Saturday, 23 September 2017

Cara merawat Anis Kembang (AK) agar rajin bunyi

Memelihara Anis Kembang (AK) sebetulnya tidak terlalu sulit, karena burung ini cukup bandel dan tidak memerlukan perawatan khusus yang merepotkan.

Kalau dibandingkan dengan Anis Merah (AM) misalnya, Anis Kembang (AK) secara umum lebih mudah untuk bunyi, lebih tahan stres, suaranya lebih merdu, dan kalau sama-sama sudah jadi (gacor), Anis Kembang (AK) nyaris tidak pernah berhenti berkicau selama tidak dikerodong atau diletakkan di tempat gelap.

Tipe suara Anis Kembang (AK) yang ngeroll, cenderung mendominasi suara kicauan burung lainnya kalau digantang bersama.

Anis Kembang (AK).bisa memiliki isian variatif, dan memiliki warna suara yang merdu. Berbeda dengan warna suara burung kicau lainnya, meski volume suaranya bisa sangat keras, tapi terdengar empuk dan tidak memekakan telinga.

Berikut ini adalah perawatan Anis Kembang (AK) yang tepat agar rajin bunyi:

Kandang

Anis Kembang (AK) bisa dipelihara dalam kandang kotak ukuran 40x40x60 cm atau bisa juga dalam kandang bulat dengan diameter 30 cm. Sementara tenggeran/tangkringan bisa dibuat dengan diameter 1,5 cm dengan bahan cabang kayu asam, karena tekstur kulitnya yang kasar berguna untuk mengasah paruh Anis Kembang (AK) agar tidak runcing.

Untuk perawatan hariannya, Anis Kembang (AK) tidak perlu dikerodong dan hanya perlu dikerodong pada malam hari saja agar tidak kedinginan dan untuk mengantisipasi agar Anis Kembang (AK) tidak memakan serangga beracun yang biasa mengerubungi lampu dimalam hari.

Pakan

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam soal pakan untuk Anis Kembang (AK) adalah menu pakan yang variatif sehingga burung kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya.

Perawatan harian

• Jam 05.00 pagi burung dikeluarkan dan diangin-anginkan di teras agar menghirup udara segar.

• Jam 07.00 pagi burung dimandikan dengan cepuk, keramba atau disemprot halus dengan sprayer tergantung kebiasaan.

• Bersihkan kandangnya, ganti atau tambahkan voer, air minum dan buah segar.

• Berikan jangkrik 5 ekor, letakkan dalam cepuk ekstra fooding (EF).

• Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam setiap hari mulai jam 07.00-09.00 pagi.

• Setelah dijemur, burung di gantang ditempat yang ramai agar terbiasa dengan keramaian dan berani berkicau walaupun ada orang disekitarnya.

• Siang sampai sore (jam 10.00-15.00) Anis Kembang (AK) dapat dimaster dengan Mp3 player atau di tempel dengan burung-burung masteran sesuai keinginan kita.

• Jam 15.30 kandang dibersihkan kembali, burung bisa dimandikan bila perlu, kemudian berikan jangkrik 5 ekor.

• Jam 18.00 burung dikerodong dan bisa di perdengarkan suara masteran kembali selama 2-3 jam sebelum burung tidur.

• Kroto segar bisa diberikan 1-2x seminggu dengan porsi 1 cepuk untuk sekali pemberian.

• Cacing bisa diberikan 3x seminggu sebanyak 2 ekor untuk sekali pemberian.

• Buah segar diberikan rutin setiap hari dengan menu yang bervariasi seperti pisang kepok, pepaya, sawo, apel dan lainnya agar Anis Kembang (AK) tidak bosan dan tercukupi kebutuhan nutrisinya.

• Berikan vitamin khusus untuk burung kicau seminggu sekali dicampurkan dalam air minumnya.

Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, maka Anis Kembang (AK) akan lebih rajin bunyi dan gacor.

Baca juga:

Cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Cara merawat Cucak Jenggot agar cepat gacor

Tips perawatan Cucak Ijo (CI) bakalan agar cepat jinak dan rajin bunyi

Demikian sedikit informasi tentang cara merawat Anis Kembang (AK) agar rajin bunyi. Untuk informasi lain seputar burung Anis bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Anis Kembang (AK)

Sunday, 17 September 2017

Ciri-ciri Jalak Suren jantan dan betina yang akurat

Jalak Suren merupakan jenis burung monomorfik, dimana antara burung jantan dan betina memiliki bentuk fisik dan warna bulu yang sama. Tapi jika dibandingkan dan diperhatikan dengan seksama, ada beberapa ciri-ciri khusus yang membedakan antara Jalak Suren jantan  dan betina.

