Sunday, 10 June 2018

Ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau

Tledekan Gunung/Sulingan Gunung adalah salah satu burung kicauan yang banyak digemari oleh para Kicau Mania dari dulu hingga sekarang. Untuk saat ini, Tledekan Gunung banyak dipelihara sebagai klangenan dirumah saja untuk menambah koleksi burung kicauannya, karena untuk sekarang ini lomba untuk kelas Tledekan Gunung memang sudah jarang digelar.
Dengan semakin banyaknya peminat Tledekan Gunung, maka harga burung fighter ini juga semakin naik, apalagi untuk Tledekan Gunung yang sudah jadi (gacor) harganya cukup mahal, bahkan lebih mahal dari Kacer yang sudah gacor.
Hal itu menjadi peluang bisnis bagi para pedagang burung untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mendatangkan stok bahan Tledekan Gunung muda hutan sebanyak-banyaknya karena sedang diminati konsumen.
Tapi sayangnya, peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal dengan menjual Tledekan Bakau yang dikatakan sebagai Tledekan Gunung. Hal itu dikarenakan sulitnya mencari pasokan Tledekan Gunung/Sulingan Gunung bakalan muda hutan karena populasinya di alam bebas memang sudah sangat langka, dan kalaupun ada harganya juga lebih mahal dibanding Tledekan Bakau dari Kalimantan.
Populasi Tledekan Gunung lokal di alam bebas memang sudah tinggal sedikit, bahkan sudah hampir punah, sehingga susah untuk mendapatkannya. Sedangkan populasi Tledekan Bakau dari Kalimantan masih cukup banyak dan bisa memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar.
Harga Tledekan Bakau yang lebih murah dari Tledekan Gunung lokal tentunya dapat mendatangkan keuntungan lebih besar bagi para pedagang jika dijual atau dikatakan sebagai Tledekan Gunung.
Jika dilihat secara fisik, memang antara Tledekan Gunung/Sulingan Gunung dan Tledekan Bakau/Sulingan Bakau memang tampak sangat mirip, dan bagi para Kicau Mania pemula yang belum berpengalaman tentunya akan sulit untuk membedakan keduanya.
Berikut ini beberapa ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau yang bisa dijadikan sebagai panduan sebelum kita memutuskan untuk membelinya.
▪ Ciri-ciri Tledekan Gunung:
• Pada Tledekan Gunung jantan, bulu dibagian atas tubuhnya (punggung) berwarna biru tua. Sedangkan warna bulu dibagian sekitar mata, muka bagian depan, dan bercak pada dagu berwarna hitam.
• Dahi dan alisnya terlihat pendek dengan warna bulu biru muda/biru cerah. Sedangkan pada bagian tenggorokan, dada, dan sisi tubuhnya berwarna jingga serta bagian perut bawah berwarna keputih-putihan.
• Tledekan Gunung/Sulingan Gunung betina memiliki warna bulu yang sama sekali berbeda dari Tledekan Gunung/Sulingan Gunung jantan. Bulu tubuh bagian atas berwarna coklat dengan lingkar mata berwarna kuning, sedangkan warna bulu pada bagian bawah tubuhnya mirip dengan burung jantan, tapi warnanya lebih pucat/pudar.
• Tledekan Gunung/Sulingan Gunung dikenal memiliki mental yang bagus dan bisa lebih cepat gacor. Suara kicauannya juga sangat nyaring dengan banyak variasi isian. Selain itu, Tledekan Gunung/Sulingan Gunung juga lebih cepat ngeplong dan ngeroll dengan ciri khas nyekleknya, asalkan mendapatkan perawatan yang tepat.
▪ Ciri-ciri Tledekan Bakau:
Tledekan Bakau/Sulingan Bakau yang terkadang disebut juga sebagai Tledekan Gunung sebrang, sekilas memang sangat mirip dengan Tledekan Gunung/Sulingan Gunung lokal.
• Pada Tledekan Bakau jantan, perbedaannya terletak pada warna bulu dibagian dahi yang tidak biru muda, warna dagunya lebih hitam, serta warna bulu pada tubuh bagian bawahnya keseluruhan berwarna merah bata sampai ke bagian perut.
• Untuk Tledekan Bakau betina penampilan fisiknya sangat mirip dengan burung jantan, bahkan lebih mirip dengan Tledekan Gunung jantan. Untuk membedakan jenis kelamin Tledekan Bakau, kita bisa memperhatikan warna birunya. Tledekan Bakau betina warna birunya terlihat lebih pucat/pudar, dengan ciri khas pada paruh bagian atas terdapat bercak putih yang membentuk huruf V serta dagunya berwarna agak kekuningan.
• Tledekan Bakau, termasuk burung yang paling susah berkicau, kalaupun berkicau lebih banyak ngeriwik daripada ngeplongnya, tetapi jika burung ini sudah mapan dan keluar suaranya, maka Tledekan Bakau berpotensi menjadi sangat gacor.
Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, Tledekan Bakau juga bisa berkicau dengan suara ngeplong dan juga ngeroll.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Ciri-ciri perbedaan Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau". Untuk informasi lain seputar Tledekan Gunung, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Tledekan Gunung dan Tledekan Bakau

Kelebihan Murai Batu Balak

Anggapan banyak orang kalau Murai Batu (MB) Balak memiliki keistimewaan/kelebihan pada volume suaranya yang tembus melengking dengan lagu bervariasi mungkin tidak berlebihan, karena Murai Batu Balak merupakan perpaduan dari dua jenis Murai Batu terbaik di Indonesia. Perpaduan tersebut tentunya akan saling melengkapi antara kualitas Murai Batu ekor putih (White tail) dan kualitas Murai Batu ekor hitam (Black tail) yang dipadukan menjadi satu.
Sebelum kita membahas tentang Murai Batu (MB) Balak, terlebih dulu kita harus mengetahui dulu seperti apa struktur dan pola ekor Murai Batu (MB).
Struktur bulu ekor Murai Batu (MB) terdiri dari dua bagian, yaitu:
• Ekor penyangga
Bentuknya kecil-kecil dengan ukuran yang lebih pendek dari ekor lainnya dan letaknya dibagian bawah/samping yang berfungsi sebagai penyangga/penahan ekor utama.
• Ekor utama
Bentuknya lebih panjang, terletak dibagian atas/tengah yang menjadi mahkota dari seekor Murai Batu (MB).
Berdasarkan warna ekornya, Murai Batu (MB) di Indonesia digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Murai Batu (MB) ekor putih (White rumped shama).
2. Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail shama).
Murai Batu (MB) ekor putih (White tail), memiliki struktur ekor 4 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dan 2 pasang bulu ekor utama berwarna hitam, dan ada juga yang memiliki struktur ekor 3 pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dan 3 helai bulu ekor utama yang berwarna hitam.
Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail), semua bulu ekornya berwarna hitam, baik bulu ekor penyangga maupun bulu ekor utama, dengan pola struktur 4 pasang bulu ekor penyangga dan 2 pasang bulu ekor utama. Dan ada juga yang memiliki pola struktur 3 pasang bulu ekor penyangga dan 3 pasang bulu ekor utama.
Selain dua jenis Murai Batu (MB) berdasarkan warna bulu ekornya tersebut, masih ada satu lagi jenis Murai Batu yang memiliki pola ekor dengan perpaduan warna antara ekor hitam dan ekor putih pada bagian bulu ekor penyangganya, atau yang biasa disebut Murai Batu Balak.
Murai Batu (MB) Balak dibedakan lagi menjadi beberapa macam menurut jumlah ekor balaknya, antara lain:
• Murai Batu (MB) Balak dua, jika terdapat 2 helai bulu ekor yang memiliki perpaduan warna hitam dan putih pada bulu ekor penyangganya.
• Murai Batu (MB) Balak empat, jika terdapat 4 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih pada bulu ekor penyangganya.
• Murai Batu (MB) Balak enam, jika terdapat 6 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih.
• Murai Batu (MB) Balak delapan jika terdapat 8 helai bulu ekor dengan perpaduan warna hitam dan putih.
Menurut isu yang berkembang dikalangan penghobi Murai Batu (MB), bahwa Murai Batu Balak adalah jenis Murai Batu langka yang punya keistimewaan/kelebihan pada vokalnya yang tembus melengking dengan variasi lagu yang melimpah.
Menurut pendapat dari para pakar Murai Batu (MB), bahwa terjadinya fenomena Murai Batu Balak merupakan hasil dari kawin silang alami antara Murai Batu ekor putih (White tile) dengan Murai Batu ekor hitam (Black tile), Karena kemungkinan adanya migrasi/perpindahan tempat tinggal yang terjadi dihabitat dari masing-masing kedua jenis Murai Batu tersebut.
Misalnya Murai Batu (MB) Nias raja yang memiliki ekor balak alami dan bukan merupakan hasil kawin silang yang dihasilkan dari penangkaran. Murai Batu ini berasal dari Pulau Nias yang memiliki ekor balak/ada noktah putih pada bagian ujung dari ekor penyangganya, padahal Pulau Nias merupakan pusat habitat dari Murai Batu ekor hitam.
Kemungkinan hal itu terjadi karena adanya migrasi dari Murai Batu (MB) ekor putih ke wilayah Pulau Nias yang merupakan habitat Murai Batu ekor hitam dan terjadi perkawinan antara kedua jenis Murai Batu tersebut yang menghasilkan keturunan dengan pola ekor penyangganya memiliki perpaduan warna hitam dan putih yang biasa disebut Murai Batu Nias raja.
Sebaliknya Murai Batu (MB) ekor hitam juga bisa ditemukan di beberapa wilayah di Aceh yang sebagain besar wilayahnya merupakan habitat dari Murai Batu ekor putih, namun juga banyak ditemukan Murai Batu asal Aceh yang memiliki pola ekor balak.
Jadi kesimpulannya, Murai Batu (MB) Balak adalah keturunan dari hasil kawin silang antara Murai Batu ekor putih dengan Murai Batu ekor hitam, baik yang terjadi secara alami dihabitat aslinya, maupun yang dhasilkan dari penangkaran dengan campur tangan Manusia (peternak).
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Kelebihan Murai Batu Balak". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Balak

