi, memang hampir tidak ada bedanya. Yang membedakan keduanya hanya pada gaya tarung dan pola ekornya saja.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Murai Batu Lampung super vs Murai Batu Lampung semi". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
MB Lampung dan MB Palangka/Lampung semi

Cara menghilangkan kebiasaan salto pada Kacer

Salto merupakan salah satu perilaku negatif Kacer yang sangat tidak disukai oleh para Kacer Mania, baik yang hanya memelihara Kacer untuk rumahan ataupun yang tujuananya untuk dilombakan.
Untuk Kacer rumahan sebetulnya perilaku salto tersebut tidak terlalu masalah, karena tujuannya hanya untuk didengarkan suaranya saja. Tapi pada kenyataannya, Kacer rumahan juga kurang diminati kalau memiliki kebiasaan salto, karena kebiasaan salto tersebut ternyata akan mengurangi nilai jualnya ketika akan dijual.
Sedangkan untuk Kacer lapangan, perilaku salto memang menjadi masalah yang sangat serius karena akan mempengaruhi penilaian juri ketika Kacer tersebut dilombakan. Sebab selain tidak enak dilihat, salto juga akan membuat Kacer menjadi cepat lelah dan cenderung ngetem saat dilombakan dan tentunya akan sangat mempengaruhi penilaian dari para juri.
Untuk menangani kebiasaan salto pada Kacer dengan tepat, maka kita harus mengetahui terlebih dulu apa yang menjadi faktor pemicu yang menyebabkan Kacer tersebut salto dengan cara memantau perilakunya pada saat apa atau pada saat kenapa Kacer tersebut melakukan salto serta mengevaluasi perawatan harian yang kita lakukan selama ini secara detail.
Secara umum kebiasaan salto pada Kacer dapat di atasi dengan beberapa cara, tentunya cara atau threatment yang kita lakukan harus disesuaikan dengan faktor pemicu timbulnya perilaku salto pada Kacer tersebut.
Berikut ini adalah beberapa penyebab Kacer salto dan cara mengatasinya:
1. Kacer salto karena meniru burung lain
Jika Kacer salto disebabkan karena meniru perilaku salto dari burung lain disekitarnya, maka penangananya adalah dengan cara segera menjauhkan atau menghindarkan Kacer tersebut dari burung-burung lain disekitarnya yang memiliki kebiasaan salto, seperti misalnya: Cendet/Pentet, Pleci, Gelatik, Sirtu, Ciblek dan burung-burung lainnya yang suka melakukan gerakan salto agar tidak menjadi kebiasaan pada Kacer. Sebab kalau terus-menerus dibiarkan maka perilaku salto tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.
Kalau burung-burung yang memiliki kebiasaan salto tersebut adalah burung-burung yang kita jadikan sebagai burung masteran untuk Kacer, maka sebaiknya penempatannya harus di atur agar Kacer tidak dapat melihat burung-burung yang suka salto tersebut. Kondisikan agar Kacer tidak melihat burung-burung tersebut tapi tetap bisa mendengar suaranya dengan intonasi yang jelas. Caranya bisa dibatasi menggunakan sekat atau bisa juga dikerodong.
2. Kacer salto karena tidak nyaman dengan kandangnya
Jika perilaku salto pada Kacer disebabkan karena burung merasa tidak nyaman dengan kandangnya, maka yang harus di atur adalah mengkondisikan kandang dan perlengkapannya agar Kacer merasa nyaman dengan suasana kandangnya. Karena kalau terus dibiarkan, maka perilaku salto tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.
Tapi kalau perilaku salto tersebut sudah terlanjur menjadi kebiasaan, maka solusinya adalah dengan melakukan beberapa threatment berikut:
• Merubah posisi plangkringan/tenggeran menjadi bersilang atau menjadi sejajar disesuaikan dengan kondisi. Bisa juga dengan meninggikan posisi tangkringan atas untuk mempersempit ruang gerak Kacer untuk salto.
• Mengganti kandang hariannya dengan kandang bulat yang biasa digunakan untuk Murai Batu (MB) atau mengganti kandangnya dengan ukuran yang lebih besar agar Kacer dapat bergerak lebih leluasa.
• Menutup bagian atas kandang pada bagian dalamnya dengan menggunakan mika atau kardus yang permukaanya licin agar Kacer tidak dapat mencengkeram jeruji bagian atas kandang untuk melakukan salto.