Untuk mengidentifikasi jenis kelamin Jalak Suren dengan lebih mudah adalah ketika Jalak Suren sudah berusia 10 bulan lebih atau sudah dewasa. Karena pada usia tersebut, sudah mulai muncul perbedaan yang mendasar antara Jalak Suren jantan dan betina.

Ciri-ciri khusus yang membedakan jenis kelamin Jalak Suren jantan dan betina:

• Pada bagian anus Jalak Suren jantan berwarna kebiruan atau ungu. Tanda tersebut hanya muncul pada Jalak Suren jantan yang sudah dewasa, sedangkan pada Jalak Suren betina tidak ada perubahan, warna anusnya tetap putih agak kemerahan.

• Selaput kulit disekitar mata Jalak Suren jantan terlihat lebih tebal dan berwarna oranye cerah, sedangkan pada Jalak Suren betina, selaput kulit disekitar matanya berwarna orange pudar/pucat.

• Warna bulu dibagian kepala dan punggung Jalak Suren jantan terlihat lebih mengkilap, sedangkan bulu pada bagian kepala dan punggung Jalak Suren betina terlihat agak kusam.

• Postur tubuh Jalak Suren jantan lebih besar dan panjang serta terlihat gagah, sedangkan postur tubuh Jalak Suren betina lebih kecil dan pendek, serta terlihat lebih bulat/buntet.

• Pada saat berkicau, baik Jalak Suren jantan maupun betina sama-sama akan mengembangkan jambulnya, tapi kalau diperhatikan lebih seksama, jambul Jalak Suren jantan terlihat lebih njabrik.

• Perilaku Jalak Suren jantan juga lebih aktif, lebih agresif, dan selalu ingin menyerang, sedangkan Jalak Suren betina perilakunya lebih kalem.

• Ketika berkicau, Jalak Suren jantan sering terlihat membusungkan dadanya.

• Suara kicauan Jalak Suren jantan juga lebih bervariasi, lebih nyaring dan lebih keras dibandingkan dengan Jalak Suren betina.

Baca juga:

Tips perawatan Jalak Suren Jawa (Lokal) agar cepat gacor

Ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina

Ciri-ciri Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat

Ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan betina

Demikian informasi tentang ciri-ciri Jalak Suren jantan dan betina yang akurat. Untuk informasi lain seputar burung Jalak bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Anus Jalak Suren jantan dan betina

Saturday, 16 September 2017

Ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina

Tledekan Gunung merupakan salah satu burung yang cukup mudah dikenali jenis kelaminnya, karena antara burung jantan dan betina memiliki warna bulu yang berbeda, seperti halnya Kacer, Murai Batu (MB) dan Cucak Ijo (CI).

Secara umum, Tledekan Gunung jantan memiliki lebih banyak variasi kicauan dengan volume suara yang keras dan tajam. Sedangkan Tledekan Gunung betina, suara kicauannya cenderung monoton dengan volume suara yang kecil.

Berikut ini adalah ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina:

Agar tidak salah dalam memilih jenis kelamin Tledekan Gunung, sebaiknya kita perlu mengetahui perbedaan fisik antara burung jantan dan betina sebagai panduan sebelum kita memelihara burung fighter ini.

• Kalau kita berniat memelihara Tledekan Gunung anakan/trotolan, perhatikan warna bulu pada bagian tepi sayapnya, tepi ekor dan juga pada bagian ujung ekornya yang cenderung berwarna hitam kebiruan pada burung jantan.

• Sedangkan warna bulu pada anakan/trotolanTledekan Gunung betina pada bagian tepi sayap, tepi ekor dan ujung ekornya cenderung berwarna coklat kusam.

• Pada Tledekan Gunung jantan muda sudah terlihat warna biru langit yang mulai tumbuh di sebagian bulu bagian atas tubuhnya, dan pada Tledekan Gunung jantan dewasa, warna bulunya mulai dari kepala bagian atas, punggung, sampai pada ujung ekornya berwarna biru tua, dan warna dari pangkal paruh bagian bawah sampai bagian anusnya berwarna merah jingga.