Mengenal ciri-ciri dan kelebihan Murai Batu Lampung

Murai Batu (MB) Lampung memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan Murai Batu asal Sumatera lainnya. Hanya saja, ukuran ekor Murai Batu Lampung cenderung lebih pendek dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, walaupun ada juga Murai Batu Lampung yang memiliki ekor cukup panjang yang biasa disebut dengan istilah Murai Batu Lampung super.
Tapi berbeda dengan ekor Murai Batu (MB) Medan yang bentuknya melengkung pada ujungnya, ekor Murai Batu Lampung bentuknya lurus dari pangkal sampai ujung ekornya dan tidak mekar.
Ukuran ekor Murai Batu (MB) Lampung yang pendek tersebut justru memberikan keuntungan tersendiri karena membuat Murai Batu Lampung dapat bergerak lebih atraktif ketika sedang bertarung dan tidak membuatnya cepat lelah karena tidak terbebani oleh ekornya.
Namun ada dua pendapat tentang ukuran ekor Murai Batu (MB) Lampung yang pendek tersebut. Ada yang berpendapat kalau ukuran ekor yang lebih pendek tersebut adalah keuntungan dari Murai Batu Lampung karena akan mengurangi bebannya saat memainkan ekornya, sehingga staminanya tidak cepat terkuras, dan ada juga yang berpendapat kalau ekor yang pendek tersebut adalah kekurangan dari Murai Batu Lampung karena jika dilihat secara fisik penampilannya menjadi kurang menarik.
Murai Batu (MB) asal Sumatera memang ada beberapa jenis sesuai asal daerahnya, seperti dari Lampung, Jambi, Aceh dan dari daerah lainnya. Untuk pola ekor, masing-masing Murai Batu Sumatera rata-rata memiliki motif yang hampir sama, yaitu seluruh ekor putih bagian dalam memiliki corak hitam yang tegas dan tembus sampai batang lidinya.
Jenis pola ekornya sendiri cukup beragam, ada yang berbentuk sudut lekukan dan ada juga yang motifnya tidak beraturan, dan biasanya disebut dengan pola U, V, W dan lainnya.
Murai Batu (MB) Lampung memiliki stamina yang tangguh dan juga mental yang bagus ketika bertarung jika dirawat dan dilatih dengan tepat tentunya. Tapi Murai Batu Lampung memiliki kelemahan pada variasi lagunya yang cenderung mengulang-ulang nada yang sama/kurang variatif.
Tapi kekurangan tersebut bisa diatasi dengan pemasteran yang tepat dan konsisten tentunya, sehingga Murai Batu (MB) Lampung juga bisa memiliki materi lagu yang lebih bervariasi.
Keunggulan yang menonjol dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada staminanya yang tangguh ketika bertarung dan tidak cepat lelah walaupun terus berkicau dalam waktu yang lama. Tapi untuk gaya tarungnya memang tidak seindah Murai Batu ekor panjang yang dapat mencambuk-cambukkan ekornya. 
Ciri-ciri fisik Murai Batu (MB) Lampung:
Murai Batu (MB) Lampung memiliki postur tubuh yang sedikit lebih besar dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, tapi perbedaan dari segi fisik yang paling mudah dikenali adalah pada bagian ekornya yang pendek dan lurus. Kalau dari bentuk fisik lainnya secara keseluruhan memang agak sulit untuk membedakan Murai Batu Lampung dengan Murai Batu lainnya karena memang hampir sama.
Ciri lainnya dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada gaya tarungnya yang menaik turunkan kepalanya seperti mencangkul mirip dengan gaya tarung Murai Batu Borneo, hanya saja Murai Batu Lampung yang asli tidak menggembungkan bulu dadanya ketika bertarung.
Kelebihan Murai Batu (MB) Lampung:
Selain memiliki stamina yang tangguh, Murai Batu (MB) Lampung sebetulnya juga memiliki suara kicauan yang tidak kalah bagus dengan jenis Murai Batu asal Sumatera lainnya, asalkan rutin dilakukan pemasteran maka variasi lagunya juga dapat bersaing dengan Murai Batu jenis lainnya.
Kekurangan Murai Batu (MB) Lampung:
Selain materi lagunya yang cenderung monoton, ada satu hal lagi yang membuat Murai Batu (MB) Lampung kurang disukai para penggemar Murai Batu, yaitu Mental fighternya yang lemah, karena jika bertemu lawan yang lebih dominan, maka Murai Batu Lampung akan langsung down mentalnya.
Jadi, untuk mengikut sertakan Murai Batu (MB) Lampung ke arena lomba, maka burung harus sudah benar-benar matang secara mental, dan minimal sudah terbiasa mengikuti Latber.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Mengenal ciri-ciri dan kelebihan Murai Batu Lampung". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Lampung

Murai Batu Lampung super vs Murai Batu Lampung semi

Untuk sekarang ini, Murai Batu (MB) asli Lampung sudah sangat sulit ditemukan karena populasinya di alam bebas sudah sangat langka bahkan bisa dikatakan nyaris punah.
Tapi jika kita lihat dipasar-pasar burung di Indonesia, mudah sekali kita temui Murai Batu (MB) yang dikatakan sebagai Murai Batu Lampung, Lampung super dan Lampung semi.
Murai Batu (MB) Lampung dan Lampung super adalah dua jenis Murai Batu dari habitat yang sama di Pulau Sumatera. Istilah Murai Batu Lampung dan Lampung super tersebut adalah penyebutan dari para pedagang untuk membedakan antara Murai Batu Lampung ekor pendek dan Murai Batu Lampung ekor panjang, sekaligus untuk membedakan harga jualnya.
Harga jual Murai Batu (MB) Lampung ekor panjang/Lampung super memang lebih tinggi dari Murai Batu Lampung biasa/ekor pendek, alasannya karena para penggemar lebih menyukai Murai Batu yang memiliki ekor panjang menjuntai.
Murai Batu (MB) Lampung dan Lampung super memiliki spesifikasi yang sama, dari segi suara, mental, maupun gaya tarungnya, karena keduanya memang berasal dari jenis dan habitat yang sama. Yang membedakan dari keduanya hanya pada ukuran ekornya saja.
Murai Batu (MB) Lampung memiliki postur tubuh yang sedikit lebih besar dari Murai Batu Medan atau Murai Batu Aceh, tapi perbedaan dari segi fisik yang paling mudah dikenali adalah pada bagian ekornya yang lebih pendek dan cenderung lurus dari pangkal sampai ujungnya.
Kalau dilihat dari bentuk fisik lainnya secara keseluruhan memang agak sulit untuk membedakan Murai Batu (MB) Lampung dengan Murai Batu asal Sumatera lainnya karena memang hampir serupa.
Ciri lainnya dari Murai Batu (MB) Lampung adalah pada gaya tarungnya yang menaik turunkan kepalanya seperti mencangkul mirip dengan gaya tarung Murai Batu Borneo/Kalimantan, hanya saja Murai Batu Lampung yang asli tidak menggembungkan bulu dadanya ketika bertarung.
Sedangkan Murai Batu (MB) Lampung semi, sebetulnya bukanlah Murai Batu yang berasal dari Lampung (Sumateta), melainkan dari Kalimantan atau lebih tepatnya Murai Batu Palangka yang memiliki ukuran ekor cukup panjang.
Ketika berkicau sendiri tanpa lawan, Murai Batu (MB) Palangka tidak akan menggembungkan bulu dadanya, tapi pada saat di track/di adu, baru kelihatan kalau Murai Batu yang disebut juga sebagai Murai Batu Lampung semi tersebut akan mengembangkan bulu-bulu dadanya (gembung).
Secara fisik, Murai Batu (MB) Palangka memang identik dengan Murai Batu (MB) Lampung, hal itulah yang dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk mencari keuntungan dari ketidak tahuan para penghobi pemula.
Hal itu dikarenakan Murai Batu (MB) asal Kalimantan memang kurang diminati, maka oleh para oknum pedagang nakal diberi label sebagai Murai Batu Lampung semi untuk menarik minat pembeli sekaligus menaikkan harga jualnya.
Jika diperhatikan dari fisiknya, Murai Batu (MB) Palangka memiliki beberapa ciri yang berbeda, baik gradasi warna bulu, warna kaki dan ukuran ekornya.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Palangka/Lampung semi:
• Postur tubuh sedang dengan bentuk agak memanjang.
• Panjang ekor antara 15-18 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat tua.
• Warna kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan, dan putih kekuningan.
Gaya tarung Murai Batu (MB) Palangka sama seperti typical Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya. Murai Batu Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung, tapi tidak seperti Murai Batu Borneo lainnya, Murai Batu Palangka hanya mengembangkan bulu bagian perut dan sedikit dibagian dadanya (semi gembung).
Hal itulah yang dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk menarik minat pembeli sekaligus menaikkan harga jual Murai Batu Palangka tersebut dengan menyebutnya sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi.
Murai Batu (MB) Lampung jelas berasal dari Pulau  Sumatera, dan typical Murai Batu asal Sumatera tidak ada yang mengembangkan bulu-bulu dadanya pada saat tarung/berkicau (tidak gembung), berbeda dengan Murai Batu dari Kalimantan/Borneo yang memiliki ciri khas mengembangkan bulu-bulu badannya (gembung) pada saat tarung, termasuk Murai Batu Palangka/Kalimantan super yang sering disebut juga sebagai Murai Batu Lampung semi.
Jadi, Murai Batu (MB) Lampung semi sebetulnya bukanlah Murai Batu yang berasal dari Lampung (Sumatera), melainkan dari Kalimantan/Borneo yang diberi label oleh para oknum pedagang nakal sebagai Murai Batu Lampung semi untuk menarik minat pembeli dan menaikkan harga jualnya.
Jika dilihat dari penampilannya, antara Murai Batu (MB) Lampung dengan Murai Batu (MB) Lampung semi, memang hampir tidak ada bedanya. Yang membedakan keduanya hanya pada gaya tarung dan pola ekornya saja.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Murai Batu Lampung super vs Murai Batu Lampung semi". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
MB Lampung dan MB Palangka/Lampung semi

