Thursday, 31 August 2017

Tips perawatan dan pemasteran Kacer Wulung (Dada hitam) agar ngeplong dan gacor

Kacer Wulung (Dada hitam) saat ini memang kalah pamor dengan Kacer Poci (Dada putih), padahal secara kualitas Kacer Wulung tidak kalah dengan Kacer Poci.

Tapi walaupun tidak sepopuler dulu lagi, masih banyak penggemar setia burung ini yang sampai sekarang tetap merawatnnya. Walaupun kebanyakan hanya untuk klangenan dirumah saja, karena jarang ada EO lomba burung kicau yang membuka kelas khusus untuk Kacer Wulung.

Dari segi penampilan, Kacer Wulung (Dahit) terlihat sangat gagah karena rata-rata postur tubuh Kacer Wulung lebih besar dari kebanyakan Kacer Poci, gaya mainnya juga tidak kalah bagus.

Dari segi mental, rata-rata Kacer Wulung memiliki mental fighter yang lebih tangguh dari kebanyakan Kacer Poci. Tapi dari segi suara, Kacer Wulung memang kurang jernih (kurang kristal) jika dibandingkan dengan Kacer Poci. Tapi sebetulnya hal itu bisa disiasati dengan pemasteran yang tepat karena Kacer Wulung termasuk burung yang cukup cerdas untuk menirukan suara burung lain.

Untuk perawatan Kacer Wulung sebenarnya tidak jauh beda dengan perawatan Kacer Poci pada umumnya, hanya ada beberapa point saja yang dikhususkan.

Perawatan harian Kacer Wulung (Dahit):

• Setiap hari burung diembunkan mulai jam 05.00 pagi, dan berikan jangkrik 3 ekor.

• Jam 07.00 pagi burung dimandikan dikeramba, biarkan Kacer mandi sampai puas (Seminggu sekali mandikan dengan shampo khusus burung agar bulunya tetap mengkilap dan tidak kutuan).
Sambil menunggu Kacer selesai mandi, kandangnya dibersihkan, voer dan air minumnya disiapkan.

• Setelah selesai mandi, burung dimasukkan kembali kekandang harian untuk mengeringkan bulu-bulunya. Berikan 3 ekor jangkrik lagi.

• Setelah bulu-bulunya kering, kemudian dijemur selama 2-3 jam rutin setiap hari. Voer dan air minum sebaiknya tetap diberikan agar Kacer tidak kelaparan dan dehidrasi.

• Setelah selesai dijemur, gantang burung ditempat yang teduh. Berikan kroto segar 1 cepuk. Pemberian kroto cukup 2x seminggu.

Settingan ekstra fooding harian (EF) untuk Kacer Wulung:

• Berikan jangkrik sebanyak 6/6 pagi/sore.

• Ulat hongkong (UH) hanya diberikan pada saat cuaca dingin saja cukup 5 ekor yang masih berwarna putih (baru ganti kulit).

• Kroto segar diberikan 2x seminggu dengan porsi 1 cepuk setiap kali pemberian.

• Ulat daun pisang 1 ekor yang berukuran besar seminggu 1x. Cuci dulu dengan air bersih sebelum diberikan pada Kacer untuk menghilangkan serbuk putih pada permukaan tubuh ulat.

• Buah pepaya bisa diberikan seminggu 2x kalau Kacer doyan buah, tapi kalau Kacer tidak mau mengkonsumsi buah secara langsung, bisa diakali dengan memberikan buah pepaya pada jangkrik terlebih dulu sebelum diberikan pada Kacer.

Pemasteran:

Kunci utama dalam perawatan Kacer Wulung (Dada hitam) adalah pada tehnik pemasteran, karena kekurangan dari Kacer Wulung adalah pada suaranya yang kurang jernih/cenderung ngebass.

Kacer Wulung (Dada hitam) sebaiknya dimaster dengan suara burung-burung kecil yang memiliki karakter suara nyaring dan ngeroll agar nantinya Kacer Wulung tersebut memiliki variasi isian suara-suara nyaring dan ngeroll sebagai suara dominannya.

Pemasteran yang paling efektif adalah pada saat Kcer Wulung dalam masa mabung, karena pada saat mabung itulah burung lebih banyak diam dan beristirahat. Saat itulah Kacer lebih konsentrasi dalam menyerap materi suara masteran yang di ajarkan.

Agar lebih efektif sebaiknya Kacer selalu dikerodong, tempel setiap hari dengan burung-burung masteran seperti Kenari, Ciblek, Gelatik, Prenjak, dan lainnya. Kalau tujuannya untuk lomba, bisa ditambah dengan variasi suara tembakan dan besetan kasar agar terdengar lebih dominan, seperti suara Lovebird, Cucak jenggot dan Kapas tembak.

Setelah selesai masa mabungnya, Kacer Wulung (Dada hitam) sebaiknya tetap ditempel dengan burung-burung masterannya agar lebih fasih dalam menirukan suara burung-burung masteran tersebut.

Baca juga:

Cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor

Cara pemasteran untuk Kacer lapangan dan Kacer rumahan yang efektif

Cara merawat Kacer mabung/ngurak yang tepat

Demikian informasi tentang tips perawatan dan pemasteran Kacer Wulung (Dada hitam) agar ngeplong dan gacor. Untuk informasi lain seputar burung Kacer bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer Wulung Lokal/Kacer Dada Hitam

Wednesday, 30 August 2017

Cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor

Memiliki Kacer yang gacor dan ngobra memang menyenangkan, karena kita tidak hanya dapat mendengarkan kicauannya saja, tapi juga bisa menikmati tarian ngobranya yang atraktif.

Sebetulnya tidak sulit untuk membuat Kacer agar gacor dan buka ekor atau ngebyak sendiri dirumah, karena pada dasarnya memang seperti itulah karakter asli dari burung Kacer.

Burung fighter ini, akan memamerkan gaya ngobra buka ekor dan sayap dan semua kemampuannya dalam berkicau saat bertemu lawan sesama Kacer untuk menunjukkan dominasinya atau untuk mempertahankan wilayah teritorialnya.

Sifat teritorial itulah yang sebenarnya menjadikan Kacer mudah untuk gacor dan ngobra. Tapi untuk mendapatkan Kacer yang bisa cepat gacor dan buka ekor, kunci utamanya adalah pada pemilihan bahan Kacer yang berkualitas.

Karena pada dasarnya, jagoan ditempat asalnya masih berpotensi untuk menjadi jagoan ditempat yang baru karena sejak lahir sudah dibekali mental yang tangguh. Tapi pecundang ditempat asalnya, akan cenderung tetap menjadi pecundang ditempat yang baru karena mentalnya memang lemah.

Ciri-ciri bahan Kacer yang prospek:

Mata

Kita bisa membaca karakter seekor Kacer dari matanya. Pilihlah Kacer dengan mata yang besar melotot dengan sorot mata tajam seolah mengintimidasi.

Ada kesan merinding saat kita menatap mata Kacer tersebut, sorot matanya seperti saat kita melihat mata orang yang sedang marah. Bayangkan saja, jika kita saja merasa merinding ketika menatap matanya, bagaimana dengan lawan-lawannya sesama Kacer..??

Jangan memilih Kacer yang matanya terlihat kecil dan terkesan redup atau sayu, karena Kacer tersebut mentalnya kurang kuat dan tidak memiliki karakter menyerang. Kacer seperti ini tetap bisa gacor, tapi tidak kuat mental untuk menghadapi intimidasi dari  kacer-kacer lain yang berkarakter bringas.

Postur tubuh

Biasanya, rata-rata Kacer dengan mental yang bagus juga didukung dengan postur tubuh yang proporsional, walaupun ada juga beberapa individu Kacer dengan postur tubuh yang tidak proporsional tapi memiliki mental yang bagus.

Pilihlah Kacer dengan body yang panjang dan ramping tapi padat berisi. Sayap mengapit rapat dikedua sisi tubuhnya. Leher besar dan kokoh. Paruh tebal, panjang dan lurus. Kepala terlihat papak dan lonjong. Kaki tampak kokoh dengan cengkeraman yang kuat. Bulu rapi, mulus dan mengkilap kebiruan jika terkena sinar Matahari.

Perilaku

- Burung tampak aktif dan lincah serta nafsu makannya besar.

- Selalu menatap waspada pada setiap pergerakan manusia disekitarnya.

Setelah mendapatkan bahan Kacer yang prospek, saatnya untuk membentuk dan mengembalikan lagi mental jagoan Kacer tersebut serta menggali kembali semua potensi yang dimilikinya ketika masih berada di alam bebas.

Petawatan awal/masa adaptasi:

• Tempatkan Kacer dikandang yang bersih dan nyaman dengan ukuran yang sesuai untuk Kacer.

• Tempatkan Kacer ditempat yang tenang dan jauhkan dari burung-burung fighter lain yang gacor agar Kacer tersebut tidak stres.

• Sebaiknya pelihara satu ekor Kacer saja dalam satu rumah, jangan memelihara kacer lebih dari satu karena akan melunturkan jiwa fighternya.

• Selama masa adaptasi, manjakan Kacer dengan Pemberian Ekstra fooding (EF) sekenyangnya agar burung merasa senang dan terpenuhi semua kebutuhan nutrisinya.

• Berikan voer setiap hari sebagai pakan utama untuk Kacer, ganti voer setiap tiga hari sekali dengan yang baru agar terhindar dari jamur dan bakteri.

Jika kita ingin agar penampilan Kacer kita tetap stabil, sebaiknya jangan pernah menggunakan voer dengan warna yang mencolok (terang), karena kemungkinan besar voer tersebut memakai pewarna kimia.

Efek negatif yang ditimbulkan memang tidak akan terlihat dalam jangka pendek, namun setelah pemakaian selama beberapa bulan, efek negatifnya akan mulai terlihat. Kacer menjadi tidak stabil dan susah disetting serta banyak permasalahan kesehatan lain yang timbul dari efek pewarna kimia pada voer tersebut.

Untuk menghindari hal itu, sebaiknya memakai voer yang tidak memakai pewarna saja (warna netral), karena akan lebih aman walaupun dikonsumsi Kacer dalam jangka panjang.

Perawatan harian untuk Kacer:

• Embunkan Kacer setiap hari mulai jam 05.00 pagi dan berikan 2 ekor jangkrik, tapi untuk Kacer yang lambat panas sebaiknya tidak usah di embunkan.

• Jam 07.00 Kacer dimandikan dikeramba dan biarkan mandi sampai puas. Sambil menunggu Kacer mandi kandangnya dibersihkan, air minum dan voernya disiapkan.