• Sedangkan warna bulu pada Tledekan Gunung betina dewasa, mulai dari kepala sampai ujung ekornya berwarna coklat kusam, dan dari pangkal paruh bagian bawah sampai ujung anusnya berwarna merah jingga pucat.

Baca juga:

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Ciri-ciri perbedaan Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat

Ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan betina

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Demikian informasi tentang ciri-ciri Tledekan Gunung jantan dan betina. Untuk informasi lain seputar Tledekan Gunung bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Tledekan Gunung jantan dan betina

Monday, 11 September 2017

Ciri-ciri perbedaan Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat

Untuk membedakan jenis kelamin Cucak ijo (CI) dewasa memang sangat mudah walaupun oleh pemula sekalipun, karena perbedaan antara Cucak ijo jantan dan betina yang sudah dewasa akan terlihat sangat jelas dengan adanya warna hitam dibagian muka sampai leher bagian depan untuk Cucak ijo jantan yang sudah dewasa (atau biasa disebut nopeng/topeng), sedangkan Cucak ijo betina tidak nopeng.

Tapi akan lain ceritanya untuk Cucak ijo (CI) yang masih muda (trotolan), karena cukup sulit untuk membedakan jenis kelaminnya. Apalagi untuk kita yang masih pemula, karena penampilan fisik antara Cucak ijo jantan dan betina yang masih muda/trotolan memang hampir serupa.

Tapi jika diperhatikan dengan lebih seksama, ada beberapa ciri-ciri perbedaan antara Cucak ijo (CI) jantan dan betina yang bisa kita jadikan bahan pertimbangan sebelum kita memutuskan untuk membeli Cucak ijo muda/trotolan.

Ciri-ciri Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan:

• Cucak ijo (CI) jantan trotolan, memiliki lingkaran bulu alis disekitar mata yang berwarna kuning tua, sedangkan bulu alis mata Cucak ijo betina trotolan berwarna kuning pudar agak keputihan.

Bulu-bulu kuning disekitar mata Cucak ijo (CI) jantan trotolan nantinya akan rontok dan akan berganti dengan bulu-bulu baru berwarna hitam mengkilap sampai pada bagian leher setelah dewasa. Sedangkan bulu-bulu kuning disekitar mata dan leher Cucak ijo betina trotolan, akan semakin pudar dan berwarna putih setelah dewasa.

• Paruh bagian bawah Cucak ijo (CI) jantan trotolan berwarna coklat kehitaman dan akan menjadi hitam pekat setelah dewasa. Sedangkan pada Cucak ijo betina trotolan, paruh bagian bawahnya berwarna putih kehitaman (semu hitam).

• Cekungan pada paruh bagian bawah Cucak ijo (CI) jantan berbentuk huruf "V", sedangkan cekungan pada paruh bagian bawah Cucak ijo betina berbentuk huruf "U".

• Perbedaan yang cukup jelas terlihat pada bagian lehernya, karena bulu pada bagian dagu sampai leher Cucak ijo (CI) jantan trotolan berwarna kuning tua, bulu-bulu kuning tersebut lama-kelamaan akan rontok dan berganti dengan bulu-bulu totol hitam seiring bertambahnya usia, sampai akhirnya menjadi full berwarna hitam pekat setelah dewasa. Sedangkan bulu dibagian leher sampai dagu Cucak ijo betina trotolan berwarna kuning pudar, dan lama-kelamaan akan menjadi putih setelah dewasa.

• Supit udang Cucak ijo (CI) jantan terasa agak keras kalau ditekan dengan jari dan jaraknya cukup rapat, sedangkan supit udang Cucak ijo betina terasa lunak jika ditekan dengan jari dan jaraknya lebih lebar/renggang.

• Cucak ijo (CI) yang masih muda/trotolan kakinya masih terlihat basah, sedangkan Cucak ijo dewasa, kakinya sudah kering (bersisik). Jadi kalau menjumpai Cucak ijo yang kakinya sudah kering (bersisik) tapi belum nopeng, berarti Cucak ijo tersebut kemungkinan besar adalah berjenis kelamin betina.