Cara menghilangkan kebiasaan salto pada Kacer

Salto merupakan salah satu perilaku negatif Kacer yang sangat tidak disukai oleh para Kacer Mania, baik yang hanya memelihara Kacer untuk rumahan ataupun yang tujuananya untuk dilombakan.
Untuk Kacer rumahan sebetulnya perilaku salto tersebut tidak terlalu masalah, karena tujuannya hanya untuk didengarkan suaranya saja. Tapi pada kenyataannya, Kacer rumahan juga kurang diminati kalau memiliki kebiasaan salto, karena kebiasaan salto tersebut ternyata akan mengurangi nilai jualnya ketika akan dijual.
Sedangkan untuk Kacer lapangan, perilaku salto memang menjadi masalah yang sangat serius karena akan mempengaruhi penilaian juri ketika Kacer tersebut dilombakan. Sebab selain tidak enak dilihat, salto juga akan membuat Kacer menjadi cepat lelah dan cenderung ngetem saat dilombakan dan tentunya akan sangat mempengaruhi penilaian dari para juri.
Untuk menangani kebiasaan salto pada Kacer dengan tepat, maka kita harus mengetahui terlebih dulu apa yang menjadi faktor pemicu yang menyebabkan Kacer tersebut salto dengan cara memantau perilakunya pada saat apa atau pada saat kenapa Kacer tersebut melakukan salto serta mengevaluasi perawatan harian yang kita lakukan selama ini secara detail.
Secara umum kebiasaan salto pada Kacer dapat di atasi dengan beberapa cara, tentunya cara atau threatment yang kita lakukan harus disesuaikan dengan faktor pemicu timbulnya perilaku salto pada Kacer tersebut.
Berikut ini adalah beberapa penyebab Kacer salto dan cara mengatasinya:
1. Kacer salto karena meniru burung lain
Jika Kacer salto disebabkan karena meniru perilaku salto dari burung lain disekitarnya, maka penangananya adalah dengan cara segera menjauhkan atau menghindarkan Kacer tersebut dari burung-burung lain disekitarnya yang memiliki kebiasaan salto, seperti misalnya: Cendet/Pentet, Pleci, Gelatik, Sirtu, Ciblek dan burung-burung lainnya yang suka melakukan gerakan salto agar tidak menjadi kebiasaan pada Kacer. Sebab kalau terus-menerus dibiarkan maka perilaku salto tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.
Kalau burung-burung yang memiliki kebiasaan salto tersebut adalah burung-burung yang kita jadikan sebagai burung masteran untuk Kacer, maka sebaiknya penempatannya harus di atur agar Kacer tidak dapat melihat burung-burung yang suka salto tersebut. Kondisikan agar Kacer tidak melihat burung-burung tersebut tapi tetap bisa mendengar suaranya dengan intonasi yang jelas. Caranya bisa dibatasi menggunakan sekat atau bisa juga dikerodong.
2. Kacer salto karena tidak nyaman dengan kandangnya
Jika perilaku salto pada Kacer disebabkan karena burung merasa tidak nyaman dengan kandangnya, maka yang harus di atur adalah mengkondisikan kandang dan perlengkapannya agar Kacer merasa nyaman dengan suasana kandangnya. Karena kalau terus dibiarkan, maka perilaku salto tersebut akan menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.
Tapi kalau perilaku salto tersebut sudah terlanjur menjadi kebiasaan, maka solusinya adalah dengan melakukan beberapa threatment berikut:
• Merubah posisi plangkringan/tenggeran menjadi bersilang atau menjadi sejajar disesuaikan dengan kondisi. Bisa juga dengan meninggikan posisi tangkringan atas untuk mempersempit ruang gerak Kacer untuk salto.
• Mengganti kandang hariannya dengan kandang bulat yang biasa digunakan untuk Murai Batu (MB) atau mengganti kandangnya dengan ukuran yang lebih besar agar Kacer dapat bergerak lebih leluasa.
• Menutup bagian atas kandang pada bagian dalamnya dengan menggunakan mika atau kardus yang permukaanya licin agar Kacer tidak dapat mencengkeram jeruji bagian atas kandang untuk melakukan salto.
• Memasang beberapa tali karet pada bagian atas kandang sebagai jebakan agar Kacer tidak berani melompat ke atas untuk melakukan gerakan salto.
3. Kacer salto karena merasa tertekan/terancam
Jika Kacer melakukan gerakan salto karena merasa tidak nyaman dengan lingkungannya karena merasa terancam atau tertekan, maka yang harus kita lakukan adalah menjauhkan hal-hal yang menyebabkan Kacer tersebut merasa tidak nyaman sehingga melampiaskannya dengan cara salto.
Kondisi tidak nyaman tersebut bisa disebabkan karena adanya predator seperti kucing atau tikus dan juga karena adanya burung-burung fighter lain disekitar kandangnya seperti Murai Batu (MB), Cendet/Petet atau Kacer lain yang menyebabkan Kacer tersebut merasa tertekan dan gelisah.
Karena terbatasnya ruang gerak untuk melarikan diri, atau untuk melampiaskan emosinya karena terhalang jeruji sangkar, mengakibatkan Kacer tersebut melampiaskannya dengan cara salto sebagai ungkapan dari perasaan frustasinya.
Jika hal ini terus dibiarkan maka akan menyebabkan perilaku salto tersebut menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan dan juga akan mengakibatkan mental Kacer tersebut menjadi rusak karena merasa tertekan setiap harinya.
Solusinya tentu harus menjauhkan Kacer tersebut dari hal-hal yang membuatnya tertekan tersebut dan mengkondisikan lingkungan disekitar kandangnya menjadi senyaman mungkin untuk Kacer.
4. Kacer salto karena salah perawatan
Jika perilaku salto pada Kacer disebabkan karena kurang tepatnya perawatan harian yang kita lakukan, maka solusinya adalah dengan cara mengevaluasi kembali perawatan yang kita lakukan selama ini.
• Kenali karakter Kacer momongan kita, karena dengan mengenali karakternya, apakah Kacer tersebut memiliki karakter fighter tinggi atau memiliki karakter fighter rendah maka kita bisa menentukan perawatan yang tepat untuk Kacer momongan kita agar tidak salah perawatan.
Perawatan mandi dan jemur yang tidak tepat juga bisa memicu timbulnya perilaku salto pada Kacer. Misalnya, Kacer tipe fighter tinggi yang dijemur terlalu lama, biasanya akan melakukan salto kalau sudah tidak kuat lagi menahan panas karena suhu tubuhnya sudah melampaui ambang batas normal. Akibatnya Kacer melakukan salto karena terbatasnya ruang gerak untuk bisa berteduh dari sengatan panas matahari. Itulah pentingnya untuk mengenal karakter Kacer momongan kita terlebih dulu sebelum menentukan perawatan hariannya.
• Jika ada indikasi Kacer tersebut Over Birahi (OB) maka penanganannya adalah dengan mengurangi porsi Ekstra fooding (EF) untuk settingan hariannya, terutama untuk pemberian kroto dan ulat hongkong (UH), karena kedua jenis Ekstra fooding (EF) tersebut sangat berpotensi manaikkan birahi Kacer jika porsi pemberiannya tidak tepat atau berlebihan.
• Umbar seminggu 2-3 kali agar Kacer bisa lebih leluasa bergerak. Pengumbaran sangat bermanfaat untuk melatih stamina Kacer dan juga untuk mengurangi tingkat birahi Kacer yang berlebihan. Manfaat lain dari pengumbaran adalah sebagai sarana refreshing agar Kacer tidak stres karena sudah terlalu lama berada dikandang harian yang sempit.
Terapi kandang umbaran juga cukup efektif untuk menghilangkan perilaku salto pada Kacer. Caranya dengan mempatkan Kacer selama satu bulan full dikandang umbaran dan melakukan semua aktifitas hariannya dikandang umbran tersebut agar Kacer lupa pada suasana kandang hariannya dan juga lupa pada kebiasaannya melakukan salto.
Tapi pada saat melakukan terapi dikandang umbaran, tetap lakukan interaksi setiap hari dengan Kacer agar nantinya tidak menjadi terlalu giras.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Cara menghilangkan kebiasaan salto pada Kacer". Untuk informasi lain seputar Kacer, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Kacer Poci