Untuk intensitas mandi disesuaikan dengan Karakter Kacer, jika karakternya fighter tinggi (emosional) Kacer perlu mandi setiap hari untuk meredam emosinya yang meluap-luap.

Tapi kalau karakternya fighter rendah (kurang emosi) sebaiknya cukup dimandikan 1 atau 2 kali seminggu.

• Setelah selesai mandi, masukkan kembali kedalam kandang harian untuk mengeringkan bulu-bulunya kemudian berikan jangkrik 3 ekor lagi.

• Setelah bulu-bulunya kering kemudian dijemur selama 1-3 jam rutin setiap hari disesuaikan dengan Karakternya. Voer dan air minum sebaiknya tetap diberikan selama penjemuran kalau kita tidak punya waktu untuk mengawasinya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Untuk Kacer tipe fighter tinggi (emosional), durasi penjemuran tidak perlu terlalu lama, jika Kacer terlihat sudah mangap dan gelisah sebaiknya segera di angkat dan dipindahkan ketempat yang sejuk.

Untuk Kacer tipe fighter rendah (lambat panas), durasi penjemuran harus dimaksimalkan untuk mendongkrak emosinya.

• Setelah selesai dijemur, Kacer digantang ditempat yang teduh selama 30 menit. Berikan kroto segar satu cepuk, atau bisa diberikan ulat hongkong (UH) untuk Kacer yang lambat panas.

• Setelah itu Kacer dikerodong, tempel dengan burung-burung masteran atau bisa dimaster dengan Mp3 player.

• Sore hari jam 04.00 buka kerodong, berikan 5 ekor jangkrik lalu angin-anginkan Kacer sampai sore dan dikerodong lagi pada malam harinnya.

Settingan Ekstra fooding (EF) harian untuk Kacer:

• Jangkrik 5/5 pagi/sore (Potong kaki-kaki belakangnya terlebih dulu).

• Kroto segar satu cepuk seminggu 2x.

• Ulat hongkong (UH) diberikan pada saat cuaca dingin saja cukup 5 ekor yang baru ganti kulit.

• Ulat daun pisang (kalau ada bisa diberikan seminggu 1x yang berukuran besar). Sebelum diberikan, dicuci dulu dengan air bersih untuk menghilangkan serbuk putih pada permukaan tubuh ulat.

• Kuning telor ayam kampung rebus, bisa diberikan seminggu 1x (ambil setengah kuning telur lalu dipotong kecil-kecil kemudian ditaruh dicepuk tempat kroto).

• Buah juga bisa diberikan seminggu 2x kalau Kacer doyan. Kalau ternyata Kacer tidak mau mengkonsumsi buah secara langsung, alternatifnya dengan memberikan buah dan sayuran segar terlebih dulu pada jangkrik sebelum diberikan pada Kacer.

Cara melatih stamina Kacer:

• Lakukan penjemuran secara rutin setiap hari untuk melatih nafas Kacer agar bisa panjang.

• Umbar Kacer seminggu 2x dengan latihan terbang bolak-balik dikandang umbaran agar stamina dan fisiknya selalu prima.

Cara melatih mental Kacer:

• Tempel Kacer dengan burung-burung kecil yang gacor setiap hari agar Kacer merasa paling dominan. Burung-burung kecil tersebut selain dimanfaatkan untuk membentuk mental Kacer, juga sekaligus berfungsi sebagai burung masteran untuk memperkaya materi isian Kacer.

• Untuk melatih mental tarungnya, bisa ditrek dengan beberapa Kacer lain seminggu sekali. Pantau perkembangan performanya, apakah sudah maksimal atau belum, kalau dirasa belum maksimal berarti harus dievaluasi lagi kekurangannya.

• Setelah performa Kacer tersebut kita rasa sudah maksimal, sudah saatnya untuk menjajal mental dan performa Kacer tersebut di arena Latber (latihan bersama) dulu agar Kacer memiliki jam terbang yang cukup serta penampilan yang stabil sebelum diturunkan di event yang lebih besar.

Baca juga:

Apa yang dimaksud Kacer tipe panas dan Kacer tipe dingin..??

Cara pemasteran untuk Kacer lapangan dan Kacer rumahan yang efektif

Cara merawat Kacer mabung/ngurak yang tepat

Mp3 suara Kacer untuk memancing Kacer yang macet bunyi

Demikian informasi tentang cara membentuk Kacer agar lebih fighter, gacor dan buka ekor. Untuk informasi lain seputar burung Kacer bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Kacer Poci

Monday, 28 August 2017

Tips perawatan Murai Batu Borneo/Kalimantan agar rajin bunyi

Secara fisik, Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan hampir sama dengan Murai Batu (MB) lainnya (selain MB kepala putih/murai haji). Perbedaannya hanya terletak pada ekornya, dimana bulu ekorurai Batu (MB) Borneo/Kalimantan cenderung lurus dan kaku dengan jarak antara ekor putih dan hitam yang berdekatan.

Satu hal yang menjadi ciri khas dari Murai Batu (MB) asal Kalimantan adalah pada gaya tarungnya yang selalu mengembangkan bulu-bulu dadanya, karena itulah Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan sering disebut dengan Murai Batu (MB) gembung.

Tips memilih Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan:

Sebagian besar Muarai Batu (MB) Borneo yang beredar dipasaran merupakan burung muda hutan (MH), hasil tangkapan dari alam. Beberapa cara dilakukan pemikat Murai Batu (MB) untuk mendapatkan burung fighter bersuara merdu ini dari hutan-hutan di wilayah Kalimantan.

Cara yang wajar dilakukan adalah dengan membuat jebakan dari sangkar dengan meletakkan pakan sebagai umpan. Begitu Muarai Batu (MB) masuk ke dalam sangkar jebak.

Tetapi ada juga yang menggunakan alat bantu seperti jaring dan getah/pulut. Bahkan ada yang paling ekstrim dan sadis, yaitu dengan menggunakan mata pancing yang tentunya akan melukai bagian dalam tenggorokan dari Murai Batu (MB).

Bagi kita yang masih awam, akan sulit untuk membedakan bagaimana cara burung ini diperoleh ketika sudah berada dilapak pedagang burung. Kita tidak tahu persis, apakah burung tersebut hasil penjebakan, pemikatan, memakai jaring dan getah, atau hasil pancingan.

• Ciri-ciri Murai Batu jaringan dan jebakan pulut/getah:

Murai Batu (MB) yang ditangkap dengan jaring dan jebakan getah/pulut bisa dikenali dari bulu-bulunya yang cenderung tidak rapi, bahkan ada juga beberapa bagian bulu yang hilang atau tercabut. Meski demikian, tidak ada cacat fisik yang parah yang di akibatkan dari proses penangkapan tersebut.

• Ciri-ciri Murai Batu (MB) hasil pancingan:

Murai Batu (M) yang diperoleh dengan cara dipancing justru memiliki bulu-bulu yang lebih mulus/rapi, karena saat tertangkap tidak terjadi kontak dengan bulu, kontak hanya terjadi antara mata pancing dan paruh burung. Cara penangkapan seperti ini sangat berpotensi merusak bagian dalam tenggorokan Murai Batu (MB), atau bagian kepala di dekat pangkal paruh.

Jadi sebelum membeli Murai Batu (MB) bahan/bakalan, sebaiknya dicek dulu bagian-bagian vital tersebut. Jangan terkecoh melihat Murai Batu (MB) dengan bulu-bulu yang utuh karena bisa jadi justru burung hasil pancingan.

Murai Batu (MB) muda hutan (MH) cenderung sulit diajari untuk makan voer dan membutuhkan waktu cukup lama agar ngevoer total. Biasanya para pedagang hanya memberikan ulat hongkong (UH) pada Murai Batu (MB) untuk mempertahankan agar Murai Batu (MB) tetap bertahan hidup selama burung belum laku.

Kalau memungkinkan, pilihlah Murai Batu (MB) bahan/bakalan yang sudah mengkonsumsi campuran kroto dan voer halus (semi voer), agar lebih mudah dalam merawatnya. Tapi kalau tidak memungkinkan, berarti kita harus lebih telaten untuk melatih Murai Batu (MB) bahan/bakalan tersebut untuk makan voer terlebih dulu.

Pilihlah burung yang sehat, ditandai dengan nafsu makannya rakus, kedua sayapnya mengapit rapat pada sisi samping tubuhnya sampai ke bagian paha, gerakannya lincah, matanya melotot dengan sorot mata yang tajam mengikuti arah gerakan kita (waspada). Jangan memilih burung yang matanya terlihat sayu dan berair. Untuk suara cetrekannya, pilihlah yang padat dan keras.

Cara melatih Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan untuk ngevoer:

Langkah pertama yang harus kita lakukan dalam perawatan bahan/bakalan Murai Batu (MB) Borneo adalah melatih burung untuk ngevoer.

Berikut ini dua metode untuk melatih Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan agar mau makan voer:

• Campurkan voer halus dengan kroto, lalu dibasahi dengan sedikit air dan bagian atasnya ditaburi lagi dengan kroto. Lakukan cara ini selama seminggu atau lebih dengan takaran voer setiap harinya terus ditambah dan campuran krotonya terus dikurangi sedikit demi sedikit sampai Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan tersebut benar-benar mau makan voer polos tanpa campuran kroto.

• Campurkan voer halus dengan ulat hongkong (UH) yang dipotong kecil-kecil, atau bisa juga dicampur dengan potongan perut jangkrik yang juga dipotong kecil-kecil, kemudian basahi dengan air secukupnya dan bagian atasnya ditaburi kroto. Berikan campuran pakan tersebut selama seminggu atau lebih dengan pola campuran yang sama dengan cara pertama sampai Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan tersebut benar-benar mau makan voer total tanpa campuran ulat hongkong (UH), jangkrik ataupun kroto.

Setelah Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan sudah ngevoer total, Ekstra fooding (EF) seperti jangkrik, ulat hongkong (UH) dan kroto harus tetap diberikan setiap harinya.

Setelah Murai Batu (MB) Borneo terbiasa mengkonsumsi voer halus, mulailah dilatih untuk mengkonsumsi voer kasar. Caranya dengan mencampur voer halus dengan voer kasar, sedikit demi sedikit campuran voer halus dikurangi sampai Murai Batu (MB) Borneo tersebut terbiasa mengkonsumsi voer kasar sepenuhnya.

Selama proses adaptasi, sebaiknya jangan menggantang burung ditempat yang ramai atau banyak suara burung lain yang gacor untuk menghindari stres.