Baca juga:

Perawatan khusus untuk Cucak Ijo (CI) agar gacor dan ngentrok

Tips perawatan Cucak Ijo (CI) bakalan agar cepat jinak dan rajin bunyi

Cara merawat Cucak Jenggot agar cepat gacor

Demikian informasi tentang ciri-ciri perbedaan Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan yang akurat. Untuk informasi lain seputar Cucak Ijo (CI) bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Cucak Ijo (CI) jantan dan betina muda/trotolan

Sunday, 3 September 2017

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung

Murai Batu (MB) adalah salah satu jenis burung kicauan yang paling populer di Indonesia. Murai Batu adalah tipe burung fighter (petarung), jadi point utama yang harus dimiliki oleh seekor Murai Batu untuk bisa menjadi juara adalah harus memiliki mental fighter yang tangguh. Karena sebagus apapun materi yang dimiliki seekor Murai Batu, tidak akan ada gunanya kalau tidak didukung dengan mental yang kuat.

Karena untuk bisa tampil dilapangan dan mengeluarkan semua potensi yang dimiliki, harus didukung dengan mental yang kuat agar tidak down saat menghadapi lawan-lawannya di atas gantangan yang tentunya adalah burung-burung pilihan dengan kualitas terbaik.

Setelah Mental baru ke Volume suara, Irama lagu, Materi isian dan Stamina, sehingga Murai Batu bisa kerja ngedur dari awal sampai akhir lomba. Beberapa point diatas masih bisa dibentuk/dipoles, seperti Materi isian yang bisa dibentuk dengan cara pemasteran dan juga Stamina yang bisa dilatih dengan cara penjemuran dan pengumbaran.

Tapi untuk soal Mental, Volume suara, dan Irama lagu, itu mutlak adalah bakat alami dari masing-masing individu Murai Batu, kita hanya bisa memoles dan memaksimalkan bakat alami yang sudah ada tersebut dengan perawatan dan threatment yang tepat.

Jadi intinya, untuk memiliki Murai Batu yang bisa berpotensi menjadi juara dalam lomba burung kicau, harus dimulai dari pemilihan bahan Murai Batu yang berkualitas/prospek.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung:

• Mata besar dan melotot dengan sorot mata tajam seperti sedang marah, dan ada kesan merinding saat kita menatap mata Murai Batu tersebut.

• Postur tubuh ramping dan panjang dengan sayap yang mengapit rapat dikedua sisi tubuhnya.

• Berdirinya tegak membusungkan dada seolah bersikap menantang.

• Kakinya terlihat kokoh dengan cengkeraman yang kuat.

• Bentuk kepala papak/cepak dengan paruh panjang dan tebal.

• Leher besar dan kokoh.

• Bulu mengkilap kebiruan.

• Ekor lentur dan menyatu.

• Suara cetrekan rapat, keras dan padat.

• Gerakan lincah dan selalu waspada pada setiap pergerakan kita.

• Nafsu makannya besar/rakus.

• Biasanya Murai Batu dengan karakter fighter tinggi, perilakunya cenderung lebih agresif dan lebih sulit untuk dijinakkan.

Itulah beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung, semoga bisa menjadi panduan awal untuk memilih bahan/bakalan Murai Batu yang berkualitas dan dapat membanggakan nantinya. Karena Murai Batu dengan mental yang bagus akan lebih mudah dibentuk daripada Murai Batu yang bermental jelek.

Karena ketika Murai Batu di ikut sertakan dalam lomba burung kicau, maka yang pertama akan di uji dari Murai Batu tersebut adalah kualitas mentalnya. Jika Murai Batu tidak memiliki mental baja, pasti akan langsung down begitu bertemu dengan lawan-lawannya di atas gantangan yang tentunnya adalah burung-burung pilihan dengan kualitas di atas rata-rata Murai Batu kebanyakan.

Jadi, sebagus apapun materinya dan sekuat apapun staminanya, akan sia-sia kalau mental dari Murai Batu tersebut tidak ada.

Baca juga:

Tips perawatan Murai Batu Borneo/Kalimantan agar rajin bunyi

Cara melatih mental fighter Kacer agar tangguh dan siap lomba

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) muda hutan (MH) agar cepat ngeplong dan gacor

Demikian informasi tentang ciri-ciri Murai Batu (MB) bermental petarung. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB)

Infoburungindo Cara Melatih Jalak Kebo Mata Putih Biar Dapat Bicara

Burung Jalak Kebo/Jalak Penyu yaitu salah satu jenis burung kicau yang cepat gacor dan sangat cerewet, bahkan bila telaten melatihnya burung...