• Memasang beberapa tali karet pada bagian atas kandang sebagai jebakan agar Kacer tidak berani melompat ke atas untuk melakukan gerakan salto.
3. Kacer salto karena merasa tertekan/terancam
Jika Kacer melakukan gerakan salto karena merasa tidak nyaman dengan lingkungannya karena merasa terancam atau tertekan, maka yang harus kita lakukan adalah menjauhkan hal-hal yang menyebabkan Kacer tersebut merasa tidak nyaman sehingga melampiaskannya dengan cara salto.
Kondisi tidak nyaman tersebut bisa disebabkan karena adanya predator seperti kucing atau tikus dan juga karena adanya burung-burung fighter lain disekitar kandangnya seperti Murai Batu (MB), Cendet/Petet atau Kacer lain yang menyebabkan Kacer tersebut merasa tertekan dan gelisah.
Karena terbatasnya ruang gerak untuk melarikan diri, atau untuk melampiaskan emosinya karena terhalang jeruji sangkar, mengakibatkan Kacer tersebut melampiaskannya dengan cara salto sebagai ungkapan dari perasaan frustasinya.
Jika hal ini terus dibiarkan maka akan menyebabkan perilaku salto tersebut menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan dan juga akan mengakibatkan mental Kacer tersebut menjadi rusak karena merasa tertekan setiap harinya.
Solusinya tentu harus menjauhkan Kacer tersebut dari hal-hal yang membuatnya tertekan tersebut dan mengkondisikan lingkungan disekitar kandangnya menjadi senyaman mungkin untuk Kacer.
4. Kacer salto karena salah perawatan
Jika perilaku salto pada Kacer disebabkan karena kurang tepatnya perawatan harian yang kita lakukan, maka solusinya adalah dengan cara mengevaluasi kembali perawatan yang kita lakukan selama ini.
• Kenali karakter Kacer momongan kita, karena dengan mengenali karakternya, apakah Kacer tersebut memiliki karakter fighter tinggi atau memiliki karakter fighter rendah maka kita bisa menentukan perawatan yang tepat untuk Kacer momongan kita agar tidak salah perawatan.
Perawatan mandi dan jemur yang tidak tepat juga bisa memicu timbulnya perilaku salto pada Kacer. Misalnya, Kacer tipe fighter tinggi yang dijemur terlalu lama, biasanya akan melakukan salto kalau sudah tidak kuat lagi menahan panas karena suhu tubuhnya sudah melampaui ambang batas normal. Akibatnya Kacer melakukan salto karena terbatasnya ruang gerak untuk bisa berteduh dari sengatan panas matahari. Itulah pentingnya untuk mengenal karakter Kacer momongan kita terlebih dulu sebelum menentukan perawatan hariannya.
• Jika ada indikasi Kacer tersebut Over Birahi (OB) maka penanganannya adalah dengan mengurangi porsi Ekstra fooding (EF) untuk settingan hariannya, terutama untuk pemberian kroto dan ulat hongkong (UH), karena kedua jenis Ekstra fooding (EF) tersebut sangat berpotensi manaikkan birahi Kacer jika porsi pemberiannya tidak tepat atau berlebihan.
• Umbar seminggu 2-3 kali agar Kacer bisa lebih leluasa bergerak. Pengumbaran sangat bermanfaat untuk melatih stamina Kacer dan juga untuk mengurangi tingkat birahi Kacer yang berlebihan. Manfaat lain dari pengumbaran adalah sebagai sarana refreshing agar Kacer tidak stres karena sudah terlalu lama berada dikandang harian yang sempit.
Terapi kandang umbaran juga cukup efektif untuk menghilangkan perilaku salto pada Kacer. Caranya dengan mempatkan Kacer selama satu bulan full dikandang umbaran dan melakukan semua aktifitas hariannya dikandang umbran tersebut agar Kacer lupa pada suasana kandang hariannya dan juga lupa pada kebiasaannya melakukan salto.
Tapi pada saat melakukan terapi dikandang umbaran, tetap lakukan interaksi setiap hari dengan Kacer agar nantinya tidak menjadi terlalu giras.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Cara menghilangkan kebiasaan salto pada Kacer". Untuk informasi lain seputar Kacer, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Kacer Poci