Karena itulah, sebaiknya burung lebih banyak dikerodong (full kerodong) pada sati minggu pertama sejak burung tiba dirumah. Setelah satu minggu full kerodong, sudah bisa mulai dibuka sedikit demi sedikit agar burung mulai mengenal lingkungan barunya. Karena proses adaptasi bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu, tergantung perawatan dan juga kondisi dari burung itu sendiri.

Apabila proses adaptasi sudah selesai, jangan terburu-buru ingin mendengarkan suaranya, apalagi langsung ingin dimaster. Buatlah Murai Batu (MB) tersebut jinak dulu, karena jika sudah jinak, akan lebih memudahkan kita dalam perawatan berikutnya.

Perawatan harian Murai Batu (MB) Borneo muda hutan (MH):

• Embunkan burung setiap hari mulai jam 05.00 pagi.

• Setelah jam 07.00 pagi burung dimandikan di bak keramba.

• Setelah selesai mandi, burung di angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering, sambil diberikan Ekstra fooding (EF).

• Setelah semua bulu-bulunya kering, kemudian burung dijemur selama 1-2 jam. voer dan air minumnya tetap diberikan agar Murai Batu (MB) tidak kelaparan dan dehidrasi.

• Setelah selesai dijemur, burung digantang ditempat yang teduh dan tenang. Jangan pindah-pindah tempat gantangan dulu sampai Murai Batu (MB) Borneo tersebut rajin bunyi.

Setelah Murai Batu (MB) rajin bunyi, baru pindah tempat gantangannya agar Murai Batu (MB) Borneo tersebut terbiasa berkicau dimanapun digantang.

Settingan Ekstra fooding (EF) harian untuk Murai Batu (MB) Borneo muda hutan (MH):

• Berikan jangkrik 7/7 pagi/sore, yang sudah dipotong kaki-kakinya.
• Berikan Ulat hongkong (UH) 3/3 pagi/sore.
• Berikan kroto segar 1 cepuk dua hari sekali.
• Bisa juga ditambahkan cacing yang diberikan seminggu sekali sebanyak 2 ekor yang sudah dibersihkan isi perutnya.

Lakukan perawatan tersebut dengan telaten dan konsisten, agar Murai Batu (MB) Borneo bahan/bakalan yang kita pelihara bisa cepat berkicau.

Baca juga:

Tips perawatan burung bagi karyawan yang tidak punya banyak waktu luang

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu (MB) mabung/ngurak

Settingan harian untuk Murai Batu (MB) agar cepat gacor

Demikian informasi tentang tips perawatan Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan agar rajin bunyi. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB) bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) Borneo/Kalimantan

Sunday, 27 August 2017

Perawatan Gelatik wingko bakalan agar cepat gacor

Meskipun kalah populer dengan burung-burung kecil jenis lainnya seperti Ciblek dan Pleci, tapi Gelatik wingko masih cukup diminati para Kicau Mania karena memiliki suara kicauan yang unik. Gelatik wingko banyak dipelihara untuk dijadikan sebagai masteran bagi burung-burung lainnya.

Gelatik wingko termasuk burung yang mudah dipelihara dan cepat gacor meskipun dipelihara dari bahan/bakalan.

Di alam bebas Gelatik wingko biasa memakan berbagai jenis ulat, serangga kecil, laba-laba dan binatang-binatang kecil lainnya.

Untuk memiliki Gelatik wingko yang gacor sepanjang hari, sebaiknya pilihlah yang berjenis kelamin jantan, karena burung jantanlah yang lebih rajin berkicau dengan kicauan bervariasi dan suaranya lebih nyaring.

Perbedaan fisik Gelatik wingko jantan dan betina:

• Gelatik wingko jantan memiliki garis hitam yang tebal dari leher sampai pangkal ekornya, sedangkan gelatik wingko betina garis hitamnya tipis dan putus-putus dibeberapa bagian sampai sebatas perut.

• Kalau keduanya dibandingkan, postur tubuh Gelatik wingko jantan terlihat lebih panjang, sedangkan yang betina terlihat lebih pendek atau buntet.

Cara melatih Gelatik wingko bahan/bakalan untuk ngevoer:

• Ulat hongkong (UH) dipotong kecil-kecil lalu dicampur dengan voer halus lalu ditaruh dalam cepuk.

• Untuk hari pertama campuran voernya cukup sedikit saja agar Gelatik wingko mau memakannya.

• Untuk hari berikutnya porsi ulat hongkong (UH) dikurangi, sedangkan untuk porsi voernya diperbanyak dan terus ditambah setiap harinya sampai burung mau makan voer polos tanpa ulat hongkong (UH).

Tips menjinakkan Gelatik wingko bahan/bakalan:

• Semprot burung menggunakan sprayer sampai basah kuyup setiap pagi dan sore hari.

• Setelah itu burung di elus-elus dengan tangan agar lebih cepat jinak.

• Berikan Ekstra fooding (EF) seperti jangkrik kecil yang sudah dipotong kaki-kakinya dan ulat hongkong (UH) langsung dari tangan.

• Gantang kandangnya ditempat yang ramai setiap harinya agar burung terbiasa dengan keramaian dan berani berkicau walaupun ada orang didekatnya.

Perawatan harian Gelatik wingko:

Setelah burung semi jinak, mulai bisa kita terapkan pola perawatan harian sebagai berikut:

• Setiap hari mulai jam 05.00 pagi burung diembunkan.

• Jam 07.00 pagi burung dimandikan dengan cara disemprot halus dengan memakai sprayer atau biar mandi sendiri dicepuk mandinya.

• Setelah itu burung di angin-anginkan sampai bulu-bulunyanya kering sambil diberikan Ekstra fooding (EF).

• Setelah bulu-bulunya kering, kemudian burung dijemur selama kurang lebih 1-2 jam rutin setiap hari.

• Bersihkan kandangnya setiap hari agar burung merasa nyaman dengan kandangnya dan terhindar dari penyakit.

• Air minum diganti setiap hari agar terhindar dari kuman dan bakteri.

Jenis pakan dan Ekstra fooding (EF) untuk Gelatik wingko:

• Voer
Berikan voer halus setiap hari sebagai pakan utama Gelatik wingko. Ganti voer dengan yang baru setiap tiga hari sekali.

• Jangkrik
Berikan jangkrik ukuran kecil 3/3 pagi/sore. Potong kaki-kakinya tetlebih dulu sebelum diberikan pada burung.

• Ulat hongkong (UH)
Berikan ulat hongkong (UH) 5/5 pagi/sore, pilihlah yang masih berwarna putih (yang baru berganti kulit).

• Kroto
Berikan kroto segar seminggu dua kali, porsinya cukup satu sendok teh saja.

• Ulat kandang
Ulat kandang bisa diberikan setiap hari, porsinya cukup satu cepuk kecil saja.

Lakukan perawatan tersebut secara rutin dan konsisten agar Gelatik wingko bahan/bakalan yang kita pelihara tersebut lebih cepat jinak dan rajin bunyi.

Baca juga:

Cara merawat Sirtu bakalan agar cepat bunyi

Perawatan yang tepat untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan agar cepat bunyi

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Demikian informasi tentang perawatan Gelatik wingko bakalan agar cepat gacor. Untuk informasi lain seputar burung Gelatik bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Gelatik wingko jantan

Friday, 25 August 2017

Cara merawat Sirtu bakalan agar cepat bunyi

Sirtu/Cipoh adalah jenis burung koloni dihabitat aslinya, burung ini akan berkicau saling saut-sautan dengan sirtu lainnya. Di alam bebas, Sirtu/Cipoh mengkonsumsi ulat, laba-laba dan serangga-serangga kecil sebagai makanan utamanya.

Untuk memelihara Sirtu/Cipoh dari bahan/bakalan sebaiknya pilihlah yang masih berusia muda, karena burung yang masih muda akan lebih mudah dibentuk dan lebih mudah jinak.

Jangan memilih Sirtu bahan/bakalan yang sudah dewasa karena akan sulit dijinakkan, burung yang sudah tua akan sulit beradaptasi dengan lingkungan manusia karena sudah terlalu lama hidup di alam bebas, dan tentunya Sirtu menjadi rawan stres karena perubahan lingkungan yang sangat drastis.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan Sirtu/Cipoh bahan/bakalan antara lain:

• Paruh Sirtu anakan umumnya masih berwarna putih, atau abu-abu mendekati putih, tetapi ketika berusia muda warnanya mulai menjadi lebih gelap, tapi belum sehitam Sirtu dewasa.

• Warna bulu pada Sirtu muda hampir sama seperti Sirtu betina dewasa, yaitu lebih kusam dibanding Sirtu jantan dewasa, tapi warna hitam pada kedua bulu sayapnya tidak sehitam Sirtu jantan dewasa.

• Carilah Sirtu yang tidak terlalu giras (glabrakan) waktu didekati, lebih bagus lagi kalau Sirtu tersebut sudah dipisahkan dalam kandang terpisah, bukan dalam kandang ombyokan.

• Pilihlah Sirtu yang sudah mau anteng di atas tangkringan, meski sesekali masih melompat ke jeruji kandang, itu adalah indikasi kalau Sirtu tersebut sudah mulai beradaptasi dengan kondisi kandangnya sehingga memudahkan kita dalam perawatan selanjutnya, seperti melatih Sirtu makan voer atau untuk menjinakkannya.

• Pilihlah Sirtu bahan/bakalan yang sudah ngeriwik, atau sudah mau berbunyi, minimal sudah mau bersiul meski masih pelan.

• Kalau ingin membeli Sirtu yang masih lolohan, sebaiknya belilah sepasang untuk memperbesar peluang mendapatkan Sirtu jantan. Setelah mendapatkan Sirtu lolohan, berikan pakan yang tepat dan seimbang agar burung sehat dan pertumbuhannya normal.

Anakan Sirtu/Cipoh yang masih merah dan belum sepenuhnya tumbuh bulu, bisa diberikan potongan perut jangkrik setiap kali anakan Sirtu tersebut lapar.

Kalau anakan Sirtu tersebut sudah tumbuh bulu sepenuhnya, bisa diberikan campuran voer halus yang dibasahi dengan sedikit air dan berikan juga potongan perut jangkrik atau serangga lainnya.

Selama perawatan, anakan Sirtu bisa dimaster dengan menggunakan suara kicauan burung sejenis atau denga suara burung lain untuk menambah variasi kicauannya.

Perawatan tahap awal untuk Sirtu/Cipoh bahan/bakalan:

Selama beberapa hari jangan dimandikan dulu, biarkan Sirtu bahan/bakalan tersebut beradaptasi dengan lingkungan, sangkar, tempat pakan, tempat minum, serta tenggerannya terlebih dulu.