Tips perawatan Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor

Jalak Putih/Jalak Pito adalah salah satu burung yang mejadi favorit para penghobi burung di tanah air. Jalak Putih/Jalak Pito termasuk jenis burung hias karena warna bulu dan bentuk fisiknya yang indah. Tapi burung ini juga termasuk jenis burung kicauan karena suaranya juga bagus dan bisa menirukan suara dari burung-burung lain serta suara-suara lain yang sering didengarnya, sama seperti halnya Jalak Suren Jawa/Jalak Suren Lokal yang merupakan burung isian.
Tapi jika dibandingkan dengan Jalak Suren Jawa (Lokal), Jalak Putih/Jalak Pito memiliki kelebihan pada bentuk fisiknya yang indah serta gaya berkicaunya yang lebih atraktif. Maka tidak heran jika harga Jalak Putih/Jalak Pito lebih mahal dari Jalak Suren Jawa (Lokal).
Jalak Putih/Jalak Pito termasuk burung yang cerewet, sama seperti kebanyakan burung jenis Jalak lainnya, jika dirawat dengan baik pasti akan gacor sepanjang hari.
Perawatan harian Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor:
• Sebaiknya pilih Jalak Putih/Jalak Pito yang berjenis kelamin jantan karena suara kicauannya lebih bagus dan lebih bervariasi. Walaupun Jalak Putih/Jalak Pito betina juga bisa gacor, tapi suara kicauannya cenderung lebih tipis dan monoton.
• Embunkan Jalak Putih/Jalak Pito setiap pagi agar burung menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi hari yang menjadi waktu favorit bagi burung-burung liar untuk berkicau.
• Jika cuaca cerah, mandikan Jalak Putih/Jalak Pito setiap hari sekitar jam 07.00 atau 08.00 pagi dengan menggunakan sprayer atau mandikan dibak keramba sesuai kebiasaan. Campurkan shampo khusus untuk burung sesuai takaran pada kemasannya kedalam air sprayer agar bulunya tetap lembut, halus dan cerah serta untuk mencegah sekaligus membasmi kutu dan kuman pada bulu Jalak Putih/Jalak Pito.
• Sambil menunggu Jalak Putih mandi, kandangnya dibersihkan dari semua kotoran dan siapkan pakannya berupa voer dan buah-buahan seperti pepaya atau pisang. Sebelum diberikan, terlebih dulu permukaan pisang atau pepaya di olesi dengan madu murni untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Jalak Putih/Jalak Pito. Ganti air minumnya dengan yang baru setiap hari karena Jalak Putih sangat suka bermain air didalam cepuk.
• Setelah selesai dimandikan, burung di angin-anginkan terlebih dulu untuk mengeringkan bulu-bulunya. Berikan jangkrik sebanyak 5 ekor dan ulat hongkong (UH) 10 ekor sebagai Ekstra fooding (EF) hariannya.
• Setelah semua bulu-bulunya kering, kemudian lakukan penjemuran selama kurang lebih satu jam kalau kondisi cuaca sangat terik, tapi kalau kondisi cuaca tidak begitu terik, penjemuran bisa dilakukan lebih dari satu jam.
• Setelah selesai dijemur, kemudian burung digantang ditempat yang teduh dan berikan kroto segar sebanyak 1 cepuk. Kroto bisa diberikan 2-3 kali seminggu untuk menaikkan birahinya sehingga burung menjadi lebih rajin bunyi.
• Berikan vitamin khusus untuk burung kicau yang diteteskan pada air minumnya seminggu sekali untuk menjaga kondisi Jalak Putih agar selalu fit dan rajin berkicau.
• Lakukan pemasteran untuk menambah variasi suara Jalak Putih/Jalak Pito. Pemasteran bisa menggunakan burung-burung masteran dan bisa juga dengan menggunakan suara Mp3.
Tapi agar lebih efektif, pemasteran sebaiknya dengan menggunakan burung-burung masteran dengan cara menggantang Jalak Putih/Jalak Pito bersama dengan burung-burung masteran yang kita sukai setiap harinya.
• Pada sore hari kandangnya kembali dibersihkan, karena Jalak Putih/Jalak Pito nafsu makannya cukup rakus sama seperti jenis Jalak lainnya sehingga kotorannya juga cukup banyak dan cepat menumpuk didasar kandang. Setelah kandangnya dibersihkan, berikan jangkrik 5 ekor dan juga ulat hongkong (UH) sebanyak 10 ekor, kemudian burung di angin-anginkan dulu sebentar lalu dikerodong untuk istirahat.
Agar Jalak Putih/Jalak Pito cepat gacor, burung harus dibuat nyaman dengan lingkungan dan juga kandangnya. Sebaiknya Jalak Putih/Jalak Putih ditempatkan dikandang yang berukuran agak besar agar burung merasa nyaman an bisa lebih leluasa bergerak.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Tips perawatan Jalak Putih/Jalak Pito agar cepat gacor". Untuk informasi lain seputar burung Jalak, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Jalak Putih/Jalak Pito

Jenis-jenis Murai Batu Borneo dan ciri-cirinya

Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan adalah salah satu jenis Murai Batu lokal Indonesia yang terdapat di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Borneo yang paling mudah dikenali adalah pada gaya tarungnya yang khas, yaitu mengembangkan bulu-bulu dadanya (gembung), dengan kepala begerak ke atas dan ke bawah seperti mencangkul dengan tempo yang kadang cepat dan kadang lambat.
Murai Batu (MB) Borneo adalah sebutan Kicau Mania terhadap spesies Murai Batu yang berasal dari Pulau Kalimantan. Seperti halnya Murai Batu asal Sumatera, Murai Batu Borneo juga ada beberapa jenis sesuai habitat asalnya.
Secara umum dikenal tiga jenis Murai Batu (MB) asal Kalimantan yang banyak dipelihara Kicau Mania, antara lain:
• Murai Batu (MB) Palangka
Murai Batu (MB) Palangka dikenal juga sebagai Murai Batu Kalimantan super karena memiliki ukuran ekor yang paling panjang di antara Murai Batu Borneo jenis lainnya. Habitatnya tersebar di wilayah Kalimantan Tengah sampai Kalimantan Barat.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Palangka:
Secara fisik Murai Batu (MB) Palangka sangat identik dengan Murai Batu Lampung, dan secara umum Murai Batu Palangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Ukuran tubuh sedang dengan bentuk tubuh yang agak memanjang.
• Panjang Ekor sekitar 15-18 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat tua.
• Warna Kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan dan putih kekuningan.
Murai Batu (MB) Palangka memiliki gaya tarung yang khas seperti typical Murai Batu Borneo lainnya. Murai Batu Palangka juga akan mengembangkan bulu dadanya pada saat tarung, tetapi tidak seperti Murai Batu Banjar dan Murai Batu Mahkota yang akan mengembangkan seluruh bulu badannya secara total (gembung), Murai Batu Palangka hanya mengembangkan bulu-bulu dibagian perut dan sedikit dibagian dada (semi gembung).
• Murai Batu (MB) Banjar
Murai Batu (MB) Banjar banyak ditemukan di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Murai Batu (MB) Banjar merupakan jenis Murai Batu yang paling diminati oleh para pemain Murai Batu di Kalimantan untuk dilombakan, alasannya karena karakter fighternya yang sangat tinggi.
Seperti halnya Murai Batu (MB) Palangka, secara fisik Murai Batu Banjar juga banyak ragam jenisnya seperti warna bulu dada, warna kaki, dan panjang ekor yang berbeda-beda antara satu habitat dengan habitat yang lain.
Secara umum perbedaan Murai Batu (MB) Banjar dengan Murai Batu Palangka adalah pada warna bulu dadanya yang cenderung lebih cerah dengan ekor yang lebih pendek dari Murai Batu Palangka.
Panjang ekor Murai Batu (MB) Banjar rata-rata hanya 10-13 cm, tapi ada juga Murai Batu Banjar dari daerah tertentu yang memiliki panjang ekor sampai 15 cm.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Banjar:
• Ukuran tubuh kecil, sedang sampai besar.
• Panjang ekor sekitar 10-15 cm.
• Warna bulu dada coklat hingga coklat terang.
• Warna kaki hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), coklat kemerahan, dan putih kekuningan.
Pada saat tarung Murai Batu (MB) Banjar akan mengembangkan seluruh bulu-bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher, sehingga terlihat bulat (gembung).
• Murai Batu (MB) Mahkota (Kepala haji)
Murai Batu (MB) Mahkota/Kepala Putih/Murai haji (white crowned shama) yang habitatnya terdapat disekitar wilayah Kalimantan Barat sampai Kalimantan Utara (Perbatasan Malaysia) ini sebenarnya secara fisik sangat mirip dengan Murai Batu Banjar. Hanya ada satu ciri yang membedakannya dari Murai Batu Banjar yaitu adanya warna putih pada bagian atas kepalanya.
Tapi secara keseluruhan, Murai Batu (MB) Mahkota identik dengan Murai Batu Banjar, baik postur tubuh, warna bulu dada, gaya tarung, sampai karakter fighternya yang tinggi.
Ciri-ciri Murai Batu (MB) Mahkota:
• Ukuran tubuh kecil sampai sedang.
• Panjang ekor sekitar 10-13 cm.
• Warna bulu dada coklat sampai coklat terang.
• Warna kaki ada yang hitam pekat, coklat kehitaman (warna tanduk), dan coklat kemerahan.
Seperti halnya Murai Batu (MB) Banjar, pada saat tarung Murai Batu Mahkota juga akan mengembangkan seluruh bulu-bulu dada warna coklatnya sampai sebatas leher sehingga terlihat bulat (gembung).
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Jenis-jenis Murai Batu Borneo dan ciri-cirinya". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
MB Palangka-MB Banjar-MB Mahkota