Tips perawatan Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor

Jalak Putih/Jalak Pito adalah salah satu burung yang mejadi favorit para penghobi burung di tanah air. Jalak Putih/Jalak Pito termasuk jenis burung hias karena warna bulu dan bentuk fisiknya yang indah. Tapi burung ini juga termasuk jenis burung kicauan karena suaranya juga bagus dan bisa menirukan suara dari burung-burung lain serta suara-suara lain yang sering didengarnya, sama seperti halnya Jalak Suren Jawa/Jalak Suren Lokal yang merupakan burung isian.
Tapi jika dibandingkan dengan Jalak Suren Jawa (Lokal), Jalak Putih/Jalak Pito memiliki kelebihan pada bentuk fisiknya yang indah serta gaya berkicaunya yang lebih atraktif. Maka tidak heran jika harga Jalak Putih/Jalak Pito lebih mahal dari Jalak Suren Jawa (Lokal).
Jalak Putih/Jalak Pito termasuk burung yang cerewet, sama seperti kebanyakan burung jenis Jalak lainnya, jika dirawat dengan baik pasti akan gacor sepanjang hari.
Perawatan harian Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor:
• Sebaiknya pilih Jalak Putih/Jalak Pito yang berjenis kelamin jantan karena suara kicauannya lebih bagus dan lebih bervariasi. Walaupun Jalak Putih/Jalak Pito betina juga bisa gacor, tapi suara kicauannya cenderung lebih tipis dan monoton.
• Embunkan Jalak Putih/Jalak Pito setiap pagi agar burung menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi hari yang menjadi waktu favorit bagi burung-burung liar untuk berkicau.
• Jika cuaca cerah, mandikan Jalak Putih/Jalak Pito setiap hari sekitar jam 07.00 atau 08.00 pagi dengan menggunakan sprayer atau mandikan dibak keramba sesuai kebiasaan. Campurkan shampo khusus untuk burung sesuai takaran pada kemasannya kedalam air sprayer agar bulunya tetap lembut, halus dan cerah serta untuk mencegah sekaligus membasmi kutu dan kuman pada bulu Jalak Putih/Jalak Pito.
• Sambil menunggu Jalak Putih mandi, kandangnya dibersihkan dari semua kotoran dan siapkan pakannya berupa voer dan buah-buahan seperti pepaya atau pisang. Sebelum diberikan, terlebih dulu permukaan pisang atau pepaya di olesi dengan madu murni untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Jalak Putih/Jalak Pito. Ganti air minumnya dengan yang baru setiap hari karena Jalak Putih sangat suka bermain air didalam cepuk.
• Setelah selesai dimandikan, burung di angin-anginkan terlebih dulu untuk mengeringkan bulu-bulunya. Berikan jangkrik sebanyak 5 ekor dan ulat hongkong (UH) 10 ekor sebagai Ekstra fooding (EF) hariannya.
• Setelah semua bulu-bulunya kering, kemudian lakukan penjemuran selama kurang lebih satu jam kalau kondisi cuaca sangat terik, tapi kalau kondisi cuaca tidak begitu terik, penjemuran bisa dilakukan lebih dari satu jam.
• Setelah selesai dijemur, kemudian burung digantang ditempat yang teduh dan berikan kroto segar sebanyak 1 cepuk. Kroto bisa diberikan 2-3 kali seminggu untuk menaikkan birahinya sehingga burung menjadi lebih rajin bunyi.
• Berikan vitamin khusus untuk burung kicau yang diteteskan pada air minumnya seminggu sekali untuk menjaga kondisi Jalak Putih agar selalu fit dan rajin berkicau.
• Lakukan pemasteran untuk menambah variasi suara Jalak Putih/Jalak Pito. Pemasteran bisa menggunakan burung-burung masteran dan bisa juga dengan menggunakan suara Mp3.
Tapi agar lebih efektif, pemasteran sebaiknya dengan menggunakan burung-burung masteran dengan cara menggantang Jalak Putih/Jalak Pito bersama dengan burung-burung masteran yang kita sukai setiap harinya.
• Pada sore hari kandangnya kembali dibersihkan, karena Jalak Putih/Jalak Pito nafsu makannya cukup rakus sama seperti jenis Jalak lainnya sehingga kotorannya juga cukup banyak dan cepat menumpuk didasar kandang. Setelah kandangnya dibersihkan, berikan jangkrik 5 ekor dan juga ulat hongkong (UH) sebanyak 10 ekor, kemudian burung di angin-anginkan dulu sebentar lalu dikerodong untuk istirahat.
Agar Jalak Putih/Jalak Pito cepat gacor, burung harus dibuat nyaman dengan lingkungan dan juga kandangnya. Sebaiknya Jalak Putih/Jalak Putih ditempatkan dikandang yang berukuran agak besar agar burung merasa nyaman an bisa lebih leluasa bergerak.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Tips perawatan Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor". Untuk informasi lain seputar burung Jalak, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Jalak Putih/Jalak Pito