Setelah proses adaptasi selama beberapa hari, Sirtu bisa mulai dimandikan pada pagi hari dengan cara disemprot halus menggunakan sprayer, setelah selesai dimandikan, Sirtu di angin-anginkankan dulu sampai bulu-bulunya kering kemudian dijemur selama kira-kira satu jam di lokasi yang agak ramai agar Sirtu bahan/bakalan tersebut terbiasa dengan keramaian.

Dengan merawat Sirtu sejak muda atau sejak lolohan, maka untuk perawatan selanjutnya akan menjadi lebih mudah.

Selain itu, kita bisa melatihnya dengan suara kicauan burung lain. Meski bukan termasuk burung yang cerdas, Sirtu tetap mampu meniru suara burung lain kalau dipelihara sejak lolohan.

Perawatan harian Sirtu/Cipoh bahan/bakalan:

• Mandi

Perawatan Sirtu bakalan muda hutan tidak jauh berbeda dari perawatan burung kicau jenis lainnya.

Untuk Sirtu bahan/bakalan yang sudah beradaptasi, proses penjinakan bisa dimulai dengan menambah intensitas mandinya setiap harinya.

Perawatan mandi yang semula hanya pada pagi hari, bisa ditambah menjadi dua kali sehari (pagi dan sore), atau bisa tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).
Caranya sama, yaitu disemprot halus menggunakan sprayer sampai basah kuyup. Lakukan hal ini sampai Sirtu bahan/bakalan tersebut benar-benar jinak.

Kalau Sittu sudah jinak, intensitas mandi dikembalikan seperti semula, cukup sehari sekali saja pada pagi hari.

• Pakan dan Ekstra fooding (EF)

- Berikan voer halus sebagai pakan utama untuk Sirtu/Cipoh.

- Kroto bisa diberikan seminggu 2-3 kali setelah burung dimandikan, porsinya cukup 1 sendok teh saja setiap kali pemberian.

- Brrikan jangkrik ukuran kecil setiap hari sebanyak 3/3 pagi/sore untuk merangsang Sirtu agar cepat bunyi. Potong kaki-kakinya terlebih dulu sebelum diberikan pada Sirtu.

- Ulat hongkong (UH) yang masih berwarna putih diberikan denga porsi 5/5 pagi/sore.

- Ulat kandang (UK) juga bisa diberikan setiap hari cukup 1 cepuk kecil saja.

Sebaiknya lokasi menggantang kandangnya berpindah-pindah. Misalnya, hari ini diteras rumah, lalu besok dicoba dilokasi lain dan seterusnya, sampai Sirtu tersebut mau berkicau setiap kali kandangnya dipindah ke tempat yang baru.

Untuk memancing agar Sirtu/Cipoh lebih rajin bunyi sebaiknya kita memelihara lebih dari satu ekor dirumah, tempatkan agak berjauhan agar saling saut-sautan.

Baca juga:

Perawatan yang tepat untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan agar cepat bunyi

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Demikian informasi tentang cara merawat Sirtu bakalan agar cepat bunyi. Untuk informasi lain seputar burung Sirtu/Cipoh dapat dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Burung Sirtu/Cipoh

Thursday, 24 August 2017

Perawatan yang tepat untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan agar cepat bunyi

Dulu, hampir setiap hari kita bisa mendengar suara Prenjak kepala merah liar dihalaman rumah saling saut-sautan. Orang Jawa dulu mempercayai kalau ada burung Prenjak berkicau dihalaman rumah, berarti itu pertanda kalau akan ada tamu yang datang kerumah, itulah kenapa burung ini juga dinamakan Prenjak tamu.

Tapi sekarang semua itu hanya tinggal kenangan saja, burung mungil ini sudah tidak dapat ditemukan dihalaman rumah lagi, tapi bisa kita temukan dipasar dan kios-kios burung, itupun jumlahnya sudah sangat terbatas.

Prenjak kepala merah/Prenjak tamu adalah burung yang sangat menarik, karena dengan posturnya yang kecil namun burung ini memiliki suara yang keras dan nyaring, apalagi kalau dipelihara dengan betinanya maka akan semakin ramai saling saut-sautan.

Burung ini banyak dipelihara secara berpasangan dengan tujuan agar suara kicauannya semakin ramai, tapi walaupun dipelihara sendirian Prenjak kepala merah/Prenjak tamu tetap bisa rajin bunyi dan gacor.

Banyak penghobi burung yang memelihara burung ini untuk dijadikan klangenan dirumah atau dijadikan sebagai burung masteran untuk burung-burung lainnya.

Agar bisa gacor, pilihlah Prenjak kepala merah/Prenjak tamu yang berjenis kelamin jantan, karena hanya Prenjak kepala merah/Prenjak tamu jantanlah yang bisa rajin berkicau dan memiliki beberapa variasi kicauan, sedangkan Prenjak betina suaranya cenderung monoton.

Ciri-ciri Prenjak kepala merah/Prenjak tamu jantan:

• Memiliki dua helai bulu ekor yang lebih panjang dari bulu ekor lainnya.

• Memiliki bulu berwarna kehitaman pada bagian dadanya.

• Postur tubuh lebih panjang.

Ciri-ciri Prenjak kepala merah/Prenjak tamu betina:

• Bulu ekornya lebih pendek dan rata.

• Warna bulu pada bagian dada putih polos tanpa semburat warna hitam.

• Postur badan lebih pendek.

Perawatan Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan:

• Perawatan tahap awal

Kalau kita mendapatkan Prenjak kepala merah/Prenjak tamu dari tangkapan hutan biasanya burung akan mudah stres, untuk itu kita harus membuatnya nyaman dan tenang agar tidak stres. Caranya:
- Jangan langsung memandikan burung yang baru kita dapatkan, cukup berikan cepuk air minum yang agak besar agar bisa sekalian digunakan untuk mandi sewaktu-waktu jika burung ingin mandi.

- Berikan pakan berupa ulat hongkong (UH), kroto dan jangkrik kecil sepuasnya agar burung merasa senang.

- Jangan langsung digantang ditempat yang ramai dulu, biarkan burung beradaptasi dengan kandang dan lingkungan barunya untuk beberapa hari.

• Pakan

Pakan alami Prenjak kepala merah/Prenjak tamu dihabitat aslinya adakah ulat, serangga-serangga kecil, laba-laba, dan binatang-binatang kecil lainnya.

Kalau kita membeli Prenjak kepala merah bahan/bakalan yang belum ngevoer, maka kita harus melatihnya untuk makan voer agar memudahkan kita dalam perawatan hariannya.

Caranya:
Campurkan voer halus dan kroto dengan porsi voer lebih banyak daripada kroto, bisa juga menggunakan ulat hongkong (UH) dipotong kecil-kecil yang dicampur dengan voer halus.

Kurangi porsi kroto/ulat hongkong (UH) setiap harinya sampai Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan tersebut mau makan voer polos tanpa campuran kroto/ulat hongkong (UH).

Kalau kotorannya sudah berwarna sama seperti voer yang kita berikan, berarti burung sudah ngevoer, jadi kita bisa memberikan voer dan kroto/ulat hongkong (UH) dalam wadah yang berbeda.

Voer dapat mencukupi kebutuhan kalsium, vitamin, dan nutrisi bagi Prenjak kepala merah/Prenjak tamu sebagai pakan utamanya. Sedangkan jangkrik, kroto dan ulat hongkong (UH) adalah Ekstra fooding (EF) untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu.

Ekstra fooding (EF)

Ekstra fooding (EF) untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu yang bagus dan mudah didapatkan dikios-kios pakan burung adalah jangkrik, kroto dan ulat hongkong (UH).

Berikan jangkrik ukuran kecil sebanyak 3/3 pagi/sore, potong dulu kaki-kakinya sebelum diberikan pada burung.

Berikan ulat hongkong (UH) sebanyak 7/7 pagi/sore, sebaiknya yang masih berwarna putih (yang baru berganti kulit).

Penjemuran

Untuk tahap awal, jemur Prenjak kepala merah/Prenjak tamu pada pagi hari selama satu jam, setelah berlangsung selama satu minggu durasi penjemuran bisa ditambah menjadi dua jam setiap hari mulai jam 07.00 pagi.

• Mandi

Setelah satu minggu kita pelihara, Prenjak krpala merah bahan/bakalan bisa mulai dimandikan. Sebagai tahap awal bisa disemprot dengan sprayer dan berikan cepuk besar didasar kandangnya untuk memancing burung agar mau mandi sendiri dicepuk. Nantinya kalau sudah terbiasa, burung akan mandi sendiri didalam cepuk mandinya.

Kebersihan kandang juga harus dijaga dengan membersihkannya setiap hari, termasuk tempat pakan, tempat minum dan tangkringannya.

Selain tips-tips di atas, yang paling penting dalam merawat Prenjak kepala merah/Prenjak tamu atau burung kicauan lainnya adalah ketelatenan, kesabaran, dan konsistensi.

Baca juga:

Jamu tradisional untuk Perkutut agar rajin manggung dan gacor

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Demikian informasi tentang perawatan yang tepat untuk Prenjak kepala merah/Prenjak tamu bakalan agar cepat bunyi. Untuk informasi lain seputar burung Prenjak bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Prenjak kepala merah/Prenjak tamu

Wednesday, 23 August 2017

Jamu tradisional untuk Perkutut agar rajin manggung dan gacor

Mendengarkan suara anggungan Perkutut sambil santai dirumah memang sangat menyenangkan dan menentramkan hati. Suara Perkutut yang merdu dengan irama yang mengalun berulang-ulang secara harmonis memang bisa menjadi hiburan tersendiri sebagai penghilang stres.

Tapi untuk memiliki Perkutut klangenan yang gacor dan rajin manggung sepanjang hari, diperlukan perawatan khusus yang tepat dan konsisten. Karena Perkutut adalah burung priyayi, jadi perawatannya juga harus menyesuaikan karakternya.

Agar rajin manggung dan gacor sepanjang hari, Perkutut perlu diberikan jamu khusus agar kondisi fisiknya selalu fit dan staminanya selalu prima.

Jamu terbaik untuk perkutut adalah jamu tradisional yang bersifat alami tanpa bahan kimia untuk menjaga kualitas suara Perkutut agar tetap bagus dan bertahan lama.

Racikan jamu tradisional ini bisa diberikan pada Perkutut bahan/bakalan untuk memancingnya bersuara/manggung, bisa juga diberikan pada Perkutut yang sudah gacor dan bisa juga diberikan untuk Perkutut lomba.

Berikut ini adalah racikan jamu untuk Perkutut bahan/bakalan:

• Siapkan kacang hijau yang sudah direbus/direndam air panas sampai lunak sebanyak 5-7 butir.