Meramal kualitas suara Perkutut dari katuranggannya

Perkutut lokal sering dikaitkan dengan hal-hal mistis dan dipercaya dapat membawa keberuntungan atau kesialan. Perkutut lokal sering disebut sebagai Perkutut katuranggan.
Katuranggan sendiri berasal dari bahasa Jawa dari kata "Katur" yang berarti "menyampaikan" dan "Angga" yang berarti "badan". Jadi, Katuranggan adalah pengetahuan untuk menyampaikan pengertian tentang sifat/karakter dari bentuk badan/fisik dari seekor Perkutut.
Meramal kualitas seekor Perkutut dengan cara melihat Katuranggannya mungkin sudah menjadi tradisi bagi para penggemar Perkutut di Indonesia sejak jaman dulu, bahkan tidak jarang mengaitkannya dengan hal-hal mistis.
Bagi penggemar burung Perkutut, pemilihan Katuranggan ini menjadi satu hal yang sangat penting selain dari bunyi/suaranya. Hal itu disebabkan karena adanya kepercayaan turun temurun dari Leluhur bahwa burung Perkutut adalah burung istimewa yang memiliki YONI atau kekuatan ghaib yang bisa membawa keberuntungan dan bisa juga membawa kesialan bagi pemiliknya.
Sebetulnya Katuranggan tidak sepenuhnya berkaitan dengan hal-hal mistis, karena Katuranggan adalah ilmu "titen" atau pengetahuan untuk membaca sifat/karakter dari seekor Perkutut dari bentuk fisiknya. Istilahnya, melihat isi dari kulitnya.
Dengan melihat Perkutut dari Katuranggannya, kita juga bisa meramalkan bagaimana kualitas Perkutut tersebut, baik dari suara maupun performanya.
Berikut ini beberapa katuranggan Perkutut untuk meramal kualitas suaranya:
• Perkutut dengan bentuk kepala "njambe nom" (seperti buah jambe/pinang yang masih muda), diperkirakan kualitas suaranya bisa maksimal dan keindahan suaranya akan tetap awet dan stabil sampai Perkutut tersebut berusia tua.
• Perkutut dengan bentuk kepala "mbeton nongko" (seperti biji nangka), diperkirakan suaranya akan bertahan sampai tua, tapi kualitas keindahan suaranya tidak dapat mencapai maksimal.
• Perkutut dengan bentuk kepala "nggobog" (bulat seperti uang logam), diperkirakan kualitas suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan atau sekitar 24 tahun (satu rambahan adalah 8 tahun). Kemudian setelah itu kualitas suaranya akan terus menurun sesuai dengan umurnya.
• Perkutut dengan bentuk kepala "mbungkul bawang" (seperti siung bawang putih), diperkirakan kualitas suaranya tidak menentu/tidak bisa stabil, kadang bisa bagus dan mengejutkan dan kadang juga jelek/mlempem.
• Perkutut dengan bentuk kepala "nakir kuwalik" (seperti bentuk takir terbalik, takir adalah tempat makanan/sesaji di Jawa yang terbuat dari daun pisang berbentuk persegi empat). Perkutut dengan Katuranggan seperti itu sulit diharapkan suara terbaiknya.
• Perkutut yang jika dilihat dari samping bentuk paruhnya "ngepel" (seperti buah kapel/burahol) dan bentuk badannya "tuntut gedang" atau "njantung pisang" (seperti kuncup bunga pisang), serta bentuk ekornya meruncing dengan garis-garis bulu yang jelas, diperkirakan suara tengahnya (ketek) bagus, bisa terdengar jelas dan baik.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "nggabah" (seperti gabah atau butiran padi) dan bentuk badannya "nongko sak glundung" (seperti buah nangka), serta bentuk ekornya panjang dengan garis-garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya (ketek) agak bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "mapah gedang" (seperti pelepah pisang) dan bentuk tubuhnya "mbluluk" (seperti buah kelapa yang masih kecil) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya (ketek) cukup bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya "nglombok gede" (seperti cabe besar) dan bentuk tubuhnya "njagung nglobot" (seperti buah jagung yang belum dikupas kulitnya) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing sehingga bulunya bertumpuk dengan garis-garis kurang jelas, diperkirakan suara tengahnya (ketek) kurang bagus.
• Perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti "nglombok rawit" (seperti cabe rawit) dan bentuk tubuhnya "wungkal gerang" (seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya) serta bentuk ekornya mekar seperti kipas, diperkirakan bunyi suara tengahnya (ketek) tidak bagus, tapi kelebihannya memiliki suara yang tebal.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Meramal kualitas suara Perkutut dari katuranggannya". Untuk informasi lain seputar Perkutut, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Perkutut Lokal

Manfaat daun krokot untuk Kenari

Krokot adalah tanaman yang sering dianggap sebagai tanaman hama karena berpotensi mengganggu perkembangan tanaman pertanian. Namun selain anggapan buruk tersebut, ternyata ada manfaat besar dari tanaman ini. 
Selama ini, krokot dikenal sebagai tanaman obat yang banyak dikonsumsi Manusia untuk menjaga kesehatan maupun untuk pengobatan. Krokot juga sering dimanfaatkan sebagai sayur atau lalapan.
Kandungan gizi dalam daun krokot antara lain:
- omega 3
- sodium
- alumunium
- kalsium
- zat besi
- fosfor
- vitamin A
- vitamin B
- vitamin C
- magnesium
- mangan, dan masih banyak lagi kandungan zat aktif lainnya.
Tapi selain bermanfaat untuk Manusia, ternyata tanaman ini juga memiliki banyak manfaat untuk burung kicauan terutama untuk Kenari yang bisa diberikan sebagai pakan tambahan atau Ekstra fooding (EF) agar Kenari lebih rajin bunyi dan memiliki nafas yang panjang saat berkicau serta masih banyak manfaat lainnya untuk kesehatan burung Kenari.
Cara pemberian daun krokot pada Kenari cukup dicantolkan didalam kandangnya dengan posisi yang mudah dijangkau oleh Kenari, tapi sebelum diberikan sebaiknya daun krokot dibersihkan terlebih dulu dengan air bersih.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengeringkan tanaman ini dengan menjemurnya dibawah terik matahari sampai benar-benar kering lalu menggilingnya sampai menjadi tepung dengan menggunakan blender. Pemberian tepung daun krokot ini bisa dengan mencampurkannya pada pakan biji-bijian atau pakan lainnya seperti egg food.
Daun krokot sebaiknya diberikan setiap 2-3 kali seminggu dengan tetap diselingi pemberian Ekstra fooding (EF) lain terutama sayur-sayuran serta buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Kenari.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Manfaat daun krokot untuk Kenari". Untuk informasi lain seputar Kenari, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Manfaat krokot untuk Kenari

Perawatan Kapas tembak agar bisa gacor dan buka ekor

Kapas Tembak (KT) adalah burung masteran yang banyak dicari dan dipelihara oleh para Kicau Mania untuk dijadikan sebagai masteran sekaligus juga untuk dilombakan.
Suara tembakan rapat dan crecetan tajam dari Kapas Tembak memang terdengar sangat dominan ketika dinyanyikan oleh burung jenis lain di arena lomba burung kicau. Maka tidak heran jika banyak pemain lapangan yang mengandalkan suara Kapas Tembak untuk melengkapi materi isian gacoannya.
Kapas Tembak adalah jenis burung pemakan buah-buahan dan serangga. Sama seperti Cucak Jenggot, burung ini sangat mudah dipelihara karena dapat beradaptasi dengan cepat pada lingkungan barunya. Bentuk fisik dan suara Kapas Tembak juga sangat mirip dengan Cucak Jenggot.
Kelebihan Kapas Tembak dari Cucak Jenggot adalah pada suaranya yang lebih tajam dan lebih rapat serta memiliki gaya buka ekor saat berkicau, sehingga membuat Kapas Tembak terlihat lebih gagah dan atraktif saat berkicau, serta memiliki mental fighter yang lebih tangguh dibanding Cucak Jenggot.
Seperti halnya gaya buka sayap (nggaruda) pada Trucukan, dan gaya ngentrok pada Cucak Ijo (CI), gaya buka ekor pada Kapas Tembak juga merupakan perilaku burung ini dalam menjaga wilayah teritorialnya. Dengan berkicau sambil buka ekor, Kapas Tembak seolah ingin menunjukkan bahwa dialah yang menguasai wilayah tersebut.
Hampir semua Kapas Tembak akan menunjukkan gaya/perilaku buka ekor apabila kondisi burung sudah memenuhi berberapa kriteria berikut ini:
• Kapas Tembak dalam kondisi fisik yang fit,  tidak kurang gizi dan tidak dalam kondisi mabung/ngurak serta tidak dalam kondisi sedang sakit.
• Burung sudah mapan dan sudah gacor.
• Kapas Tembak yang sudah dewasa lebih sering menunjukkan gaya/perilaku buka ekor, sedangkan gaya/perilaku buka ekor yang ditunjukkan oleh Kapas Tembak yang masih muda adalah perilaku dimana burung dalam tahap mempelajari kondisi lingkungan sekitarnya. Misalnya, ada burung dewasa didekatnya yang terlihat bergaya buka ekor, maka Kapas Tembak muda tersebut biasanya akan mengikuti gaya buka ekor dari Kapas Tembak dewasa tersebut.
Kapas Tembak yang berkicau sambil bergaya buka ekor memang terlihat lebih gagah dan atraktif, apalagi jika hal itu ditunjukkan pada saat dilombakan, maka bisa dipastikan akan memberikan nilai tambah untuk Kapas Tembak tersebut.
Untuk melatih Kapas Tembak agar mau buka ekor sebetulnya cukup mudah, yaitu dengan selalu menjaga kondisi kesehatan Kapas Tembak dan juga sering melatihnya dengan mempertemukan Kapas tembak tersebut dengan Kapas Tembak yang sudah lebih mapan setidaknya seminggu sekali.
Sedangkan untuk perawatan harian agar Kapas Tembak gacor sebetulnya tidak berbeda jauh dengan perawatan burung-burung pemakan buah lainnya seperti Cucak Jenggot, Cucak Ijo (CI) dan Trucukan.
Perawatan harian Kapas Tembak agar cepat gacor:
• Setiap jam 05.00 pagi embunkan Kapas Tembak untuk menghirup udara segar, karena suasana pagi hari saat Matahari mulai terbit merupakan waktu paling favorit bagi burung-burung di alam liar untuk berkicau, jadi tujuan utama dari pengembunan adalah untuk mengingatkan burung pada suasana alami dihabitat aslinya agar burung terpancing untuk berkicau.
• Jam 07.00 pagi burung dimandikan dengan memakai semprotan atau memakai cepuk agar burung mandi sendiri. Akan lebih baik lagi kalau dibiasakan untuk mandi dibak keramba.
• Bersihkan kandangnya lalu sediakan pisang atau pepaya dan ganti air minumnya dengan yang baru. Sebelum diberikan pada burung, sebaiknya permukaan pisang atau pepaya diolesi dengan madu murni terlebih dulu untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Kapas Tembak.
• Setelah selesai mandi, angin-anginkan dulu untuk mengeringkan bulu-bulunya. Berikan jangkrik 3 ekor, ulat hongkong (UH) 3 ekor, dan kroto segar cukup diberikan seminggu dua kali saja dengan porsi satu cepuk untuk sekali pemberian.
• Setelah semua bulu-bulunya kering, baru dijemur secukupnya saja sampai burung terlihat mangap dan gelisah. Pada saat dijemur sebaiknya voer, buah dan air minumnya tetap diberikan.
• Setelah selesai dijemur, gantang Kapas Tembak ditempat yang teduh, usahakan ditempatkan didekat suara gemercik air agar burung merasa nyaman dan terpancing untuk berkicau.
• Sore harinya kandang dibersihkan lagi, berikan jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong (UH) 3 ekor. Setelah selesai, kemudian burung dikerodong untuk istirahat.
Lakukan perawatan tersebut secara konsisten agar Kapas Tembak cepat gacor dan buka ekor.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Perawatan Kapas tembak agar bisa gacor dan buka ekor". Untuk informasi lain seputar Kapas Tembak, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Kapas Tembak buka ekor