Jenis-jenis Murai Batu Borneo dan ciri-cirinya

Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan adalah salah satu jenis Murai Batu lokal Indonesia yang terdapat di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Borneo yang paling mudah dikenali adalah pada gaya tarungnya yang khas, yaitu mengembangkan bulu-bulu dadanya (gembung), dengan kepala begerak ke atas dan ke bawah seperti mencangkul dengan tempo yang kadang cepat dan kadang lambat.
Murai Batu (MB) Borneo adalah sebutan Kicau Mania terhadap spesies Murai Batu yang berasal dari Pulau Kalimantan. Seperti halnya Murai Batu asal Sumatera, Murai Batu Borneo juga ada beberapa jenis sesuai habitat asalnya.
Secara umum dikenal tiga jenis Murai Batu (MB) asal Kalimantan yang banyak dipelihara Kicau Mania, antara lain:
• Murai Batu (MB) Palangka
Murai Batu (MB) Palangka dikenal juga sebagai Murai Batu Kalimantan super karena memiliki ukuran ekor yang paling panjang di antara Murai Batu Borneo jenis lainnya. Habitatnya tersebar di wilayah Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Barat.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Palangka:
Secara fisik Murai Batu (MB) Palangka sangat identik dengan Murai Batu Lampung, dan secara umum Murai Batu Palangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Ukuran tubuh sedang dengan bentuk tubuh yang agak memanjang.
• Panjang Ekor sekitar 15-18 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat tua.
• Warna Kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan dan putih kekuningan.
Murai Batu (MB) Palangka memiliki gaya tarung yang khas seperti typical Murai Batu Borneo lainnya. Murai Batu Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung, tetapi tidak seperti Murai Batu Banjar dan Murai Batu Mahkota yang akan mengembangkan seluruh bulu badannya secara total (gembung), Murai Batu Palangka hanya mengembangkan bulu-bulu dibagian perut dan sedikit dibagian dada (semi gembung).
• Murai Batu (MB) Banjar
Murai Batu (MB) Banjar banyak ditemukan di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Murai Batu (MB) Banjar merupakan jenis Murai Batu yang paling diminati oleh para pemain Murai Batu di Kalimantan untuk dilombakan, alasannya karena karakter fighternya yang sangat tinggi.
Seperti halnya Murai Batu (MB) Palangka, secara fisik Murai Batu Banjar juga banyak ragam jenisnya seperti warna bulu dada, warna kaki, dan panjang ekor yang berbeda-beda antara satu habitat dengan habitat yang lain.
Secara umum perbedaan Murai Batu (MB) Banjar dengan Murai Batu Palangka adalah pada warna bulu dadanya yang cenderung lebih cerah dengan ekor yang lebih pendek dari Murai Batu Palangka.
Panjang ekor Murai Batu (MB) Banjar rata-rata hanya 10-13 cm, tapi ada juga Murai Batu Banjar dari daerah tertentu yang memiliki panjang ekor sampai 15 cm.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Banjar:
• Ukuran tubuh kecil, sedang sampai besar.
• Panjang ekor sekitar 10-15 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat terang.
• Warna kaki hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan, dan putih kekuningan.
Pada saat tarung Murai Batu (MB) Banjar akan mengembangkan seluruh bulu-bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher, sehingga terlihat bulat (gembung).
• Murai Batu (MB) Mahkota (Kepala haji)
Murai Batu (MB) Mahkota/Kepala Putih/Murai haji (white crowned shama) yang habitatnya terdapat disekitar wilayah Kalimantan Barat sampai Kalimantan Utara (Perbatasan Malaysia) ini sebenarnya secara fisik sangat mirip dengan Murai Batu Banjar. Hanya ada satu ciri yang membedakannya dari Murai Batu Banjar yaitu adanya warna putih pada bagian atas kepalanya.
Tapi secara keseluruhan, Murai Batu (MB) Mahkota identik dengan Murai Batu Banjar, baik postur tubuh, warna bulu dada, gaya tarung, sampai karakter fighternya yang tinggi.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Mahkota:
• Ukuran tubuh kecil sampai sedang.
• Panjang ekor sekitar 10-13 cm.
• Warna bulu dada coklat sampai coklat terang.
• Warna kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), dan coklat kemerahan.
Seperti halnya Murai Batu (MB) Banjar, pada saat tarung Murai Batu Mahkota juga akan mengembangkan seluruh bulu-bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher sehingga terlihat bulat (gembung).
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Jenis-jenis Murai Batu Borneo dan ciri-cirinya". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
MB Palangka-MB Banjar-MB Mahkota