•  Siapkan jamu kemasan khusus untuk Perkutut yang banyak dijual dikios-kios pakan burung sebanyak 3 butir.

• Siapkan undur-undur yang sudah besar/dewasa sebanyak 3 ekor.

Sebelum diberikan jamu, terlebih dulu Perkutut dimandikan dengan campuran air cucian beras yang dicampur dengan tumbukan daun sirih dan kembang yang beraroma wangi.

Mandikan Perkutut dengan cara dipegang kemudian dicelupkan kedalam air campuran tadi sebatas leher sambil dipijit-pijit pada bagian pangkal sayap, punggung dan bagian bawah punggung dekat brutunya, basuh bagian kepalanya dengan lembut menggunakan jari agar air tidak masuk kedalam saluran pernafasan Perkutut. Bersihkan kakinya agar sisik-sisik keringnya terkelupas.

Air cucian beras yang dicampur tumbukan daun sirih berguna untuk menghilangkan kutu pada bulu-bulu Perkutut, sedangkan kembang hanya untuk memberikan sensasi segar dan wangi saja, tidak ada maksud/tujuan lain dari pemberian kembang tersebut.

Setelah Perkutut dimandikan, pertama lolohkan dulu kacang hijau satu persatu secara pelan-pelan agar tertelan satu per satu dulu, setelah selesai kemudian lolohkan jamu kemasan khusus perkutut dan terakhir lolohkan undur-undur.

Setelah semua tahapan perawatan selesai dilakukan, masukkan kembali Perkutut kedalam kandangnya lalu di angin-anginkan ditempat teduh sampai bulu-bulunya kering dulu baru dipindahkan ketempat yang terkena sinar Matahari untuk dijemur selama kira-kira 2-3 jam.

Setelah diberikan jamu, sebaiknya Perkutut jangan diberikan air minum dulu sampai kira-kira dua atau tiga jam agar bahan-bahan jamu tadi dicerna semua dan tidak dimuntahkan.

Aturan pemberian jamu untuk Perkutut:

• Untuk Perkutut bahan/bakalan:

Berikan racikan jamu tersebut seminggu sekali agar Perkutut terbiasa manggung, biasanya dua hari kemudian setelah diberikan jamu tersebut pasti Perkutut menjadi rajin bunyi/manggung.

• Untuk Perkutut yang sudah gacor:

Untuk racikan jamu dan cara pemberiannya sama dengan jamu untuk Perkutut bahan/bakalan, hanya saja jadwal pemberiannya cukup dua minggu atau sebulan sekali saja untuk menjaga vitalitas dan kestabilan suara Perkutut.

Pemberian jamu tersebut akan lebih baik lagi bila ditambahkan campuran madu dan kuning telor ayam kampung mentah, bisa juga diberikan minyak ikan sebulan sekali untuk keindahan bulu-bulunya, tapi pemberian minyak ikan jangan bersamaan dengan pemberian jamu. Berikan minyak ikan pada saat tidak diberikan jamu.

Pemberian jamu kemasan untuk Perkutut adalah untuk tujuan kepraktisan, dari pada harus membuat sendiri dengan daun saga/daun katuk/daun pare hutan yang sudah langka keberadaannya saat ini.

Baca juga:

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Demikian informasi tentang jamu tradisional untuk Perkutut agar rajin manggung dan gacor. Untuk informasi lain seputar burung Perkutut bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Perkutut Lokal

7 Jenis Lovebird Cantik Yang Bagus Untuk Dipelihara

EMPAT BURUNG - Seiring berjalannya waktu, Lovebird sering disilangkan untuk menghasilkan warna mutasi bulu. Beberapa jenis Lovebird yang sering disilangkan untuk menghasilkan warna mutasi antara lain, Lovebird Muka Salem, Lovebird Fischer, dan Lovebird Topeng.

Nantinya, setiap jenis Lovebird tadi akan menghasilkan warna mutasi baru yang beraneka ragam. Seperti halnya, Lovebird Muka Salem dapat menghasilkan banyak varian warna mutasi, di antaranya Lovebird Lutino, Lovebird Australian Cinnamon, Lovebird Biru Pastel, Lovebird Blorok/Pied, dan Lovebird Albino. Sementara, warna mutasi Lovebird Topeng adalah Lovebird Biru, seperti yang dikutip dari Sumber-Burung.

Ada lagi hasil mutasi Lovebird yang lebih mengesankan, yakni Lovebird Parblue (Partial Blue). Lovebird jenis ini tergolong langka dan harganya sangat mahal. Harga Lovebird Parblue yang terlihat cantik dan eksotik bisa dibanderol sebesar Rp 15 juta – Rp 20 juta per ekornya.

Kami akan menunjukkan macam-macam jenis Lovebird cantik yang bagus untuk dipelihara :


1. Lovebird Olive


Lovebird Olive merupakan salah satu dari tiga jenis Lovebird berwarna hijau. Lovebird warna hijau ada tiga jenis, di antaranya Hijau Standard atau WildColour, Dark Green (Hijau Tua), dan Double Dark Green (DD Green) atau biasa disebut Olive. Jadi, kalau Anda menjumpai Lovebird dengan warna hijau yang sangat tua, sudah pasti itu adalah Lovebird Olive. Bagian warna hijau ini tidak menyelimuti keseluruhan tubuhnya, melainkan hanya bagian dada, sayap, punggung, hingga ujung ekor saja. Untuk kepalanya sendiri, biasanya berwarna orange, kuning, dan pink. Dan Harga Lovebird olive berkisar Rp. 200.000 sampai Rp. 300.000

2. Lovebird Parblue


Lovebird Parblue adalah akronim dari kata Partial Blue (sebagian biru). Ini artinya Lovebird Parblue memiliki warna bulu yang sebagian biru, tetapi untuk kepala biasanya cukup kontras dengan warna birunya. Terkadang, warna kepala bisa berwarna kuning, orange, dan putih. Lovebird Parblue pertama kali ditemukan oleh Felix de Valle dari Amerika. Setelah itu, Lovebird Parblue dikembangkan ke daratan Eropa, hingga akhirnya sampai ke Indonesia. Jenis Lovebird Parblue yang paling terkenal di dunia adalah Lovebird Fischer Parblue dan Lovebird Persotana Parblue.
Untuk mencetak Lovebird Parblue, sebenarnya tidak terlalu sulit tapi dana yang dikeluarkan cukup besar. Pasalnya, indukan untuk menghasilkan Lovebird Parblue biasanya cukup mahal. Jika Anda ingin menghasilkan Lovebird Parblue seharga Rp 30 juta, maka Anda harus membeli Lovebird Biola seharga Rp 10 juta dan Lovebird Parblue seharga Rp 10 juta.
Nantinya, kalau Anda beruntung, maka anakannya adalah Lovebird Biola Parblue yang bisa dijual seharga Rp 30 juta. Selain itu, jika Anda ingin mencetak Lovebird Parblue Personata, Anda bisa menyilangkan Lovebird Parblue dengan Lovebird Batman.

3. Lovebird Blorok


Lovebird Blorok termasuk salah satu jenis Lovebird yang unik. Sebab, warna bulunya tidak selalu memiliki dominan warna tertentu. Warna bulu Lovebird Blorok biasanya semburat antara warna putih dengan warna yang lain. Beberapa jenis Lovebird Blorok adalah Lovebird Parblue Blorok dan Lovebird Merah Blorok. Lovebird jenis ini sangat mudah dikenali karena warnanya terlihat seperti gradasi dari warna-warna yang lain.
Untuk menghasilkan warna Lovebird Blorok, Anda harus menyilangkan jenis Lovebird yang berbeda. Misalnya, menyilangkan Lovebird Lutino dengan Lovebird Dakori. Nantinya, kemungkinan anakan Lovebird yang muncul adalah Lovebird Blorok hijau atau Lovebird Green Series.

4. Lovebird Halfsider


Lovebird Halfsider adalah Lovebird yang paling langka dan sangat sulit dikembangbiakkan. Lovebird jenis ini mempunyai perpaduan warna yang cukup unik, yakni setengah warna putih setengahnya lagi warna kuning. 
Jadi, kalau dilihat dari samping, seperti terdapat dua ekor burung dalam satu sangkar. Keunikan perpaduan Lovebird Halfsider juga cukup aneh karena berada tepat di tengah-tengah garis tubuhnya. Untuk harga, tak perlu ditanyakan lagi. Bila Lovebird biasa harganya Rp 750 ribu, maka harga Lovebird Halfsider bisa mencapai 20 kali lipat dari harga Lovebird biasa.

5. Lovebird Lutino

Lovebird Lutino dikenal memiliki warna bulu dominan kuning dan merah. Biasanya, bagian tubuhnya berwarna kuning, sementara bagian kepala berwarna merah atau orange. Burung ini termasuk memiliki nilai jual karena warnanya yang cerah. Lovebird Lutino berusia 2 – 3 bulan dijual seharga Rp 400 ribu, sementara Lovebird Lutino usia 5 – 6 bulan bisa mencapai Rp 700 ribu. 
Lovebird jenis ini juga sering diikutkan lomba, terutama lomba kecantikan warna dan kicauan.Jenis Lovebird Lutino sendiri cukup beragam, seperti Lovebird Lutino Golden Cherry (warna kuning, mata gelap), Lovebird Lutino Albino (warna putih, mata merah), Lovebird Lutino (warna kuning mata merah), Lovebird Cinnamon (kecokelatan), dan Lovebird Pied (Bercak-bercak atau blorok).
Untuk mencetak Lovebird Lutino, paling gampang dengan mengawinkan Lovebird pejantan hijau normal dengan Lovebird Lutino betina. Biasanya, kombinasi pasangan Lovebird ini akan memperoleh anakan Lovebird Lutino dengan tingkat akurasi 60 persen pada generasi pertama.

6. Lovebird Australian Cinnamon


Lovebird Australian Cinnamon lebih mirip dengan Lovebird Pastel, di mana warna bulunya lebih soft dan kalem. Namun, bila keduanya disejajarkan, maka yang paling terlihat soft adalah Lovebird Australian Cinnamon. 

Pasalnya, hampir keseluruhan warna tubuh Lovebird Australian Cinnamon terlihat lebih muda dari warna bulu Lovebird yang lain. Kalau dilihat dari jarak jauh, sepertinya varian warnanya tidak akan terlihat dan lebih jelas terlihat warna putihnya saja.