Murai Batu trotolan hutan vs Murai Batu trotolan penangkaran

Murai Batu (MB) trotolan, baik itu trotolan hutan maupun trotolan dari penangkaran adalah sebutan untuk anakan Murai Batu yang masih berusia dibawah 5 bulan. Pada usia tersebut anakan Murai Batu sedang dalam masa menjelang pergantian bulu, dari bulu trotol menjadi dewasa.
Murai Batu (MB) trotolan hutan adalah anakan Murai Batu yang berasal dari tangkapan hutan yang merupakan hasil perkembang biakan alami dari indukan Murai Batu di alam liar.
Sedangkan Murai Batu (MB) trotolan dari penangkaran/peternakan adalah anakan Murai Batu yang dihasilkan dari campur tangan Manusia (Peternak) dalam menjodohkan indukannya.
Pada usia yang sama, kedua jenis trotolan Murai Batu (MB) tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karakter dan perilakunya juga sangat berbeda dan hal itu disebabkan karena faktor lingkungan dimana keduanya belajar dan berkembang.
Faktor lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental, karakter, dan perilaku dari anakan/trotolan Murai Batu (MB). Karena anakan Murai Batu akan belajar dan berkembang dari lingkungan dimana mereka tinggal.
Dari situ kita bisa mengambil kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis trotolan Murai Batu (MB) tersebut untuk membandingkan dan memilih jenis trotolan mana yang sesuai dengan selera kita untuk dipelihara.
Dan berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari Murai Batu (MB) trotolan hutan dan ternakan:
Kelebihan Murai Batu (MB) trotolan hutan:
Karena berasal dari lingkungan hutan dengan kehidupan yang keras dan perubahan cuaca/iklim yang dialaminya, serta persaingan perebutan wilayah dan sumber makanan dengan burung-burung lainnya selama berada dihabitat aslinya, membuat mental dan fisik Murai Batu (MB) trotolan hutan menjadi sangat tangguh, tidak mudah terserang penyakit dan mampu bertahan disegala kondisi.
Murai Batu (MB) trotolan hutan terlatih untuk bisa bertahan hidup dilingkungan yang keras dengan berbagai ancaman dan bahaya dari predator yang mengancam setiap saat serta persaingan dengan sesama Murai Batu lainnya. Hal itu menjadikan Murai Batu trotolan hutan lebih agresif serta memiliki karakter fighter yang kuat.
Kelebihan lain dari Murai Batu (MB) trotolan hutan atau Muda Hutan (MH) adalah pada kualitas kicauanya yang lebih alami dan bervariasi dengan isian suara hutan (suara alas) yang dipelajari dari induknya dan juga dari suara-suara lain disekitarnya ketika masih berada di alam bebas.
Hal itu membuat Murai Batu (MB) trotolan hutan memiliki suara isian alami hutan (suara alas) yang lebih bervariasi dibandingkan Murai Batu ternakan, sehingga meskipun usianya masih dibawah 5 bulan tapi kemampuan berkicaunya sudah sangat bagus.
Kekurangan Murai Batu (MB) trotolan hutan:
Karena habitat aslinya adalah hutan rimba yang jarang dilalui Manusia, Murai Batu (MB) trotolan hutan atau Muda Hutan (MH) memiliki karakter yang sangat liar dan sulit untuk dijinakkan, karena selama dihutan sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan Manusia.
Pakan alami Murai Batu (MB) trotolan hutan atau Muda Hutan (MH) dihabitat aslinya adalah serangga, ulat, cacing, dan binatang-binatang kecil lainnya. Murai Batu trotolan hutan sudah terbiasa mengkonsumsi jenis pakan alami yang tersedia melimpah dihabitat aslinya, sehingga ketika kita pelihara maka harus dilatih agar ngevoer terlebih dulu untuk mempermudah perawatan hariannya.
Selain itu, Murai Baru (MB) trotolan hutan atau Muda Hutan (MH) rentan sekali mengalami stres, karena harus berpindah tempat di lingkungan baru yang asing dan sangat berbeda dengan suasana dihabitat aslinya.
Kelebihan Murai Batu (MB) trotolan dari penangkaran:
Meskipun tidak memiliki suara kicauan dasar yang alami (suara alas), tetapi Murai Batu (MB) trotolan penangkaran lebih mudah dibentuk karena rata-rata Murai Batu trotolan dari penangkaran sudah jinak. Karena dari kecil Murai Batu tersebut sudah terbiasa berinteraksi dengan Manusia sebagai perawatnya, apalagi jika sejak menetas sudah diloloh oleh Manusia tentunya akan lebih jinak dan sudah terbiasa mengkonsumsi voer sebagai pakan utamanya (sudah ngevoer).
Murai Batu (MB) trotolan dari penangkaran juga lebih mudah dimaster dengan suara-suara masteran yang kita inginkan. Apalagi jika tujuan kita memelihara Murai Batu tersebut adalah untuk dilombakan, tentunya materi isiannya bisa kita sesuaikan dengan trend suara isian yang sesuai dengan kriteria penilain lomba burung kicau saat ini.
Kekurangan Murai Batu (MB) trotolan dari penangkaran:
Karena karakternya yang jinak, kadang Murai Batu (MB) dari penangkaran menjadi manja jika pola perawatannya tidak tepat. Selain itu, karena lingkungannya adalah lingkungan Manusia dengan berbagai macam suara yang bisa direkamnya, membuat suara kicauan Murai Batu trotolan penangkaran rawan tercampur dengan suara binatang-binatang lain seperti kucing, ayam, tokek, dan lainnya yang tidak kita inginkan. Hal ini jelas tidak baik karena akan merusak keaslian dari suara Murai Batu tersebut.
Kekurangan lainnya dari Murai Batu (MB) penangkaran adalah daya tahan tubuh dan staminanya yang tidak setangguh Murai Batu trotolan hutan. Karena pada awal-awal masa pertumbuhannya, Murai Batu dari penangkaran tidak mendapatkan nutrisi yang lengkap dari induknya, dan hanya mengandalkan menu pakan yang disediakan oleh peternak yang tentunya tidak bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi dari Murai Batu tersebut.
Berbeda dengan Murai Batu (MB) trotolan hutan yang dirawat induknya dan mendapatkan semua nutrisi alami yang dibutuhkan selama masa pertumbuhannya, tentu hasilnya akan jauh berbeda.
Untuk soal harga, Murai Batu (MB) trotolan penangkaran lebih mahal dari Murai Batu (MB) trotolan hutan atau Muda Hutan (MH).
Baca juga:
Demikian sedikit informasi tentang "Murai Batu trotolan hutan vs Murai Batu trotolan penangkaran". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
MB trotolan hutan dan MB trotolan ternak