Meramal kualitas suara Perkutut dari katuranggannya

Perkutut lokal sering dikaitkan dengan hal-hal mistis dan dipercaya dapat membawa keberuntungan atau kesialan. Perkutut lokal sering disebut sebagai Perkutut katuranggan.
Katuranggan sendiri berasal dari bahasa Jawa dari kata "Katur" yang berarti "menyampaikan" dan "Angga" yang berarti "badan". Jadi, Katuranggan adalah pengetahuan untuk menyampaikan pengertian tentang sifat/karakter dari bentuk badan/fisik dari seekor Perkutut.
Meramal kualitas seekor Perkutut dengan cara melihat Katuranggannya mungkin sudah menjadi tradisi bagi para penggemar Perkutut di Indonesia sejak jaman dulu, bahkan tidak jarang mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Bagi penggemar burung Perkutut, pemilihan Katuranggan ini menjadi satu hal yang sangat penting selain dari bunyi/suaranya. Hal itu disebabkan karena adanya kepercayaan turun temurun dari Leluhur bahwa burung Perkutut adalah burung istimewa yang memiliki YONI atau kekuatan ghaib yang bisa membawa keberuntungan dan bisa juga membawa kesialan bagi pemiliknya.
Sebetulnya Katuranggan tidak sepenuhnya berkaitan dengan hal-hal mistis, karena Katuranggan adalah ilmu "titen" atau pengetahuan untuk membaca sifat/karakter dari seekor Perkutut dari bentuk fisiknya. Istilahnya, melihat isi dari kulitnya.
Dengan melihat Perkutut dari Katuranggannya, kita juga bisa meramalkan bagaimana kualitas Perkutut tersebut, baik dari suara maupun performanya.
Berikut ini beberapa katuranggan Perkutut untuk meramal kualitas suaranya:
• Perkutut dengan bentuk kepala "njambe nom" (seperti buah jambe/pinang yang masih muda), diperkirakan kualitas suaranya bisa maksimal dan keindahan suaranya akan tetap awet dan stabil sampai Perkutut tersebut berusia tua.
• Perkutut dengan bentuk kepala "mbeton nongko" (seperti biji nangka), diperkirakan suaranya akan bertahan sampai tua, tapi kualitas keindahan suaranya tidak dapat mencapai maksimal.
• Perkutut dengan bentuk kepala "nggobog" (bulat seperti uang logam), diperkirakan kualitas suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan atau sekitar 24 tahun (satu rambahan adalah 8 tahun). Kemudian setelah itu kualitas suaranya akan terus menurun sesuai dengan umurnya.
• Perkutut dengan bentuk kepala "mbungkul bawang" (seperti siung bawang putih), diperkirakan kualitas suaranya tidak menentu/tidak bisa stabil, kadang bisa bagus dan mengejutkan dan kadang juga jelek/mlempem.
• Perkutut dengan bentuk kepala "nakir kuwalik" (seperti bentuk takir terbalik, takir adalah tempat makanan/sesaji di Jawa yang terbuat dari daun pisang berbentuk persegi empat). Perkutut dengan Katuranggan seperti itu sulit diharapkan suara terbaiknya.
• Perkutut yang jika dilihat dari samping bentuk paruhnya "ngepel" (seperti buah kapel/burahol) dan bentuk badannya "tuntut gedang" atau "njantung pisang" (seperti kuncup bunga pisang), serta bentuk ekornya meruncing dengan garis-garis bulu yang jelas, diperkirakan suara tengahnya (ketek) bagus, bisa terdengar jelas dan baik.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "nggabah" (seperti gabah atau butiran padi) dan bentuk badannya "nongko sak glundung" (seperti buah nangka), serta bentuk ekornya panjang dengan garis-garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya (ketek) agak bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "mapah gedang" (seperti pelepah pisang) dan bentuk tubuhnya "mbluluk" (seperti buah kelapa yang masih kecil) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya (ketek) cukup bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "nglombok gede" (seperti cabe besar) dan bentuk tubuhnya "njagung nglobot" (seperti buah jagung yang belum dikupas kulitnya) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing sehingga bulunya bertumpuk dengan garis-garis kurang jelas, diperkirakan suara tengahnya (ketek) kurang bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti "nglombok rawit" (seperti cabe rawit) dan bentuk tubuhnya "wungkal gerang" (seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya) serta bentuk ekornya mekar seperti kipas, diperkirakan bunyi suara tengahnya (ketek) tidak bagus, tapi kelebihannya memiliki suara yang tebal.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Meramal kualitas suara Perkutut dari katuranggannya". Untuk informasi lain seputar Perkutut, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Perkutut Lokal

Infoburungindo Cara Melatih Jalak Kebo Mata Putih Biar Dapat Bicara

Burung Jalak Kebo/Jalak Penyu yaitu salah satu jenis burung kicau yang cepat gacor dan sangat cerewet, bahkan bila telaten melatihnya burung...