7. Lovebird Violet


Lovebird Violet adalah jenis Lovebird yang mengubah warna blue normal di area sponge menjadi warna violet. Lovebird Violet mempunyai factor (penurunan sifat) single (SF) dan Double (Double). Untuk mencetak mutasi warna Lovebird Violet, salah satu indukan harus jenis Lovebird Violet, baik itu jantan maupun betina.

Ciri-ciri Lovebird Violet mempunyai warna bulu biru keunguan atau yang umum disebut Violet. Warna bulu tersebut terlihat di bagian sayap dengan ujung berwarna hitam. Sedangkan, di bagian perut Lovebird berwarna putih, kepalanya dominan hitam, dan paruh putih pucat atau orange tua.

Tak hanya itu, Lovebird Violet mempunyai varian warna lain yang dinamakan Lovebird Pastel Violet. Warna bulu jenis Lovebird ini dominan putih tapi ada warna pastel violet di bagian punggung dan sayapnya. Harga Lovebird Violet dibanderol mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 800 ribu, tergantung daerah, usia dan ngekeknya.

8. Lovebird Batman


Pernah mendengar jenis Lovebird Batman? Seperti namanya, Lovebird ini memiliki warna yang cenderung gelap yaitu abu-abu dan putih. Meski tidak sepenuhnya berwarna gelap atau hitam, tapi banyak penggemar burung yang menyebutnya Lovebird Batman. Kalau sudah dewasa, Lovebird Batman akan terlihat seperti Batman sungguhan. Pasalnya, bagian sayapnya telah berubah menjadi hitam pekat. 

Sumber dari (burungnya.com)
Baca Juga :


Tuesday, 22 August 2017

Penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya

Memelihara burung kicauan memang sangat menyenangkan, apalagi kalau burung yang kita pelihara tersebut dalam kondisi sehat dan rajin berkicau setiap hari.

Tapi adakalanya, burung yang semula lincah dan gacor tiba-tiba berubah menjadi lesu dan malas bunyi. Kalau sudah begitu, maka harus segera ditangani agar tidak bertambah parah, karena kemungkinan burung tersebut sedang dalam kondisi sakit.

Penyakit yang bisa menyerang burung kicauan jenisnya cukup banyak, di antaranya: penyakit pada mata (katarak), berak kapur, jamuran, kurang vitamin/gizi buruk, cacingan, tetelo dan masih banyak lagi penyakit lainnya yang bisa menyerang burung peliharaan kalau kita tidak memperhatikan kesehatannya.

Tapi pada artikel kali ini, kita hanya akan membahas tentang penyakit cacingan pada burung kicauan. Untuk jenis penyakit lainnya akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Cacingan adalah penyakit yang bisa timbul akibat kondisi kandang yang tidak dijaga kebersihannya atau kotor sehingga menyebabkan berkembangnya berbagai jenis bakteri dan bibit-bibit cacing yang bisa menular melalui pakan dan air minum yang dikonsumsi burung.

Burung yang tinggal didalam kandang yang kondisinya demikian, lebih berpotensi terjangkit penyakit cacingan.

Umumnya cacing yang masuk ke dalam tubuh burung akan bersemayam disaluran pencernaannya dan akan mengganggu sistem metabolisme dan ketahanan tubuh dari burung yang tertular cacingan tersebut.

Gejala-gejala penyakit cacingan pada burung kicauan:

• Nafsu makan burung masih tetap stabil, tapi kondisi tubuh burung tampak semakin kurus dari hari ke hari seperti kekurangan gizi.

• Burung terlihat sering mengantuk pada siang hari dengan mengangkat salah satu kakinya.

• Sering mengibas-ngibaskan sayapnya.

• Jika kondisi cacinga sudah parah, bulu-bulunya bisa mengalami kerontokan.

• Burung terlihat lesu dan sering mengembangkan bulunya (nyekukruk).

• Jika penyakit cacingan sudah sangat parah biasanya tubuh burung akan terlihat sangat kurus dengan tulang dada yang semakin nyilet, bulu-bulunya menjadi kusam dan rusak, stamina burung semakin menurun dan tidak aktif bergerak lagi, nafsu makan burung semakin menurun, dan kotorannya menjadi lebih encer atau mencret.

Jenis-jenis cacing yang biasa menjangkiti burung kicauan adalah: cacing rambut, cacing pita, cacing ampela, cacing gelang dan lainnya.

Penularan penyakit cacingan yang menjangkiti burung kicauan tidak hanya timbul dari kondisi kandang yang kotor dan tidak terawat saja, tapi juga berasal dari makanannya. Misalnya ketika makanan berupa serangga telah terjangkit bibit cacing dan kemudian serangga tersebut dikonsumsi oleh burung, maka bibit cacing tersebut akan ikut masuk kedalam tubuh burung yang mengkonsumsi serangga tersebut.

Begitu juga dengan kondisi air minum yang sudah lama tidak diganti atau sudah kotor kemungkinan akan tertular bakteri dan telur cacing. Karena itu, sebaiknya air minum diganti setiap hari dan cepuknya juga dicuci setiap hati agar selalu bersih dan steril.

Sedangkan untuk pengobatan burung yang terkena penyakit cacingan sebaiknya jangan memakai obat cacing untuk manusia karena dosisnya yang berbeda jauh dengan obat cacing khusus untuk burung.

Agar lebih aman sebaiknya menggunakan obat cacing khusus untuk burung karena dosisnya telah disesuaikan untuk segala jenis burung.

Setelah diberikan obat cacing, selanjutnya burung di asingkan/disendirikan dulu. Tempatkan butung didalam kandang khusus dengan diterangi lampu pijar untuk menghangatkan tubuh burung yang terkena penyakit cacingan tersebut.

Berikan porsi Ekstra fooding (EF) sekenyangnya agar berat badannya kembali normal. Berikan juga Vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh burung agar kembali fit.

Setelah burung sembuh dari cacingan dan kondisinya sudah kembali normal seperti semula, sebaiknya pola perawatannya seperti mandi, jemur dan menu pakan serta air minumnya harus benar-benar dijaga kebersihannya. Kandang dan perlengkapannya juga harus selalu bersih agar burung merasa nyaman dan selalu sehat serta tidak tertular cacingan lagi.

Baca juga:

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Tips perawatan burung bagi karyawan yang tidak punya banyak waktu luang

Demikian informasi tentang penyebab dan ciri-ciri burung cacingan serta pengobatannya. Untuk informasi lain seputar Burung kicauan bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Nyekukruk salah satu ciri burung cacingan

Monday, 21 August 2017

Cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi

Meskipun popularitas Tledekan Gunung saat ini semakin menurun, namun penggemar setia burung klasik ini masih cukup banyak, hal itu terbukti dari antusias para Kicau Mania baik dipasar-pasar burung maupun di forum jual-beli burung online ternyata masih banyak yang mencari burung fighter ini.

Harga Tledekan Gunung termasuk stabil dan tidak mengalami penurunan yang signifikan seperti yang terjadi pada Kacer yang harganya mengalami penurunan sangat drastis.

Bahkan harga untuk Tledekan Gunung yang sudah jadi (gacor) tergolong cukup mahal dan justru terus naik. Tapi bagi para penggemarnya, harga yang cukup mahal tersebut dirasa sebanding dengan kualitas suara dari burung petarung bersuara merdu ini.

Karena harga Tledekan Gunung yang sudah jadi (gacor) relatif cukup mahal, sehingga banyak penggemar burung ini lebih memilih untuk memelihara Tledekan Gunung dari bahan/bakalan karena harganya lebih terjangkau.

Perawatan awal untuk Tldekan Gunung bahan/bakalan agar bisa bertahan hidup:

• Setelah kita mendapatkan Tledekan Gunung bahan/bakalan, segera tempatkan dikandang yang sesuai dengan ukuran tubuh Tledekan Gunung.

• Tempatkan ditempat yang sepi dan tenang dulu agar Tledekan Gunung bahan/bakalan tersebut tidak stres.

• Berikan jangkrik ukuran kecil beberapa ekor yang telah dipotong kaki-kakinya serta ulat hongkong (UH) dan kroto segar masing-masing satu cepuk.

• Sediakan air minum yang bersih pada cepuk yang  agak besar agar sekalian bisa digunakan untuk mandi.

• Untuk sementara burung dikerodong dulu, tempatkan ditempat yang tenang dan jauh dari keramaian agar burung beradaptasi dengan lingkungan barunya.

• Bersihkan kandangnya setiap hari, sisa pakan dan air minumnya juga diganti setiap hari.

• Untuk sementara burung jangan dimandikan dengan semprotan dulu agar tidak stres, biarkan Tledekan Gunung bahan/bakalan tersebut mandi semaunya dicepuk minumnya.

Lakukan perawatan tersebut selama satu minggu, baru kemudian dilanjutkan ke perawatan tahap berikutnya.

Melatih Tledekan Gunung bahan/bakalan untuk ngevoer:

Setelah proses adaptasi selama satu minggu, saatnya untuk melatih Tledekan Gunung untuk makan voer, caranya sebagai berikut:

• Potong ulat hongkong (UH) kecil-kecil, campurkan dengan kroto dan voer halus dan diaduk sampai rata, kemudian ditaruh dalam cepuk.

• Untuk hari pertama campuran voernya cukup sedikit saja, takaran ulat hongkong (UH) dan kroto diberikan lebih banyak.

• Untuk hari berikutnya takaran voernya ditambah lebih banyak, sedangkan ulat hongkong (UH) dan krotonya dikurangi sedikit demi sedikit setiap harinya.

• Hari berikutnya takaran voernya terus ditambah, sedangkan ulat hongkong (UH) dan krotonya terus dikurangi sampai Tledekan Gunung bahan/bakalan tersebut mau makan voer polos tanpa campuran ulat hongkong (UH) dan kroto.

Perawatan selanjutnya setelah Tledekan Gunung sudah ngevoer total:

• Embunkan Tledekan Gunung setiap hari mulai jam 05.00 pagi untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi agar burung terpancing untuk berkicau seperti dihabitat aslinya. Karena suasana pagi hari adalah waktu paling favorit bagi burung-burung di alam liar untuk berkicau.

• Mandikan Tledekan Gunung setiap hari setelah jam 07:00 pagi agar burung menjadi lebih jinak. Cara memandikannya bisa dibiarkan mandi sendiri didalam cepuk atau disemprot halus dengan menggunakan sprayer.

• Setelah selesai dimandikan burung di angin-anginkan dulu untuk mengeringkan bulu-bulunya sambil diberikan Ekstra fooding (EF) berupa jangkrik kecil yang sudah dipotong kaki-kakinya sebanyak 3-5 ekor.