Mengenal perbedaan Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok

Jika dilihat sekilas, penampilan Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok hampir tidak ada bedanya. Tapi jika diperhatikan lebih seksama sebetulnya ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara Perkutut Lokal asli dengan Perkutut Bangkok. Ciri-ciri tersebut antara lain:
Ciri-ciri umum Perkutut Lokal:
• Jika diperhatikan, warna bulu Perkutut Lokal lebih didominasi warna coklat.
• Secara umum, postur tubuh Perkutut Lokal lebih kecil dibanding Perkutut Bangkok.
• Bentuk kepala Perkutut Lokal tampak lebih kecil dengan bentuk membulat dan leher yang lebih pendek.
• Perkutut Lokal memiliki ekor yang agak panjang dan ujungnya lebih lancip.
• Terdapat garis-garis halus pada bagian lehernya dan warna bulu dadanya terlihat lebih gelap.
• Selaput kulit pada lingkar mata Perkutut Lokal lebih kecil dan tipis dengan warna abu-abu sedikit kebiruan.
• Bentuk kaki Perkutut Lokal rata-rata lebih pendek dan berwarna ungu atau merah kehitaman.
• Rata-rata Perkutut lokal berasal dari tangkapan hutan, jadi kebanyakan Perkutut Lokal tidak memakai gelang kaki (ring).
• Suara Perkutut Lokal cenderung kecil dan tipis dengan irama yang cepat dan suara ujung (kung) yang kebanyakan patah.
Ciri-ciri umum Perkutut Bangkok:
• Warna dan corak bulu Perkutut Bangkok memang hampir sama dengan Perkutut Lokal, tapi jika diperhatikan lebih seksama, warna bulu Perkutut Bangkok cenderung lebih cerah/coklat keputihan.
• Bentuk kepala Perkutut Bangkok tampak lebih besar dan papak dengan leher yang panjang.
• Perkutut Bangkok memiliki ekor yang lebih pendek dengan ujung ekor yang tumpul/papak.
• Warna bulu pada bagian dadanya lebih cerah.
• Selaput kulit disekitar mata lebih lebar dan tebal dengan warna yang lebih pucat.
• Warna kaki Perkutut Bangkok rata-rata merah keunguan dan lebih panjang.
• Perkutut Bangkok dihasilkan dari penangkaran, jadi rata-rata Perkutut Bangkok memakai gelang kaki (ring) sebagai identitas burung dan penangkarannya.
• Suara Perkutut bangkok cenderung lebih besar, tebal dan ngebass. Irama dan ketukannya juga jelas dan harmonis dengan suara ujung (kung) panjang dan ndlosor.
Sekarang ini para penggemar Perkutut lebih banyak yang memilih untuk memelihara Perkutut Bangkok, alasannya karena yang menjadi patokan sari suara Perkutut adalah pada suara depan, suara tengah dan suara belakangnya.
Tarikan suara depan Perkutut Bangkok yang lebih panjang dengan suara yang jernih menjadi daya tarik utama dari Perkutut import tersebut.
Untuk memenuhi tuntutan para penggemar Perkutut, maka Perkutut Bangkok hadir sebagai jawaban yang akhirnya justru menggusur popularitas Perkutut Lokal di Negeri sendiri.
Kualitas suara anggungannya menjadi ciri tersendiri dari Perkutut Bangkok yang terbukti lebih bisa di andalkan daripada Perkutut Lokal.
Walaupun secara fisik sulit dibedakan dengan Perkutut Lokal karena corak warna pada bulu-bulunya yang sangat mirip.  Dari segi suara, maka akan sangat mudah untuk membedakan keduanya.
Baca juga:
Demikian sedikit informasi tentang "Mengenal perbedaan Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok". Untuk informasi lain seputar Perkutut, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Perkutut Lokal dan Perkutut Bangkok

Manfaat daun Ginseng Jawa untuk Kenari

Meskipun dinamakan Ginseng Jawa, namun tanaman ini sebetulnya bukan merupakan tanaman asli Pulau Jawa, tapi berasal dari wilayah tropis Benua Amerika.
Penyebutan Ginseng Jawa tersebut dikarenakan tanaman ini memiliki bentuk akar yang mirip dengan tanaman Ginseng dari Korea dan banyak tumbuh didaerah Jawa. Selain itu, tanaman ini juga memiliki khasiat yang hampir sama dengan Ginseng Korea, yaitu sebagai penambah stamina.
Di kalangan pecinta Kenari, manfaat tanaman ini dipercaya mampu mendongkrak stamina Kenari dan membuat Kenari semakin rajin berkicau.
Pemanfaatan daun Ginseng Jawa sebagai Ekstra fooding (EF) untuk Kenari memang sudah dilakukan sejak lama. Hal tersebut terbukti dari banyaknya Kenari-Kenari jawara yang selalu menyertakan daun Ginseng Jawa dalam menu perawatan hariannya.
Meskipun belum ada penelitian resmi mengenai manfaat daun Ginseng Jawa atau Som Jawa ini, namun khasiatnya sudah banyak dirasakan secara turun-temurun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Daun Ginseng Jawa dianggap dapat memulihkan kondisi tubuh yang menurun dengan cepat dan juga bisa meningkatkan stamina. Adapun zat aktif yang terkandung dalam akar dan batang daun ginseng antara lain:
- tanin
- saponin
- alkaloid
Sedangkan pada bagian daunnya memiliki kandungan bahan aktif seperti:
- saponin
- flavonoid
- steroid
- minyak atsiri
- vitamin A, dan juga beberapa mineral penting lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Beberapa manfaat daun Ginseng Jawa untuk Kenari:
• Melancarkan peredaran darah pada tubuh Kenari.
• Meningkatkan stamina dan durasi kerja Kenari.
• Membantu mempercepat pemulihan Kenari yang sedang dalam kondisi tidak fit.
• Menjaga daya tahan tubuh Kenari dari serangan penyakit.
• Merangsang Kenari agar lebih rajin berkicau dengan durasi yang lebih panjang.
• Menambah nafsu makan Kenari.
Cara memberikan daun Ginseng Jawa pada Kenari:
Pemberian daun Ginseng Jawa pada Kenari bisa dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari memberikannya secara langsung dengan menggantung batang dan daunnya didalam kandang Kenari atau bisa juga dengan cara memotong kecil-kecil bagian daunnya lalu mencampurkannya dalam pakan biji-bijian atau mencampurkannya dengan pakan lain seperti egg food.
Sebelum digunakan sebaiknya daun Ginseng Jawa tersebut terlebih dulu dibersihkan dengan air bersih agar terbebas dari kotoran dan kuman.
Pemberian daun Ginseng Jawa bisa dikombinasikan dengan sayur-sayuran seperti sawi, lobak, gambas dan lainnya agar Kenari lebih sehat dan tercukupi nutrisinya.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Manfaat daun Ginseng Jawa untuk Kenari". Untuk informasi lain seputar Kenari, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Manfaat daun Ginseng Jawa untuk Kenari

Kelebihan dan kekurangan Murai Batu ekor hitam (Black tail)

Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) saat ini cukup banyak peminatnya. Pamornya mulai terangkat sejak banyak bermunculan jawara-jawara Murai Batu dari jenis ekor hitam pada event-event lomba burung kicau tingkat Nasiaonal.
Hal itu membuat minat para Kicau Mania terhadap Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) ikut meningkat mengikuti trend pasar, yaitu jika ada jenis burung tertentu yang sedang ramai di arena lomba atau yang sering meraih prestasi, pasti akan langsung di ikuti dengan maraknya minat penggemar yang ramai-ramai ikut memelihara jenis burung yang sama, dan hal itu tidak hanya dilakukan oleh para pemain lapangan saja tapi juga para penggemar burung rumahan juga mengikuti trend tersebut.
Jika melihat dari asal habitatnya, Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) banyak ditemukan dikepulauan-kepulauan kecil disekitar Pulau Sumatera dan Aceh.
Semua jenis Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) dari semua wilayah rata-rata memiliki ukuran tubuh yang relatif sama, yaitu tidak terlalu besar. Panjang ekornya rata-rata sekitar 10-12 cm, tapi ada juga yang memiliki panjang ekor 14-16 cm dan ada juga yang lebih panjang dan biasa dinamakan Murai Batu Nias Raja.
Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) memiliki ciri khas masing-masing sesuai daerah asalnya, misalnya saja:
• Murai Batu (MB) ekor hitam asal Nias memiliki bentuk ekor hitam yang sangat mulus.
• Murai Batu (MB) ekor hitam asal Sinabang memiliki ukuran tubuh agak kecil, kepala kecil, dan ukuran ekor yang paling pendek di antara Murai Batu ekor hitam lainnya.
• Murai Batu (MB) ekor hitam asal Pulau Lasia memiliki ukuran tubuh lebih besar serta ukuran ekor yang agak panjang, dan jika dilihat pada bagian ekornya terdapat noktah putih yang hanya terlihat pada bagian dalam bulu ekor dibagian ujungnya.
• Murai Batu (MB) ekor hitam asal Lempuyang pada ke enam helai bulu ekornya memiliki dua jenis warna yaitu tiga pasang bulu ekor berwarna hitam polos dan tiga pasang bulu ekor lainnya terdapat noktah putih yang berdiameter sekitar 1 cm pada ujung ekornya.
• Murai Batu (MB) ekor hitam asal Sabang memiliki ukuran ekor lebih panjang mirip dengan Murai Batu ekor hitam asal Lempuyang.
Secara umum, dari semua jenis Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) tersebut memiliki beberapa kelebihan pada Mental fighternya yang tangguh, performa tarung yang stabil, suara tembus melengking dengan banyak variasi, dan semakin bertambah usianya maka kualitas suaranya akan semakin bagus dan sulit untuk ditandingi oleh jenis Murai Batu ekor putih (White tail).
Dulu, Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) sempat mendapatkan stigma negatif bahwa Murai Batu jenis ini sulit untuk bisa menjuarai lomba, sehingga membuat Murai Batu ekor hitam ditinggalkan oleh banyak penggemarnya dan jarang terlihat tampil pada ajang lomba burung kicau.
Namun kini, anggapan negatif tersebut telah terbantahkan dengan banyaknya Murai Batu (MB) ekor hitam (Black tail) yang mampu berprestasi di event-event lomba bergengsi kelas Nasional.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Kelebihan dan kekurangan Murai Batu ekor hitam (Black tail)". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Nias