• Setelah semua bulu-bulunya kering, kemudian burung dijemur selama sekitar 2 jam, tapi kalau cuaca terlalu panas, maka penjemuran cukup dilakukan sekitar 30 menit atau 1 jam saja setiap hari.

• Selesai dijemur, burung bisa digantang di teras rumah atau dilingkungan rumah yang suasananya sejuk dan nyaman.

• Berikan kroto segar sebanyak satu sendok teh.

• Sore harinya burung bisa diberikan jangkrik lagi sebanyak 3-5 ekor dan ulat hongkong (UH) sebanyak 3 ekor yang masih berwarna putih atau bisa juga ulat hongkong (UH) dicelupkan dulu kedalam air hangat untuk mengurangi kadar kitin pada tubuh ulat hongkong (UH).

• Menjelang malam hari, Tledekan Gunung kembali dikerodong sampai pagi.

Dengan perawatan rutin dan konsisten, dalam waktu yang tidak terlalu lama biasanya Tledekan Gunung bahan/bakalan tersebut akan rajin bunyi dengan suara nyeklek dan nyulingnya yang khas.

Baca juga:

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh

Tips memilih dan merawat Kenari bahan ombyokan agar cepat bunyi

Demikian informasi tentang cara merawat Tledekan Gunung bahan/bakalan agar bertahan hidup dan rajin bunyi. Untuk informasi lain seputar Tledekan Gunung bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Tledekan Gunung

Sunday, 20 August 2017

Tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren

Ciblek termasuk burung kecil dengan karakter fighter yang kuat, burung ini akan langsung tarung saat bertemu dengan Ciblek lainnya. Ciblek akan mengintimidasi lawannya dengan suara ngebren dan gaya khasnya memainkan ekor.

Untuk mendapatkan point dari juri pada saat mengikuti lomba, Ciblek mutlak harus gacor dan sering mengeluarkan tembakan ngebren. Jika tujuan kita memelihara Ciblek adalah untuk mengikuti lomba burung kicau, maka carilah Ciblek yang memiliki karakter suara ngebren panjang dan rapat, karena dalam ajang lomba burung kicau, team juri akan cenderung lebih memantau Ciblek yang tidak hanya gacor, tapi yang sering mengeluarkan suara ngebren karena akan terdengar lebih dominan dari Ciblek yanh lain.

Ciblek yang seperti itulah yang akan mendapatkan point maksimal. Tapi kembali lagi, faktor hokilah yang sering menentukan karena banyak permasalahan dari pihak juri menyangkut pakem penilaian yang banyak diprotes oleh para pemain Ciblek dilapangan.

Terlepas dari segala permasalahan diarena lomba burung, yang terpenting adalah bagaimana cara kita memaksimalkan performa dari Ciblek gacoan kita agar bisa tampil maksimal digantangan, soal menang atau kalah itu adalah hasil akhir dari kerja keras kita dalam merawat Ciblek kesayangan kita.

Banyak yang beranggapan bahwa Ciblek yang masih muda tidak akan bisa juara dalam lomba, akan tetapi sekarang ini para Ciblek Mania mulai bisa menepis anggapan itu, karena para Ciblek Mania sekarang ini mulai bisa mencetak generasi penerus burung Ciblek dengan cara meloloh dan dimaster dari anakan, dan hasilnya burung yang masih berusia muda juga sudah bisa menjuarai lomba meskipun hanya sekelas latber atau latpres.

Untuk mengetahui ciri-ciri Ciblek yang sudah berumur bisa kita lihat dari warna paruh dan tenggorokannya, semakin berwarna hitam pekat menandakan usia Ciblek tersebut sudah dewasa/tua.

Untuk sekarang ini, dengan sepinya lomba burung kicau untuk kelas Ciblek membuat burung petarung ini menjadi sepi peminat, karena hanya sebagian kecil saja EO yang masih mau membuka kelas untuk Ciblek, dan itupun hanya di wilayah-wilayah tertentu saja.

Hal itulah yang membuat pamor Ciblek semakin redup sekarang ini karena sebagian besar Kicau Mania saat ini memelihara Ciblek hanya untuk dijadikan sebagai klangenan dirumah atau sebagai burung masteran saja.

Tips jitu agar Ciblek semakin gacor dan fighter:

Pelihara Ciblek betina untuk mengecas Ciblek jantan, biasakanlah untuk mendekatkan Ciblek betina tersebut dengan Ciblek jantan yang akan kita lombakan. Cara ini bisa memancing dan menstabilkan mental Ciblek ketika dilombakan.

Berikan pakan utama dengan pakan yang berkualitas dan berikan juga Vitamin untuk menjaga stamina dan fisiknya agar selalu fit.

Porsi pemberian Ekstra fooding (EF) harus tepat, jangan memberikan Ekstra fooding (EF) secara berlebihan karena bisa menyebabkan Ciblek menjadi Over birahi (OB).

Porsi pemberian Ekstra fooding (EF) untuk Ciblek agar performanya maksimal:

• Berikan jangkrik ukuran kecil cukup 5/5 pagi/sore disesuaikan dengan karakter Ciblek kita. Usahakan menggunakan jangkrik alam karena kandungan proteinnya lebih tinggi dari jangkrik broiler.

• Ulat hongkong (UH) cukup diberikan 3/3 pagi/sore.

• Kroto segar diberikan dua hari sekali dengan porsi satu cepuk kecil untuk sekali pemberian.

Perawatan harian yang tepat untuk Ciblek:

• Embunkan Ciblek setiap hari mulai jam 05.00 pagi agar menghirup udara segar.

• Jam 07.00 pagi burung dimandikan, untuk mandinya jangan dibiasakan menggunakan semprotan, berikan saja cepuk air yang agak besar didasar sangkarnya agar Ciblek bisa mandi sendiri.

• Jangan lupa, kandang dan peralatannya seperti cepuk dan tangkringannya juga dibersihkan agar Cibek terhindar dari kuman dan penyakit.

• Setelah selesai mandi burung di angin-anginkankan dulu sampai bulu-bulunya kering sambil diberikan Ekstra fooding (EF) seperti takaran diatas, bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebiasaan dan karakter Ciblek masing-masing, karena tiap individu burung karaktetnya berbeda-beda, ada yang cocok dengan settingan tinggi dan ada juga yang lebih cocok dengan settingan rendah.

• Setelah bulu-bulunya kering kemudian Ciblek dijemur selama kurang lebih dua jam, voer dan air minumnya sebaiknya tetap diberikan agar burung tidak dehidrasi.

• Setelah selesai dijemur, burung digantang ditempat yang teduh bersama dengan burung-burung kecil lainnya yang sudah gacor agar Ciblek terpancing untuk ngebren.

• Berikan Vitamin khusus untuk burung kicau yang diteteskan kedalam minumannya cukup seminggu sekali.

Baca juga:

Perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh

Ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan betina

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Demikian informasi tentang tips perawatan Ciblek agar gacor dan ngebren. Untuk informasi lain seputar burung Ciblek bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Ciblek semi

Perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh

Memiliki burung Pleci atau burung Kacamata yang sudah buka paruh dan ngeroll dengan membawakan variasi suara isian yang melimpah, merupakan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi para Pleci Mania (Pleman).

Akan tetapi untuk mendapatkan Pleci yang sudah ngalas ngeroll dan buka paruh tidaklah mudah, kita harus merogoh kocek yang lumayan dalam karena harganya tentu sudah tinggi.

Akan tetapi kita bisa mendapatkan Pleci seperti itu dengan cara memelihara dan merawatnya sendiri dari bahan/bakalan, tentunya kita tidak harus merogoh kocek lebih dalam dan akan menjadi kepuasan tersendiri kalau kita berhasil merawat Pleci tersebut sampai menjadi gacor dan buka paruh dengan banyak variasi isian. Modalnya adalah sabar dan telaten.

Untuk itulah pada artikel OKB kali ini, akan membahas tentang tips bagaimana cara merawat Pleci agar ngeroll dan buka paruh.

Berikut ini adalah tips-tips yang bisa diterapkan pada Pleci agar ngeroll dan buka paruh:

Langkah pertama

Untuk sementara hentikan dulu pemberian pakan berupa voer dan buah-buahan, selama proses penghentian pakan tersebut kita bisa memberikan pakan lain untuk Pleci berupa:

- Jangkrik ukuran kecil sebanyak 3 ekor pada pagi hari dan 3 ekor lagi pada sore hari.

- Berikan Kroto segar dengan porsi satu sendok teh dua hari sekali.

- Berikan juga Ulat kandang dengan porsi kurang lebih setengah cepuk kecil setiap hari.

- Dan berikan susu putih kental manis pada siang harinya.

Langkah kedua

- Embunkan Pleci dengan cara menggantangnya pada tempat yang tinggi mulai jam 05:00 pagi, bisa menggunakan kerekan seperti Perkutut atau digantang pada pohon yang tinggi.

- Setelah jam 07.00 pagi, Pleci kita mandikan dengan memberinya cepuk agar Pleci mandi sendiri atau disemprot dengan menggunakan sprayer.

- Setelah selesai mandi, angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering kemudian dijemur sampai sekitar jam 11:00 siang. Air minumnya tetap diberikan agar burung tidak dehidrasi.

Langkah ketiga

- Setelah penjemuran selesai, kemudian Pleci kita berikan air minum yang dicampur dengan Vitamin khusus untuk burung kicau dengan perbandiangan sesuai dengan takaran yang tertera pada kemasannya.

- Kemudian Pleci kita angin-anginkan selama kira-kira 15 menit ditempat yang teduh, lalu dikerodong dan dimaster dengan burung-burung masteran atau dengan menggunakan suara Mp3 player.

Langkah keempat

Adapun yang menjadi kunci dari proses pemasteran kali ini adalah, kalau biasanya kebanyakan para Pleci Mania (Pleman) memaster Pleci kesayangannya pada malam hari dengan volume suara yang kecil, maka tips kali ini pemasteran justru kita lakukan setelah proses penjemuran dan dengan volume yang keras. Proses ini dilakukan minimal 1 jam setiap harinya.

Langkah kelima

- Pada malam hari biarkan Pleci tanpa kerodong dan usahakan digantang ditempat yang tinggi.

- Kalau Pleci yang kita rawat sudah bisa buka paruh dan ngeroll, maka menu pakannya kita ganti dengan pisang kepok, bisa diselingi dengan jeruk dan apel.

- Untuk siang hari tetap kita berikan susu putih kental manis, sedangkan untuk sore sampai malam hari kita berikan madu murni.

- Berikan ulat kandang dengan porsi satu sendok teh setiap hari.

- Voer bisa mulai kita berikan lagi.

Langkah keenam

Karena Pleci adalah jenis burung koloni, jadi usahakan untuk memelihara Pleci 2 atau 3 ekor agar saling saut-sautan untuk memancingnya agar cepat buka paruh.

Baca juga:

Ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan betina

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Tips memilih dan merawat Kenari bahan ombyokan agar cepat bunyi

Demikian informasi tentang perawatan khusus agar Pleci ngalas ngeroll dan buka paruh. Untuk informasi lain seputar burung Pleci/burung Kacamata bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pleci Dakun

Ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan betina

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri Cucak Jenggot jantan dan betina yang bisa dijadikan panduan sebelum kita memelihara Cucak Jenggot. Walaupun Cucak Jenggot jantan dan betina sama-sama bisa berkicau dan bisa gacor.

Tapi berbeda dengan burung kicau jenis lainnya, yang banyak dicari dan dipelihara adalah yang berjenis kelamin jantan, sedangkan untuk Cucak Jenggot, yang banyak dicari dan dipelihara justru yang berjenis kelamin betina. Alasannya karena Cucak Jenggot betina terkenal lebih cerewet dibanding Cucak Jenggot jantan.

Ciri-ciri Cucak Jenggot jantan:

• Postur tubuhnya cenderung lebih panjang dan jenjang.

• Bentuk kepalanya tampak lebih besar dengan bentuk paruh yang lebih panjang dan terlihat lebih kokoh.

• Leher cenderung lebih besar dan panjang serta tampak kekar dan ketika melenggok/menengok hanya lehernya saja yang bergerak, tidak disertai dengan pergerakan badannya.

• Bulu ekor cenderung lurus sejajar dengan tengkuk dan punggung dalam berbagai posisi, baik dalam posisi tenang maupun sedang berkicau.

• Lingkar mata cenderung lebih besar dengan warna lebih gelap. Sorot mata tajam dan tampak garang.

• Tulang supit lebih rapat dan terasa keras saat ditekan dengan jari.

• Suara kicauannya lebih bervariasi atau tidak monoton, tapi sebagian besar variasi kicauannya dilantunkan dalam bentuk kriwikan, akan tetapi dalam volume full kicauannya hanya sebatas suara besetan saja.

• Cucak Jenggot jantan akan membusungkan dadanya ketika melihat atau dipertemukan dengan Cucak Jenggot lain.

Ciri-ciri Cucak Jenggot betina:

• Postur tubuhnya cenderung lebih pendek dan tampak buntet atau bulat.

• Bentuk kepala cenderung lebih kecil dengan bentuk paruh agak pipih.

• Lingkar mata tampak lebih kecil dengan sorot mata yang terlihat sayu.

• Bentuk leher agak pendek dan ketika melenggok/menengok selalu disertai pergerakan tubuhnya.

• Bentuk ekor tampak lebih pendek dan tampak melengkung mendekati tangkringan, terlebih ketika dalam posisi tenang atau tidur.

• Tulang supit lebih renggang dan terasa lunak kalau ditekan dengan jari, terlebih lagi kalau Cucak Jenggot betina tersebut sudah pernah bertelur.

• Suara kicauannya cenderung monoton, hanya saja sebagian besar variasi isiannya dilantunkan dalam volume yang full (ngeplong).

• Jika burung sudah dalam usia dewasa, Cucak Jenggot betina akan bertelur walaupun tanpa adanya pejantan, terutama jika diberi Extra Fooding (EF) yang berlebih.

Baca juga:

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Cara merawat Cucak Jenggot agar cepat gacor

Perawatan harian Lovebird (LB) muda/paud agar rajin ngekek

Demikian informasi tentang ciri-ciri perbedaan Cucak Jenggot jantan dan Betina. Untuk informasi lain seputar Cucak Jenggot bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Cucak Jenggot betina dan Cucak Jenggot jantan

Cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda

Trucukan adalah burung klasik yang memiliki penggemar fanatik tersendiri, sekilas memang tidak ada yang menarik dari burung ini, bentuk fisiknya sederhana dengan warna dominan coklat dan putih keabu-abuan.

Yang membuat Trucukan disukai adalah suara ropelnya yang khas, dan jika sudah ngeroll suaranya terdengar sangat merdu dengan irama yang mendayu-dayu dengan irama yang harmonis. Apalagi jika disertai dengan gaya merentangkan sayap atau nggaruda, maka akan membuat Trucukan semakin istimewa.

Tapi untuk memiliki Trucukan yang bisa ropel dan nggaruda tidaklah mudah, dibutuhkan perawatan yang tidak sebentar untuk membentuk burung ini sampai bisa ropel dan nggaruda, apalagi jika kita merawatnya dari bahan/bakalan.

Maka tidak heran jika harga Trucukan yang sudah jadi (gacor) jauh lebih mahal dari harga bahan/bakalannya, bisa sampai ratusan ribu, padahal harga Trucukan bahan/bakalan per ekornya hanya sekitar 25-30 ribu saja dipasaran.

Merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel memang membutuhkan kesabaran, karena hampir semua Trucukan bahan/bakalan yang dijual dipasar burung berasal dari tangkapan hutan, jadi bisa dipastikan burung masih sangat liar dan belum makan voer.

Untuk memilih Trucukan bahan/bakalan dikandang ombyokan juga perlu kesabaran dan kejelian agar bisa mendapatkan bahan/bakalan Trucukan yang prospek.

Berikut ini adalah ciri-ciri bahan/bakalan Trucukan yang bagus:

• Suara crocokannya keras dan nyaring.

• Sering menyuarakan suara panggilan.

• Terlihat paling dominan dari yang lain ketika berebut makanan.

• Bodi besar dan panjang dengan jambul yang sering berdiri (njegrak).

• Postur tubuhnya terlihat gagah dan tegak.

• Lingkar mata hitam tegas dengan sorot mata yang tajam.

• Leher jenjang, paruh tebal, panjang dan lurus.

• Kepala ceper dengan bulu yang menutupi telinganya terlihat lebih menonjol keluar serta ada beberapa helai rambut dibelakang lehernya.

Setelah mendapatkan bahan/bakalan Trucukan yang prospek, untuk perawatan tahap awal adalah proses penjinakan:

• Mandikan Trucukan 2x sehari pagi dan sore hari dengan cara disemprot sampai basah kuyup untuk mengurangi sifat liarnya, pisang diambil dulu agar burung merasa lapar setelah dimandikan.

• Setelah dimandikan sampai basah kuyup, cobalah untuk memberikan jangkrik langsung dari tangan, kalau Trucukan masih belum mau mengambil jangkrik dari tangan kita, coba tusuk jangkrik pakai lidi yang panjang lalu sodorkan pada Trucukan sampai burung mau memakan jangkrik yang kita sodorkan tersebut.

• Setelah selesai, biarkan burung didis dulu untuk mengeringkan bulu-bulunya baru kemudian dijemur secukupnya.

• Berikan pisang kepok putih yang sudah diolesi madu pada permukaannya.

• Air minumnya diganti setiap hari agar selalu bersih dan terhindar dari kuman serta bakteri.

• Bersihkan kandangnya setiap hari agar Trucukan sehat dan merasa nyaman dengan kandangnya.

• Gantang Trucukan ditempat yang ramai dan banyak aktifitas manusia agar Trucukan bakalan tersebut terbiasa dengan keberadaan manusia disekitarnya.

Untuk perawatan tahap berikutnya adalah melatih Trucukan bahan/bakalan untuk makan voer, caranya:

• Buah pisang diambil dari kulitnya lalu dilunakkan sampai jadi bubur, campurkan dengan voer lalu aduk sampai rata.

•Masukkan kembali adonan pisang dan voer tadi kedalam kulit pisang, taburi permukaannya dengan voer kering lalu berikan pada burung, cantolkan pisang diatas cepuk agar cecerannya yang jatuh masuk kedalam cepuk, jadi tidak terbuang percuma.

• Lakukan cara tersebut setiap hari, perbanyak porsi voer dalam adonan pisang tersebut setiap harinya sampai Trucukan bahan/bakalan tersebut mau makan voer polos tanpa pisang.

• Setelah satu minggu diberikan campuran pisang dan voer, coba sediakan voer kering dalam cepuk dan tidak usah diberikan pakan buah seharian, cukup pada pagi hari diberikan jangkrik sebanyak 3 ekor dan sediakan air minumnya. Kalau burung merasa lapar, voer kering yang disediakan didalam cepuk pasti dimakan karena tidak ada pakan lainnya.

Perawatan selanjutnya setelah Trucukan semi jinak dan sudah ngevoer adalah untuk membuat Trucukan agar rajin bunyi, caranya adalah sebagai berikut:

• Setiap pagi burung diembunkan agar menghirup udara segar.

• Jam 07.00 pagi burumg dimandikan, bisa disemprot atau memakai cepuk.

• Setelah mandi berikan jangkrik sepuasnya dan ulat hongkong (UH) cukup 3 ekor.

• Berikan pisang kepok putih yang sudah diolesi madu murni.

• Ganti voer 3 hari sekali, air minumnya diganti setiap hari.

• Bersihkan kandangnya setiap hari.

• Penjemuran dilakukan rutin setiap hari selama 2 jam.

• Setelah dijemur, gantang burung ditempat yang teduh dan tenang.

• Jangan pindah-pindah tempat gantangannya agar Trucukan merasa nyaman dan mapan dulu ditempat barunya.

• Sore hari kembali berikan jangkrik sepuasnya ditambah ulat hongkong (UH) sebanyak 3 ekor untuk mendongkrak birahinya.

Lakukan perawatan tersebut secara konsisten agar Trucukan bahan/bakalan cepat jinak dan rajin bunyi. Setelah Trucukan mapan dan merasa nyaman dengan lingkungannya, pasti akan rajin bunyi dengan suara ropelnya yang khas disertai gaya buka sayap (nggaruda).

Baca juga:

Perawatan Lovebird (LB) muda/paud agar rajin ngekek

Tips memilih dan merawat Kenari bahan ombyokan agar cepat bunyi

Tips perawatan Cucak Ijo (CI) bakalan agar cepat jinak dan rajin bunyi

Demikian informasi tentang cara merawat Trucukan bahan/bakalan agar cepat ropel dan nggaruda. Untuk informasi lain seputar burung Trucukan bisa dibaca pada artikel OKB yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Trucukan nggaruda

Infoburungindo Cara Melatih Jalak Kebo Mata Putih Biar Dapat Bicara

Burung Jalak Kebo/Jalak Penyu yaitu salah satu jenis burung kicau yang cepat gacor dan sangat cerewet, bahkan bila telaten melatihnya burung...