Perbedaan Cucak Jenggot dan Kapas Tembak

Jika dilihat sekilas, antara Cucak Jenggot (CJ) dan Kapas Tembak (KT) memang tampak sangat mirip, tapi jika diperhatikan dengan lebih seksama maka akan terlihat beberapa perbedaan yang cukup mencolok antara keduanya, dari mulai bentuk fisik, warna bulu, suara, dan karakteristiknya.
Ciri-ciri Cucak Jenggot (CJ) yang paling menonjol terletak pada bulu dibagian bawah paruhnya (jenggot) dan jambul dikepalanya yang terlihat sangat jelas (njegrak). Warna bulu Cucak Jenggot secara keseluruhan didominasi warna coklat kehijauan, tapi pada bagian dada pada umumnya berwarna putih kekuningan dan dengan semakin bertambahnya umur, maka warna kuning pada bagian dadanya akan semakin memudar.
Sedangkan ciri-ciri dari Kapas Tembak (KT) diantaranya, memiliki warna bulu keseluruhan didominasi warna abu-abu atau coklat tua dengan bulu pada bagian dadanya cenderung berwarna putih keabu-abuan. Sedangkan bulu dibagian bawah paruhnya (jenggot) serta jambul dikepalanya tidak menonjol (tidak njegrak).
Suara Kapas Tembak (KT) cenderung lebih tajam dan lebih rapat jika dibandingkan dengan suara Cucak jenggot (CJ).
Setelah memperhatikan ciri-ciri dari kedua jenis burung tersebut, maka dapat dilihat beberapa ciri-ciri yang dapat kita jadikan pembeda dari Cucak Jenggot dan Kapas Tembak, diantaranya:
• Warna bulu Cucak Jenggot keseluruhannya didominasi warna coklat kehijauan, sedangkan warna bulu Kapas Tembak keseluruhannya didominasi warna abu-abu atau coklat tua.
• Bulu pada bagian dada Cucak Jenggot cenderung berwarna putih kekuningan, sedangkan bulu pada bagian dada Kapas Tembak cenderung berwarna putih keabu-abuan atau coklat tua.
• Bulu dibagian bawah paruh (jenggot) dan jambul pada Cucak Jenggot terlihat sangat jelas (njegrak), sedangkan bulu dibagian bawah paruh (jenggot) dan jambul pada Kapas Tembak tidak terlalu menonjol (tidak njegrak).
• Cucak Jenggot memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru yang sangat baik, sedangkan Kapas Tembak memiliki mental fighter yang kuat, sehingga jika keduanya di trek/di adu, rata-rata Kapas Tembak akan lebih unggul dibanding Cucak Jenggot.
• Pada umumnya, untuk Cucak Jenggot yang bagus dan sering dilombakan adalah yang berjenis kelamin betina, sedangkan untuk Kapas Tembak, baik jantan maupun betina sama-sama biasa dilombakan.
• Karakter suara dari Cucak Jenggot cenderung lebih kasar dan lebih banyak variasi, sedangkan suara Kapas Tembak cenderung lebih tajam dan lebih rapat.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Perbedaan Cucak Jenggot dan Kapas Tembak". Untuk informasi lain seputar Cucak Jenggot dan Kapas Tembak, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Cucak Jenggot dan Kapas Tembak

Manfaat daun mengkudu/pace untuk menjernihkan suara Kenari

Buah mengkudu sudah lama terkenal sebagai tanaman obat yang memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan Manusia. Dan selain bermanfaat untuk kesehatan Manusia, ternyata daun mengkudu juga memiliki khasiat yang besar untuk burung Kenari.
Salah satu manfaat dari daun mengkudu bagi Kenari adalah untuk memperlancar sirkulasi darah pada tubuh Kenari, karena daun mengkudu memiliki kandungan berupa fitnutrein seperti scopoletin yang berguna untuk mengatasi masalah pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan.
Daun mengkudu juga memiliki kandungan antioksidan dalam jumlah yang sangat tinggi. Selain itu, daun mengkudu juga mengandung enzim, vitamin A, selenium dan nutrisi lainnya.
Daun mengkudu ternyata juga cukup ampuh untuk membantu sistem pencernaan pada burung Kenari, hal itu disebabkan karena adanya kandungan senyawa dalam daun mengkudu yang menstimulasi serotonin dari dalam otak. Serotonin sendiri berperan penting untuk mengatur laju makanan didalam usus dan juga mengatur sistem pencernaan.
Selain untuk memperlancar sirkulasi darah dan untuk memperlancar sistem pencernaan burung, daun mengkudu juga dipercaya memiliki manfaat lain seperti membantu menjaga stamina Kenari, merangsang Kenari agar semakin rajin berkicau, serta mengobati serak pada tenggorokan Kenari sehingga suaranya akan lebih jernih dan lantang. Selain itu, daun mengkudu juga bisa meningkatkan nafsu makan Kenari dan juga mengobati beberapa macam penyakit pada Kenari.
Cara pemberian daun mengkudu untuk Kenari sama dengan pemberian pakan tambahan lain seperti daun sawi dan sayur-sayuran lainnya, yaitu cukup dicantolkan didalam kandangnya saja.
Pilih daun mengkudu yang masih muda, dan sebelum diberikan pada Kenari sebaiknya dibersihkan terlebih dulu dengan air bersih.
Pemberian daun mengkudu bisa dikombinasikan dengan sayur-sayuran seperti sawi, lobak, gambas dan lainnya. Berikan juga buah-buahan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi Kenari.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Manfaat daun mengkudu/pace untuk menjernihkan suara Kenari". Untuk informasi lain seputar Kenari, dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Manfaat daun mengkudu/pace untuk Kenari

Ciri-ciri Murai Batu Borneo yang prospek lapangan

Meskipun tidak sepopuler Murai Batu (MB) Sumatera, akan tetapi Murai Batu Borneo tetap memiliki penggemar fanatik yang cukup banyak, terutama di daerah asalanya yaitu Kalimantan.
Selain harganya lebih murah dari Murai Batu Sumatera, secara kualitas sebetulnya Murai Batu Borneo juga tidak kalah bagus jika diberikan perawatan yang tepat, bahkan rata-rata Murai Batu Borneo memiliki mental fihgter yang lebih kuat dari Murai Batu Sumatera.
Agar Murai Batu (MB) Borneo bisa gacor dengan variasi lagu yang bagus dan memiliki mental fighter yang tangguh, maka harus diberikan perawatan dan pemasteran yang tepat dan konsisten.
Tapi faktor utama yang paling penting yang harus diperhatikan sebelum kita merawat Murai Batu (MB) Borneo adalah pemilihan bahan yang prospek agar nantinya bisa membanggakan.
Berikut ini beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) Borneo yang prospek:
• Warna bulu
Pilihlah Murai Batu (MB) Borneo yang memiliki warna bulu dada coklat muda/coklat terang. Akan lebih baik lagi jika bisa mendapatkan yang supak (warna bulu dadanya agak keputihan tapi bukan blorok). Karena Murai Batu Borneo dengan warna bulu dada seperti itu rata-rata memiliki karakter fighter tinggi dengan durasi kerja ngedur.
• Warna kaki
Dari beberapa jenis warna kaki Murai Batu (MB) Borneo yang ada, sebaiknya pilih warna kaki yang coklat kehitaman (warna tanduk), hitam pekat dan coklat kemerahan. Jangan memilih yang warna kakinya putih kekuningan, karena mental dan daya tarungnya mengecewakan.
• Panjang ekor
Jika tujuan kita memelihara Murai Batu (MB) Borneo adalah untuk dilombakan, maka pilihlah Murai Batu Borneo yang berekor pendek sekitar 10-13 cm, seperti Murai Batu Borneo asal Banjar agar kerjanya lebih maksimal.
• Bentuk kepala
Sebaiknya pilihlah Murai Batu (MB) Borneo dengan kepala papak/ceper, karena biasanya Murai Batu dengan bentuk kepala seperti itu memiliki mental fighter yang tangguh.
• Mata
Pilihlah Murai Batu (MB) Borneo yang memiliki mata besar melotot dengan tatapan yang tajam seperti mengintimidasi, karena Murai Batu tersebut memiliki mental fighter yang tangguh dengan karakter menyerang.
• Paruh
Pilihlah Murai Batu (MB) Borneo yang memiliki paruh panjang dan tebal, dan yang bukaan paruhnya lebar pada saat berkicau. Karena biasanya Murai Batu dengan ciri paruh seperti itu pada saat tarung akan mengeluarkan materi tembakan dengan full power.
• Leher
Pilihlah Murai Batu (MB) Borneo yang memiliki leher besar dan panjang, karena biasanya Murai Batu dengan bentuk leher tersebut memiliki volume suara tembus.
Karakter suara Murai Batu (MB) Borneo:
Menurut anggapan banyak orang, tipykal suara Murai Batu (MB) Borneo cenderung lebih ngebass dan monoton, padahal sebetulnya hal itu tidak sepenuhnya benar karena dengan perawatan yang tepat dan pemilihan suara masteran yang sesuai dengan karakternya serta proses pemasteran yang intensif, Murai Batu Borneo juga bisa memiliki materi lagu yang berkualitas.
Karena rata-rata Murai Batu (MB) Borneo memiliki tipe suara nembak, maka sebaiknya pilihlah suara masteran utama dengan suara-suara burung yang bertipe nembak seperti suara Cililin, Lovebird, Pelatuk, Cucak jenggot, Kapas tembak dan suara-suara burung lainnya sesuai selera kita.
Pola ekor Murai Batu (MB) Borneo:
Pola ekor Murai Batu (MB) Borneo terdiri dari 6 pasang (12 helai) bulu, dengan 2 pasang bulu hitam (bulu utama) dan 4 pasang bulu putih (bulu penyangga).
Ada beberapa macam pola ekor Murai Batu Borneo, antara lain:
• Bulu ekor penyangga berwarna putih polos semua dengan sedikit semburat warna hitam pada bagian pangkal ekornya.
• Bulu ekor penyangga dengan warana putih polos 3 pasang dan sepasang (ekor putih terpanjang) berwarna separuh hitam dan separuh putih dengan pola membelah.
• Empat pasang bulu ekor penyangga berwarna putih dengan semburat warna hitam pada pangkal ekornya dan empat bulu ekor lainnya berwarna hitam semua.
Baca juga:
Demikian informasi tentang "Ciri-ciri Murai Batu Borneo yang prospek lapangan". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikek OKB yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Murai Batu (MB) Borneo

Infoburungindo Cara Melatih Jalak Kebo Mata Putih Biar Dapat Bicara

Burung Jalak Kebo/Jalak Penyu yaitu salah satu jenis burung kicau yang cepat gacor dan sangat cerewet, bahkan bila telaten melatihnya burung...